Analisis Korelasi Sederhana Analisis Regresi Sederhana

76 Pearson dan beri tanda centang pada Spearman lalu klik OK Priyatno 2010: 86. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada output Correlations kolom unstandardized residual. Jika signifikansi korelasi kurang dari 0,05 maka pada model regresi terjadi masalah heteroskedastisitas Priyatno 2010: 84.

3.6.3 Analisis Akhir Pengujian Hipotesis

Analisis akhir dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan beberapa teknik analisis, yaitu analisis korelasi sederhana, analisis regresi sederhana, analisis korelasi ganda, analisis regresi berganda, koefisien determinan, dan uji F. Uraiannya sebagai berikut:

3.6.3.1 Analisis Korelasi Sederhana

Analisis korelasi sederhana digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel dan untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi Priyatno 2010: 16. Analisis korelasi menggunakan korelasi Pearson Product Moment. Nilai korelasi r berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah. Penghitungan analisis korelasi sederhana menggunakan SPSS versi 20, dengan langkah-langkah sebagai berikut: klik Analyze →Correlate →Bivariate. Masukkan variabel ke kotak Variables lalu klik OK Priyatno 2010: 15. Dasar pengambilan keputusan yaitu jika nilai Sig ˃0,05, maka H diterima. Jika Sig0,05, maka H ditolak Priyatno 2012: 109. Rumus korelasi Pearson Product Moment yaitu sebagai berikut: 77 Keterangan: x = variabel pertama y = variabel kedua n = jumlah data

3.6.3.2 Analisis Regresi Sederhana

Regresi sederhana adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki, agar kesalahannya dapat diperkecil dengan kata lain regresi dapat diartikan sebagai usaha memperkirakan perubahan Riduwan 2013: 147. Analisis regresi sederhana digunakan untuk menjawab hipotesis nomor 1 dan 2. Persamaan regresi sederhana menurut Sugiyono 2013: 262 dirumuskan sebagai berikut: Keterangan: Y = Nilai yang diprediksikan a = Konstanta atau bila harga X = 0 b = Koefisien regresi X = Nilai variabel independen Dalam penelitian ini, penghitungan analisis regresi sederhana dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 20. Langkah-langkah penghitungan analisis regresi sederhana dengan program SPSS versi 20 adalah sebagai berikut: pilih menu Analyze  Regression  Linear. Masukkan variabel kebiasaan belajar dan Y = a + bX 78 lingkungan sekolah ke kotak Independent s serta variabel prestasi belajar ke kotak Dependent, kemudian klik OK. Dasar pengambilan keputusan yaitu jika nilai -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel , maka H diterima. Jika nilai -t hitung - t tabel atau t hitung ˃ t tabel maka H ditolak. Berdasar signifikansi, jika nilai signifikansi 0,05 maka H ditolak dan H a diterima. Namun, jika nilai signifikansi 0,05 maka H diterima dan H a ditolak Priyatno 2012: 126. 3.6.3.3 Analisis Korelasi Ganda R Analisis korelasi ganda berfungsi untuk mencari besarnya pengaruh atau hubungan antara dua variabel bebas X atau lebih secara simultan bersama- sama dengan variabel terikat Y Riduwan 2015: 141. Rumus korelasi ganda dengan dua variabel terikat Priyatno, 2010: 65, yaitu sebagai berikut: Keterangan: Ryx 1 x 2 = korelasi variabel X 1 dan X 2 secara bersama-sama dengan variabel Y ryx 1 = korelasi sederhana antara X 1 dengan Y ryx 2 = korelasi sederhana antara X 2 dengan Y ryx 1 x 2 = korelasi sederhana antara X 1 dengan X 2 Korelasi berganda dilambangkan |R|. “Nilai R berkisar antara 0 sampai 1. Apabila nilai semakin mendekati 1, maka pengaruh atau hubungan yang terjadi semakin kuat. Sebaliknya, apabila nilai semakin mendekati 0, maka pengaruh atau hubungan yang terjadi semakin lemah” Priyatno 2010: 65. Pedoman dalam memberikan interpretasi koefisien korelasi menurut Sugiyono 2007 dalam Priyatno 2010: 65 dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut: 79 Tabel 3.7 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000 sangat rendah rendah sedang kuat sangat kuat Sumber: Priyatno 2010: 65 Untuk mengetahui analisis korelasi ganda, peneliti menggunakan program SPSS versi 20. Hasil analisis korelasi ganda dapat dilihat pada output Model Summary kolom R dari hasil analisis regresi berganda. 3.6.3.4 Analisis Regresi Berganda Kegunaan regresi berganda dalam penelitian ini adalah untuk meramalkan atau memprediksi nilai variabel terikat Y apabila variabel bebas X minimal dua atau lebih Riduwan 2015: 155. Regresi berganda dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat kausal antara dua variabel bebas X 1 dan X 2 dengan satu variabel terikat Y. Analisis regresi ganda digunakan untuk menjawab hipotesis nomor 3. Persamaan regresi ganda menurut Priyatno 2010: 61 dirumuskan: Y‟ = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + ... + b n X n Keterangan: Y‟ = variabel dependen nilai yang diprediksikan X 1. X 2 .X n = variabel independen a = konstanta nilai Y apabila X 1, X 2 , ...X n = 0 b 1, b 2 , b n = koefisien regresi nilai peningkatan ataupun penurunan 80 Dalam perhitungan analisis regresi berganda, peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 20. Langkah-langkah yang digunakan adalah klik menu Analyze →Regression →Linear. Masukkan variabel kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah ke kotak Independent s dan variabel prestasi belajar ke kotak Dependent lalu klik OK Priyatno 2010: 63-4. Hasil pengujian analisis linear regresi berganda dapat dilihat pada output Linear Regression.

3.7.2.2 Analisis Koefisien Determinasi R

Dokumen yang terkait

Kebiasaan Menonton Televisi, Aktivitas Belajar Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri 101791 Patumbak.

1 62 79

Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Siswa Kelas V SD Al-Irsyad Al-Islamiyyah Bekasi

0 5 91

PENGARUH KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SE DAERAH BINAAN III KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG

2 59 166

PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR DIDAERAH BINAAN I KECAMATAN LIMPUNG KABUPATEN BATANG

12 121 210

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI DAERAH BINAAN II KECAMATAN AJIBARANG BANYUMAS

0 13 211

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI SE DAERAH BINAAN II KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

4 62 173

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 04 Pengaruh Motivasi dan Kedisiplinan Belajar terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 04 Alastuwo Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar

0 2 11

PENGARUH PERHATIAN ORANGTUA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI DAERAH BINAAN I KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG

0 0 75

PENGARUH PERAN GURU DAN KEDISIPLINAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD SEKOLAH BINAAN ECAMATAN BREBES KABUPATEN BREBES

0 0 72

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 1 TINGGARJAYA

0 0 15