23 waktu untuk menyelesaikan kegiatan”. Pada umumnya, setiap orang bertindak
berdasarkan force of habit, walaupun sebenarnya ada cara lain yang lebih menguntungkan untuk dilakukan. Kebiasaan dianggap sebagai cara yang mudah
dan tidak memerlukan konsentrasi dan perhatian yang besar. Sudjana 2014: 173 menyatakan “keberhasilan siswa atau mahasiswa dalam mengikuti pelajaran atau
kuliah banyak bergantung kepada kebiasaan belajar yang teratur dan berkesinambungan”.
Berdasarkan definisi-definisi kebiasaan belajar tersebut, dapat disimpulkan kebiasaan belajar adalah suatu perilaku belajar seseorang yang terbentuk karena
dilakukan secara berulang-ulang dan sifatnya relatif menetap. Berbagai perilaku belajar tersebut menjadi terbiasa sehingga terlaksana secara otomatis dan spontan
tanpa ada paksaan dan tanpa memerlukan pikiran. Kebiasaan bukan merupakan bakat alamiah yang berasal dari faktor bawaan, tetapi sesuatu yang harus dibentuk
melalui pengalaman, latihan, dan belajar secara terus-menerus berkesinambungan. Oleh karena itu, kebiasaan belajar yang baik perlu ditanamkan dan dikembangkan
sedikit demi sedikit pada siswa agar ia memperoleh prestasi belajar yang baik. Kebiasaan seseorang dalam belajar secara teratur dapat terbentuk dari kebiasaan
siswa belajar mandiri di rumah dan kebiasaan belajar ketika di sekolah.
2.1.2.2 Komponen Kebiasaan Belajar
Djaali 2014: 128 mengemukakan kebiasaan belajar dibagi ke dalam dua bagian, yaitu: 1 Delay Avoidan DA merupakan kebiasaan belajar yang
menunjuk pada
ketepatan waktu
penyelesaian tugas-tugas
akademis, menghindarkan diri dari hal-hal yang memungkinkan tertundanya penyelesaian
tugas, dan menghilangkan rangsangan yang akan mengganggu konsentrasi dalam
24 belajar; 2 Work Methods WM merupakan kebiasaan belajar yang menunjuk
kepada penggunaan cara prosedur belajar yang efektif dan efisien dalam mengerjakan tugas akademik dan keterampilan belajar.
2.1.2.3 Aspek-aspek Kebiasaan Belajar
Kebiasaan belajar tentunya ada kebiasaan belajar yang baik dan kebiasaan belajar yang kurang baik. Kebiasaan belajar yang baik akan memperoleh hasil
yang maksimal. Slameto 2013: 82-91 menjelaskan kebiasaan belajar yang dapat memengaruhi prestasi belajar yaitu: 1 pembuatan jadwal dan pelaksanaannya,
2 membaca dan membuat catatan, 3 mengulangi bahan pelajaran, 4 konsentrasi, dan 5 mengerjakan tugas.
Kebiasaan belajar yang baik dimulai dari membuat jadwal. Proses belajar akan berjalan dengan baik dan berhasil apabila siswa dapat membagi waktu
belajarnya, yaitu dengan membuat jadwal yang baik dan melaksanakannya dengan teratur, disiplin dan efisien. Jadwal adalah pembagian waktu untuk sejumlah
kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang setiap harinya. Siswa yang menyusun jadwal dan melaksanakannya sesuai dengan jadwal yang telah dibuat menandakan
siswa mampu memanfaatkan waktu-waktu yang tersedia setiap harinya untuk kegiatan belajar, tidur, makan, mandi, olahraga, dan sebagainya. Membuat jadwal
dan melaksanakannya dengan baik merupakan hal yang termasuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Membaca dan membuat catatan juga mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap belajar. Hampir sebagian besar kegiatan belajar adalah membaca
karena membaca adalah alat belajar. Kebiasaan-kebiasaan membaca yang baik
25 adalah sebagai berikut: memerhatikan kesehatan mata, memiliki jadwal belajar,
membuat tanda-tanda atau catatan-catatan, memanfaatkan perpustakaan, membaca sungguh-sungguh semua buku-buku yang perlu untuk setiap mata pelajaran
sampai menguasai isinya, dan membaca dengan konsentrasi penuh. Setiap siswa yang ingin meningkatkan prestasi belajar, ia harus teratur membaca buku
pelajaran setiap harinya. Belajar tidak hanya berpedoman pada satu sumber saja, siswa perlu membaca sumber belajar lain untuk memperluas pengetahuan mereka.
Tidak hanya buku pelajaran, buku lain yang berkaitan dengan materi pelajaran juga penting agar pengetahuan siswa bertambah. Semakin banyak membaca buku,
maka semakin banyak pula pengetahuan yang diperoleh. Siswa terkadang lupa dengan hal-hal yang telah dibacanya sehingga perlu
untuk membuat catatan kecil agar siswa dapat mengingat kembali apa yang telah dibacanya. Membuat catatan juga besar pengaruhnya dalam belajar karena
membantu siswa dalam mengingat hal-hal penting pada setiap materi pelajaran yang dipelajarinya. Dalam membuat catatan sebaiknya tidak semua yang
dipelajari atau dibaca itu ditulis, tetapi diambil intisarinya saja sehingga siswa mencatat rangkuman materi dari mata pelajaran yang telah dipelajari. Catatan
yang dibuat dengan rapi dan ditulis dengan jelas akan membuat siswa mudah untuk mempelajari semua materi secara umum dalam belajar sehingga dapat
meraih prestasi belajar yang diharapkan. Catatan materi yang telah dibuat siswa dapat digunakan untuk mengulang
agar materi pelajaran tetap diingat oleh siswa. Mengulangi bahan pelajaran penting karena dengan adanya pengulangan review, bahan pelajaran yang belum
26 dikuasai akan tetap tertanam dalam otak seseorang. Mengulang dapat secara
langsung sesudah membaca, tetapi lebih penting adalah mempelajari kembali bahan pelajaran yang sudah dipelajari. Caranya adalah dengan membuat
ringkasan, kemudian untuk mengulang cukup belajar dari ringkasan itu. Agar dapat mengulang dengan baik, maka perlu menyediakan waktu untuk mengulang
dan menggunakan waktu itu sebaik-baiknya untuk menghafal dengan bermakna dan memahami bahan yang diulang dengan sungguh-sungguh. Metode menghafal
bermacam-macam, yaitu dapat dengan cara diam tetapi otak berusaha untuk mengingat-ingat, dapat dengan membaca keras atau mendengarkan, dan dapat
juga dengan cara menulisnya. Dalam setiap kegiatan belajar, konsentrasi sangat diperlukan karena
menentukan prestasi belajar seseorang. Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak
berhubungan. Pemusatan pikiran merupakan kebiasaan yang dapat dilatih, bukan bakat atau pembawaan. Seseorang yang belajar dengan baik adalah orang yang
dapat berkonsentrasi dengan baik dalam belajar. Siswa harus memiliki kebiasaan untuk memusatkan pikiran dalam belajar karena konsentrasi merupakan kunci
untuk berhasil dalam belajar. Agar dapat berkonsentrasi dengan baik, siswa harus memiliki minat dan motivasi yang tinggi, tempat untuk belajar yang bersih dan
rapi, mencegah timbulnya kebosanan, menjaga kesehatan dan memerhatikan kelelahan, menyelesaikan masalah yang mengganggu belajar dan bertekad untuk
mencapai tujuan dan hasil terbaik dalam setiap belajar. Menguji pemahaman siswa mengenai materi pelajaran yang telah
dipelajarinya dapat dilakukan dengan cara mengerjakan tugas. Mengerjakan tugas
27 dengan baik akan membuat siswa berhasil dalam belajarnya karena dapat melatih
kemampuan siswa terhadap materi pelajaran. Tugas itu mencakup mengerjakan tesulangan atau ujian yang diberikan guru, tetapi juga membuat atau mengerjakan
latihan-latihan yang ada dalam buku-buku ataupun soal-soal buatan sendiri. Siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang baik, akan mengerjakan semua tugas
dengan sebaik-baiknya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Hal itu karena siswa memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai prestasi belajar yang
maksimal. Menunda mengerjakan tugas merupakan hal yang tidak baik dalam membentuk kebiasaan belajar yang baik.
Pada dasarnya, dalam proses pembelajaran ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang baik. Aunurrahman 2014: 185 mengemukakan beberapa
bentuk perilaku yang menunjukkan kebiasaan tidak baik dalam belajar yang sering dijumpai pada sejumlah siswa, yaitu: 1 belajar tidak teratur, 2 daya
tahan belajar rendah belajar secara tergesa-gesa, 3 belajar bilamana menjelang ulangan atau ujian, 4 tidak memiliki catatan pelajaran yang lengkap, 5 tidak
terbiasa membuat ringkasan, 6 tidak memiliki motivasi untuk memperkaya materi pelajaran, 7 senang menjiplak pekerjaan teman, termasuk kurang percaya
diri di dalam menyelesaikan tugas, 8 sering datang terlambat, dan 9 melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk misalnya merokok. Dimyati dan Mudjiono 2010:
246 menyatakan kebiasaan belajar yang kurang baik, yaitu: 1 belajar pada akhir semester, 2 belajar tidak teratur, 3 menyia-nyiakan kesempatan belajar, 4
bersekolah hanya untuk bergengsi, 5 datang terlambat bergaya pemimpin, 6 bergaya jantan, seperti merokok, sok menggurui teman lain, dan 7 bergaya minta
belas kasihan tanpa belajar.
28 Berdasarkan penjelasan tentang aspek-aspek kebiasaan belajar tersebut,
dapat disimpulkan bahwa terdapat kebiasaan belajar yang baik dan kebiasaan belajar yang tidak baik. Siswa yang ingin memperoleh prestasi belajar yang
optimal, maka siswa harus memiliki kebiasaan belajar yang baik. Siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang baik akan mudah dalam memahami dan
menguasai materi pelajaran yang pada akhirnya dapat memperoleh prestasi belajar yang optimal. Siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang tidak baik akan
mengalami kesulitan dalam memahami dan menguasai materi pelajaran. Hal itu akan menghambat kemajuan belajarnya yang pada akhirnya mengalami kegagalan
dalam prestasi. Kebiasaan belajar yang baik ini perlu ditanamkan dan dikembangkan dalam diri setiap siswa. Oleh karena itu, kebiasaan belajar yang
kurang baik harus dihindari dan diubah melalui kegiatan pembiasaan, pembinaan disiplin belajar pada siswa, dan dengan memberikan penguatan dalam belajar. Hal
itu dikarenakan kebiasaan belajar bukan bakat alamiah, tetapi merupakan perilaku yang dipelajari dengan sengaja. Dengan demikian, akan dapat mengurangi
kebiasaan belajar yang tidak baik dan membangkitkan kepercayaan diri siswa untuk lebih giat belajar sehingga dapat memperoleh prestasi belajar yang
diharapkan.
2.1.2.4 Pembentukan Kebiasaan Belajar yang Baik