10
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini dipaparkan kajian konseptual mengenai hakikat kecerdasan emosi, hakikat kekerasan, remaja panti asuhan, bimbingan pribadi sosial, dan
hipotesis penelitian.
A. Hakikat Kecerdasan Emosi
1. Pengertian Emosi
Emosi berasal dari bahasa latin yaitu “movere” yang berarti “menggerakkan, bergerak”, ditambahkan awalan “e” untuk memberi arti
“bergerak menjauh”. Kecenderungan untuk bertindak merupakan hal yang mutlak dalam emosi. Kamus psikologi mendefinisikan, emosi adalah suatu
keadaan yang kompleks dari organisme, yang menyangkut perubahan jasmani yang luas sifatnya. Pengertian emosi menurut Oxford English
Dictionary sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan
nafsu; setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap. Goleman berpendapat bahwa 2007:411 emosi merujuk pada
suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Berdasarkan
uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa emosi adalah suatu perasaan yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah laku terhadap
rangsangan atau stimulus, yang berasal dari dalam diri atau dari luar diri.
2. Pengertian Kecerdasan Emosi
Kecerdasan emosi merupakan sebuah teori yang diajukan pada tahun 1990 oleh dua psikolog, Peter Salovey dan John Mayer untuk
mengemukakan mengenai kualitas emosional individu. Salovey dan Mayer Goleman, 1999:513 mendefinisikan kecerdasan emosi sebagai
kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan perasaan orang lain, serta menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memandu
pikiran dan tindakan. Menurut Goleman
1999 kecerdasan emosi adalah kemampuan
seseorang untuk mengatur kehidupan emosinya secara cerdas to manage our emotional life with intelligent
, menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya
the approprianteness of emotion and it’s expression melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri,
empati, dan keterampilan sosial. Kecerdasan emosi dapat disimpulkan sebagai kemampuan mental yang membantu individu dalam menyadari
dan mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri, dan mengenali emosi orang lain.
3. Aspek-aspek Kecerdasan Emosi
Menurut Salovey Goleman, 2007:57-59, kecerdasan emosi terbagi menjadi lima wilayah utama, yaitu:
a. Mengenali Emosi Diri
Mengenali emosi diri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan pada saat perasaan itu terjadi. Individu dikatakan
berhasil mengenali emosinya, apabila individu tersebut memiliki kepekaan yang tinggi atas emosinya. Individu yang memiliki
keyakinan lebih tentang perasaannya merupakan individu yang mampu mengontrol kehidupan emosionalnya. Menurut konsep Goleman
individu yang memiliki kesadaran diri akan lebih peka dan cermat dalam menghadapi perasaannya dan menghadapi suasana hati orang
lain. Seorang remaja yang memiliki kesadaran emosi akan terlihat dari kemampuannya dalam mengarahkan diri sendiri terkait dengan
pengambilan keputusan. b.
Mengelola Emosi Kemampuan individu untuk menguasai perasaannya sendiri
agar perasaan itu dapat diungkapkan secara tepat dan selaras, sehingga dapat tercapai keseimbangan dalam diri. Individu yang mampu
menghadapi badai emosional yang dibawa oleh diri sendiri, merupakan individu yang mampu bangkit dari keterpurukan.
Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk bangkit dari perasaan- perasaan yang menekan, menghibur diri sendiri, melepasakan
kecemasan, kemurungan, dan ketersinggungan. Remaja yang mampu mengelola emosi, memiliki kemampuan dalam pengendalian diri.
Remaja yang memiliki kemampuan dalam pengendalian diri akan memiliki sikap terbuka dan mampu menerima kritik dari orang lain
terhadap dirinya.