terutama remaja. Sikap tegas, bertanggung jawab, dan rasional perlu
diberikan agar
remaja memiliki
batasan dalam
mengekspresikan sikap dan perilaku mereka sehari-hari, mengingat bahwa beberapa orang tua tidak mampu mengatasi perasaan-
perasaan negatif anak remaja mereka. 2
Lingkungan Perkembangan emosi remaja dipengaruhi oleh lingkungan
dimana individu
berkembang. Mangunhardjana
1986 mengemukakan bahwa lingkungan sosial mempunyai pengaruh
yang cukup besar bagi perkembangan kepribadian individu. Lingkungan dimana remaja berada, seperti lingkungan sekolah,
tempat bermain, dan masyarakat dapat mempengaruhi pencapaian kecerdasan emosi individu terutama remaja. Lingkungan yang
harmonis akan mendukung remaja dalam mencapai perkembangan kecerdasan emosi secara optimal, namun lingkungan yang kurang
mendukung atau lingkungan yang buruk akan membuat remaja mengalami ketakutan, kegelisahan, mudah cemas, bersikap apatis,
dan reaktif, sehingga remaja sulit mencapai kecerdasan emosi secara optimal.
B. Hakikat Kekerasan
1. Pengertian Kekerasan
Kekerasan berasal dari bahasa latin violentus yang berasal dari kata vi
atau vis berarti “kekuasaan atau berkuasa”, merupakan sebuah ekspresi
yang dilakukan secara fisik ataupun secara verbal yang mencerminkan pada tindakan agresi dan penyerangan pada kebebasan atau martabat
seseorang yang dapat dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang. Menurut Pasal 1 UU Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekerasan dalam Rumah Tangga UU PKDRT, kekerasan adalah setiap perbuatan terhadap seseorang, terutama perempuan yang mengakibatkan
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan
perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan yang melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kekerasan adalah perilaku agresif baik secara fisik, verbal dan non verbal yang dapat
menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain.
2. Bentuk Kekerasan
Menurut Pasal 1 UU Nomor 23 tahun 2004 tentang kekerasan dalam rumah tangga KDRT bentuk kekerasan sebagai berikut:
a. Kekerasan Fisik
Kekerasan fisik meliputi, kekerasan fisik berat dan kekerasan fisik ringan.
1 Kekerasan Fisik Berat
Berupa penganiayaan berat, seperti menendang, memukul, melakukan percobaan pembunuhan atau pembunuhan, dan semua
perbuatan lain yang dapat mengakibatkan: cidera berat, tidak mampu menjalankan tugas sehari-hari, pingsan, luka berat pada
tubuh korban dan atau luka yang sulit disembuhkan atau yang menimbulkan bahaya mati, kehilangan salah satu panca indera,
mendapat cacat, menderita sakit lumpuh, terganggunya daya pikir, gugurnya atau matinya kandungan seorang perempuan, kematian
korban. 2
Kekerasan Fisik Ringan Berupa menampar, menjambak, mendorong, dan perbuatan
lainnya yang mengakibatkan: cedera ringan, rasa sakit dan luka fisik yang tidak masuk dalam kategori berat.
b. Kekerasan Psikis
Kekerasan psikis meliputi, kekerasan psikis berat dan kekerasan psikis ringan.
1 Kekerasan Psikis Berat
Berupa tindakan pengendalian, manipulasi, eksploitasi, kesewenangan, perendahan dan penghinaan, dalam bentuk
pelarangan, pemaksaan dan isolasi sosial; tindakan dan atau ucapan yang merendahkan atau menghina, penguntitan, kekerasan dan atau
ancaman kekerasan fisik, seksual dan ekonomis yang dapat
mengakibatkan penderitaan psikis berat, seperti gangguan tidur atau gangguan makan atau ketergantungan obat atau disfungsi
seksual, yang salah satu atau kesemuanya berat dan atau menahun, gangguan stres pasca trauma, gangguan fungsi tubuh berat seperti
tiba-tiba lumpuh atau buta tanpa indikasi medis, depresi berat atau destruksi diri, gangguan jiwa dalam bentuk hilangnya kontak
dengan realitas seperti skizofrenia dan atau bentuk psikotik lainnya.
2 Kekerasan Psikis Ringan
Berupa tindakan pengendalian, manipulasi, eksploitasi, kesewenangan, perendahan dan penghinaan, dalam bentuk
pelarangan, pemaksaan, dan isolasi sosial; tindakan dan atau ucapan yang merendahkan atau menghina, penguntitan, ancaman
kekerasan fisik, seksual dan ekonomis; yang dapat mengakibatkan penderitaan psikis ringan, seperti ketakutan dan perasaan terteror,
rasa tidak berdaya, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, gangguan tidur atau gangguan makan
atau disfungsi seksual, gangguan fungsi tubuh ringan misalnya, sakit kepala, gangguan pencernaan tanpa indikasi medis, fobia
atau depresi temporer.