38
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini memuat beberapa hal yang berkaitan dengan metodologi penelitian antara lain, jenis penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian, validitas dan
reliabilitas, prosedur penyusunan alat, dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu
gejala, peristiwa, dan kejadian yang terjadi pada saat sekarang Sugiyono, 2010. Arikunto 2002:234 menjelaskan bahwa penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa
adanya pada saat penelitian dilaksanakan. Dalam penelitian deskriptif, peneliti berusaha untuk mendeskripsikan keadaan yang menjadi pusat perhatian
peneliti tanpa memberikan atau mengubah perilaku terhadap keadaan tersebut. Penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab
permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Penelitian deskriptif menempuh langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi dan
analisis atau pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan, dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang sesuatu keadaan secara
objektif. Peneliti menggunakan pendekatan deskriptif karena penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran mengenai tingkat kecerdasan emosi remaja
panti asuhan yang mengalami kekerasan dan tidak mengalami kekerasan.
B. Subjek Penelitian
Penelitian ini mengambil semua anggota populasi menjadi subjek penelitian. Populasi penelitian ini adalah siswa Panti Asuhan Santo Yusuf
Sindanglaya. Peneliti memilih Panti Asuhan St. Yusuf Sindanglaya sebagai subjek penelitian karena belum pernah dijadikan sebagai subjek penelitian
terkait dengan tingkat kecerdasan emosi. Hasil penelitian, kiranya dapat menjadi acuan atau masukan bagi para pamong panti dan siswa panti untuk
memahami pentingnya kecerdasan emosi di masa kini. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan menjadi usulan program yang berimplikasi pada
program pengembangan kecerdasan emosi siswa di lingkungan Asrama Panti Asuhan. Alasan lain peneliti memilih siswa Panti Asuhan St. Yusuf
Sindanglaya yaitu karena siswa di panti aushan ini sedang menjalani proses kehidupan di lingkungan, bersama dengan orang lain yang memiliki latar
belakang budaya berbeda, komunikasi, dan relasi. Di samping itu, sebagain dari remaja yang diasuh panti asuhan ini memiliki latar belakang pengalaman
sebagai korban kekerasan yang dalam penelitian ini menjadi variabel penelitan.
Tabel 1 Subjek Penelitian
Panti Jumlah
Putera 68
Puteri 46