Desain Penelitian Hasil Uji Koefisien Regresi Bersama Uji F

54 BAB 3 METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan langkah-langkah dan tata cara yang dilakukan peneliti selama melaksanakan penelitian. Pada bagian metode penelitian akan dijelaskan mengenai: 1 desain penelitian, 2 populasi dan sampel, 3 variabel penelitian dan definisi operasional variabel, 4 teknik pengumpulan data, 5 instrumen penelitian, dan 6 teknik analisis data. Uraiannya sebagai berikut.

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena data penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan statistik Sugiyono 2013: 11. Metode penelitian yang digunakan adalah ex post facto. Sugiyono 1999 dalam Riduwan 2013: 50 menyatakan “penelitian ex post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian melihat ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang menimbulkan kejadian tersebut”. Kerlinger 1973 dalam Thoifah 2015: 225 mengemukakan “penelitian ex post facto adalah penyelidikan empiris yang sistematis di mana peneliti tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung, karena eksistensi dari variabel tersebut telah terjadi, atau karena variabel tersebut pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi ”. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian ex post facto tentang pengaruh kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal. Penelitian 55 ini merupakan penelitian terhadap tiga variabel yang terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini yaitu prestasi belajar. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda.

3.2 Populasi dan Sampel

Pada bagian populasi dan sampel ini, akan diuraikan tentang populasi penelitian dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Uraiannya yaitu sebagai berikut.

3.2.1 Populasi

Sugiyono 2013: 119 menyatakan “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objeksubjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sementara itu, Riduwan 2013: 10 menyatakan “populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian”. Jadi, populasi bukan sekadar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi juga meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal dengan jumlah populasi sebanyak 316 siswa yang terdiri dari 11 SD Lampiran 1 hal 150. Rincian jumlah populasi masing-masing SD dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut: 56 Tabel 3.1 Populasi Penelitian No. Nama Sekolah Jumlah Siswa Kelas V 1. SD Negeri Margasari 01 23 2. SD Negeri Margasari 03 36 3. SD Negeri Margasari 04 28 4. SD Negeri Margasari 05 23 5. SD Negeri Margasari 06 44 6. SD Negeri Margasari 07 24 7. SD Negeri Dukuh Tengah 01 22 8. SD Negeri Dukuh Tengah 02 38 9. SD Negeri Dukuh Tengah 03 27 10. SD Negeri Dukuh Tengah 04 26 11. SD Negeri Wanasari 25 Jumlah 316 Sumber: Data Dokumen

3.2.2 Sampel

Sugiyono 2013: 120 menyatakan “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Riduwan 2013: 56 menyatakan “sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Karena tidak semua data dan informasi akan diproses dan tidak semua orang akan diteliti melainkan cukup dengan menggunakan sampel yang mewakili. Oleh karena itu, sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif mewakili. Agar sampel yang diambil bersifat representatif maka diperlukan suatu teknik sampling. Sugiyono 2013: 121 menyatakan “teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel”. Dalam penelitian ini, sampel diambil dengan menggunakan teknik proporsional random sampling. Dalam pengambilan jumlah sampel, peneliti menggunakan rumus Slovin dengan taraf kesalahan 5. Rumus Slovin yang dikutip oleh Thoifah 2015: 18 adalah sebagai berikut. 57 n = Keterangan: N = ukuran populasi n = ukuran sampel e = batas ketelitian yang digunakan yaitu 5. Penerapan rumus Slovin dalam penelitian ini untuk menghitung sampel dengan jumlah populasi sebesar 316 siswa sebagai berikut: n = n = n = n = 176, 5363 = 177 Sugiyono 2013: 133 m enyatakan “apabila dalam penghitungan sampel menghasilkan pecahan terdapat koma, maka sebaiknya dibulatkan ke atas agar jumlah sampel yang diambil lebih aman”. Berdasarkan jumlah populasi siswa kelas V SD Negeri Dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal sebanyak 316 siswa, maka dengan menggunakan rumus Slovin diperoleh jumlah sampel representatif sebanyak 177 siswa. Dalam penelitian ini, sampel yang akan diambil berupa sampel proporsi, karena populasi di setiap sekolah berbedaberstrata. Arikunto 2013: 182 menyatakan ada kalanya banyaknya subjek yang terdapat pada setiap wilayah tidak sama sehingga untuk memperoleh sampel yang representatif, pengambilan subjek dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding proporsional dengan banyaknya subjek pada masing-masing wilayah. 58 Pengambilan sampel menggunakan rumus proporsional random sampling menurut Sugiyono 1999 yang dikutip oleh Riduwan 2013: 66 yaitu sebagai berikut: Keterangan: ni = jumlah sampel menurut stratum n = jumlah sampel seluruhnya Ni = jumlah populasi menurut stratum N = jumlah populasi seluruhnya Dengan menggunakan rumus proporsional random sampling, diperoleh anggota sampel dari tiap SD Negeri Lampiran 2 hal 161 dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut: Tabel 3.2 Jumlah Sampel Penelitian No. Nama Sekolah Populasi Sampel 1. SD Negeri Margasari 01 23 23316x177 = 13 2. SD Negeri Margasari 03 36 36316x177 = 20 3. SD Negeri Margasari 04 28 28316x177 = 16 4. SD Negeri Margasari 05 23 23316x177 = 13 5. SD Negeri Margasari 06 44 44316x177= 25 6. SD Negeri Margasari 07 24 24316x177 = 13 7. SD Negeri Dukuh Tengah 01 22 22316x177 = 12 8. SD Negeri Dukuh Tengah 02 38 38316x177 = 21 9. SD Negeri Dukuh Tengah 03 27 27316x177 = 15 10. SD Negeri Dukuh Tengah 04 26 26316x177 = 15 11. SD Negeri Wanasari 25 25316x177 = 14 Jumlah 316 177 swa

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Pada bagian ini, akan dijelaskan tentang variabel penelitian dan definisi operasional variabel. Uraiannya sebagai berikut: 59

3.3.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono 2013: 64. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua macam, yaitu variabel bebas X dan variabel terikat Y. Uraian selengkapnya sebagai berikut.

3.3.1.1 Variabel Bebas

Variabel bebas disebut juga dengan variabel independen. Sugiyono 2013: 64 menyatakan “variabel independen merupakan variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen terikat”. Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel bebas, yaitu kebiasaan belajar X 1 dan lingkungan sekolah X 2 . 3.3.1.2 Variabel Terikat Sugiyono 2 013: 64 menyatakan “variabel terikat atau juga bisa disebut variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas memengaruhi”. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal Y.

3.3.2 Definisi Operasional Variabel

Widoyoko 2015: 130 menyatakan “definisi operasional digunakan untuk menghindari dari perbedaan penafsiran dalam memahami variabel penelitian sehingga variabel- variabel penelitian harus didefinisikan sejelas mungkin”. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah 60 sebagai variabel bebas. Kemudian prestasi belajar sebagai variabel terikat. Variabel-variabel tersebut didefinisikan secara operasional sebagai berikut:

3.3.2.1 Kebiasaan Belajar

Kebiasaan belajar adalah suatu perilaku belajar seseorang yang terbentuk karena dilakukan secara berulang-ulang dalam kesehariannya dan sifatnya relatif menetap. Dengan kata lain, kebiasaan belajar dilakukan secara otomatis dan tanpa paksaan. Kebiasaan belajar dalam penelitian ini adalah cara belajar yang ditunjukkan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar yang meliputi cara mengikuti pelajaran di sekolah, cara belajar mandiri, cara belajar kelompok, mempelajari buku teks, dan cara menghadapi ujian. Data kebiasaan belajar diambil dengan angket atau kuesioner.

3.3.2.2 Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah merupakan seluruh kondisi yang ada di lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang dapat memengaruhi tingkah laku siswa. Dalam penelitian ini, indikator lingkungan sekolah adalah metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, dan keadaan ruang kelas. Data lingkungan sekolah diambil dengan angket atau kuesioner.

3.3.2.3 Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran di sekolah dalam waktu tertentu yang ditunjukkan melalui nilai atau angka. Dengan adanya prestasi, siswa dapat melihat seberapa jauh kemampuan yang diperolehnya dalam proses pembelajaran. 61 Dalam penelitian ini, prestasi belajar yang digunakan yaitu nilai Ulangan Tengah Semester UTS 2 tahun ajaran 20152016 siswa kelas V SD Negeri Dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono 2013: 308 menyatakan “teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan”. Riduwan 2013: 69 menyatakan “penelitian harus memerhatikan teknik pengumpulan data mana yang paling tepat sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliabel”. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur, angket atau kuesioner, dan dokumentasi. Berikut uraian selengkapnya:

3.4.1 Wawancara Tidak Terstruktur

Riduwan 2013: 74 menyatakan “wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya”. Sugiyono, 2013: 316 “wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu”. Dalam penelitian ini, jenis wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara tidak terstruktur. Sugiyono 2013: 191 menyatakan “wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya”. Pedoman wawancara yang 62 digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara tidak terstruktur dalam penelitian ini berisi pertanyaan-pertanyaan tentang informasi dan data awal penelitian. Peneliti melakukan wawancara tidak terstruktur dengan guru kelas V untuk menemukan permasalahan, mendapatkan informasi, dan data awal penelitian.

3.4.2 Angket atau Kuesioner

Riduwan 2013: 71 menyata kan “angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons responden sesuai dengan permintaan pengguna”. Sugiyono 2013: 193 menyatakan “angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Sugiyono 2013: 193 menjelaskan angket atau kuesioner cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Pertanyaan dan jawaban telah disediakan sehingga responden hanya memilih jawaban yang telah tersedia. Angket akan diberikan kepada siswa kelas V SD Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal untuk mengetahui kebiasaan belajar siswa dan lingkungan sekolah.

3.4.3 Dokumentasi

Widoyoko 2015:50 menyatakan “dalam arti sempit dokumen berarti barang-barang atau benda-benda tertulis, sedangkan dalam arti yang lebih luas, dokumen bukan hanya berwujud tulisan saja, tetapi dapat berupa benda-benda peninggalan, seperti prasasti dan simbol- simbol lainnya”. Dokumen merupakan 63 catatan peristiwa yang sudah berlalu, bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya- karya monumental dari seseorang Sugiyono 2013: 326. Riduwan 2013: 77 menyatakan “dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto- foto, film dokumenter, dan data yang relevan penelitian”. Dokumen yang digunakan peneliti dalam penelitian ini untuk memperoleh data berupa daftar nama lengkap siswa dan nilai Ulangan Tengah Semester UTS 2 siswa kelas V SD Negeri Dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal tahun ajaran 20152016.

3.5 Instrumen Penelitian

Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti harus menggunakan sebuah alat ukur yang pada umumnya disebut instrumen penelitian. “Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah” Arikunto 2013: 203. Widoyoko 2015: 51 menyatakan “instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan pengukuran”. Sugiyono 2013: 148 menyatakan “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Secara spesifik semua fenomena ini disebut dengan variabel penelitian. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti. Dengan demikian, jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian berdasarkan pada jumlah variabel yang diteliti. Instrumen dalam penelitian ini 64 berupa pedoman wawancara tidak terstruktur untuk menemukan permasalahan, informasi, dan data awal penelitian. Angket digunakan untuk mengukur kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah. Dokumentasi digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Uraian mengenai instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

3.5.1 Pedoman Wawancara

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara tidak terstruktur ini, disusun oleh peneliti secara bebas sesuai keadaan saat melakukan wawancara dengan guru kelas V SD Negeri Dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal. Pedoman wawancara yang digunakan peneliti untuk mengetahui gambaran awal kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah, serta prestasi belajar siswa kelas V. Daftar pertanyaan atau pedoman wawancara tidak terstruktur terdapat pada lampiran 4 hal 167.

3.5.2 Angket atau Kuesioner

Instrumen ini disusun menggunakan indikator-indikator tentang kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah, yaitu sebagai berikut:

3.5.2.1 Kebiasaan Belajar

Angket kebiasaan belajar yang sudah diujicobakan terdiri dari 44 pertanyaan. Indikator yang digunakan untuk mengukur kebiasaan belajar dikembangkan berdasarkan teori dari Nana Sudjana 2014: 165-173 yaitu: 1 Cara mengikuti pelajaran; 2 Cara belajar mandiri; 3 Cara belajar kelompok; 4 Mempelajari buku teks; 5 Cara menghadapi ujian. Kisi-kisi dan angket uji coba kebiasaan belajar terdapat pada lampiran 5 hal 169 dan lampiran 6 hal 170. 65

3.5.2.2 Lingkungan Sekolah

Angket lingkungan sekolah yang sudah diujicobakan terdiri dari 45 pernyataan. indikator yang digunakan untuk mengukur lingkungan sekolah dikembangkan berdasarkan teori Slameto 2013: 64-9 yaitu: 1 Metode mengajar; 2 Kurikulum; 3 Relasi guru dan siswa; 4 Relasi siswa dan siswa; 5 Disiplin sekolah; 6 Alat pelajaran; 7 Keadaan ruang kelas. Kisi-kisi dan angket uji coba lingkungan sekolah lampiran 7 hal 176 dan lampiran 8 hal 177. Angket yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk pilihan ganda dengan rentang nilai empat pilihan jawaban yang menggunakan skala Likert. Sugiyono 2013: 136 menyatakan “skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial”. Sumber datanya berasal dari siswa kelas V SD Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal. Responden disuruh memberi tanda silang x pada pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Skala penilaian yang digunakan yaitu skala Likert yang dimodifikasi menjadi empat pilihan jawaban yang disebut skala empat. Widoyoko 2015:106 berpendapat “skala empat lebih baik karena responden tidak memiliki peluang untuk bersikap netral sehingga responden dipaksa untuk menentukan sikap terhadap pernyataan dalam instrumen”. Variabel kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah menggunakan empat alternatif pilihan jawaban dengan skala penilaian selalusangat setuju diberi skor 4, seringsetuju diberi skor 3, kadang-kadangtidak setuju diberi skor 2, dan tidak pernahsangat tidak setuju diberi skor 1 untuk jawaban positif, sedangkan untuk jawaban negatif diberi skor sebaliknya. 66 Angket yang telah disusun harus dilakukan uji coba terlebih dahulu kepada 30 siswa kelas V di luar sampel penelitian tetapi masih dalam satu populasi Sugiyono 2013: 172. Nama siswa uji coba terdapat pada lampiran 3 hal 166. Rincian jumlah populasi siswa uji coba dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut: Tabel 3.3 Populasi Siswa Uji Coba No. Nama Sekolah Populasi Siswa Uji Coba 1. SD Negeri Margasari 01 23 – 13 = 10 2. SD Negeri Margasari 03 36 – 20 = 16 3. SD Negeri Margasari 04 28 – 16 = 12 4. SD Negeri Margasari 05 23 – 13 = 10 5. SD Negeri Margasari 06 44 – 25 = 19 6. SD Negeri Margasari 07 24 – 13 = 11 7. SD Negeri Dukuh Tengah 01 22 – 12 = 10 8. SD Negeri Dukuh Tengah 02 38 – 21 = 17 9. SD Negeri Dukuh Tengah 03 27 – 15 = 12 10. SD Negeri Dukuh Tengah 04 26 – 15 = 11 11. SD Negeri Wanasari 25 - 14 = 11 Jumlah 139 siswa Pengambilan sampel uji coba angket menggunakan rumus proporsional random sampling, seperti pada pengambilan sampel penelitian. Perhitungan pengambilan sampel uji coba dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut: Tabel 3.4 Penarikan Sampel Siswa Uji Coba No. Nama Sekolah Populasi Siswa Uji Coba 1. SD Negeri Margasari 01 10 10 139 x 30 = 2 2. SD Negeri Margasari 03 16 16 139 x 30 = 4 3. SD Negeri Margasari 04 12 12 139 x 30 = 3 4. SD Negeri Margasari 05 10 10 139 x 30 = 2 5. SD Negeri Margasari 06 19 19 139 x 30 = 4 6. SD Negeri Margasari 07 11 11 139 x 30 = 2 7. SD Negeri Dukuh Tengah 01 10 10 139 x 30 = 2 8. SD Negeri Dukuh Tengah 02 17 17 139 x 30 = 4 9. SD Negeri Dukuh Tengah 03 12 12 139 x 30 = 3 10. SD Negeri Dukuh Tengah 04 11 11 139 x 30 = 2 11. SD Negeri Wanasari 11 11 139 x 30 = 2 Jumlah 139 siswa 30 siswa 67

3.5.3 Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data siswa dan mengukur prestasi belajar siswa yang diambil dari nilai Ulangan Tengah Semester UTS genap kelas V tahun ajaran 20152016. Dalam instrumen penelitian persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu instrumen penelitian ada dua macam, yaitu validitas dan reliabilitas.

3.5.4 Uji Validitas

Priyatno 2010: 90 menyatakan “validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur”. Arikunto 1995 dalam Riduwan 2013: 97 menyatakan “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat ke andalan atau kesahihan suatu alat ukur”. Jika instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid sehingga valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur Sugiyono 2013: 168. Hal ini berarti validitas berkaitan dengan „ketepatan‟ alat ukur. Validitas instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas logiskonstruk dan empiris. Instrumen nontest yang digunakan untuk mengukur sikap cukup memenuhi validitas konstruksi Sugiyono 2013: 170. Ahli yang menguji validitas konstruksi adalah Dra. Sri Sami Asih, M.Kes. dan Drs. Ahmad Junaedi, M.Pd. Setelah diuji validitas konstruk oleh kedua ahli tersebut, angket dinyatakan sudah sesuai dengan kisi-kisinya. Kedua ahli sudah merekomendasikan bahwa angket sudah diizinkan untuk diujicobakan. Hasil telaah angket terdapat pada lampiran 9 hal 184. Setelah pengujian validitas 68 konstruksi, angket diuji berdasarkan fakta empiris di lapangan dengan cara diujicobakan kepada 30 siswa kelas V SD Negeri Dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal. Data uji coba angket kemudian ditabulasikan dengan tujuan untuk menghitung hasil uji coba yang dapat dilihat pada lampiran 10 hal 200. Dalam perhitungan hasil uji coba, peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 20. Adapun langkah-langkah dalam menghitung validitas hasil uji coba melalui SPSS versi 20 menurut Priyatno 2012: 113-4 adalah klik menu Analyze ˃ Correlate ˃ Bivariate. Pada kotak dialog Bivariate Correlations, masukkan data variabel pada kotak Variables. Pada Correlation Coefficients pilih Pearson dan pada data Test of Significance pilih Two-tailed, kemudian klik OK. Dalam pengujian validitas item angket uji coba, diketahui n=30 maka r tabel pada taraf kesalahan 0,05 sebesar 0,361. Kriteria pengambilan keputusan yaitu jika r hitung ≥ r tabel uji 2 sisi dengan sig. 0,05, maka instrumen dinyatakan valid. Namun, jika r hitung r tabel uji 2 sisi dengan sig. 0,05, maka instrumen dinyatakan tidak valid Priyatno 2010: 91. Rekapitulasi hasil perhitungan uji validitas angket dapat dilihat pada lampiran 11 hal 202. Berdasarkan perhitungan data menggunakan program SPSS versi 20, dari 44 soal variabel kebiasaan belajar diperoleh 29 soal yang dinyatakan valid dan 15 soal yang dinyatakan tidak valid, sedangkan dari 45 soal variabel lingkungan sekolah diperoleh 28 soal yang dinyatakan valid dan 17 soal yang dinyatakan tidak valid. Angket kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah yang valid sudah mewakili semua indikator angket. Berikut adalah rincian item soal yang valid dan tidak valid yang tertera pada tabel 3.5 berikut: 69 Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Angket No. Variabel Kriteria No. Soal Jumlah 1 Kebiasaan Belajar Valid 1, 2, 3, 4, 5, 10, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 20, 21, 23, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 35, 36, 37, 38, 39, 42, 43, dan 44 29 Tidak Valid 6, 7, 8, 9, 11, 16, 19, 22, 24, 25, 29, 33, 34, 40, dan 41 15 2 Lingkungan Sekolah Valid 1, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 15, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 28, 31, 32, 33, 36, 37, 39, 40, 41, 44 28 Tidak Valid 2, 3, 6, 12, 14, 16, 17, 22, 27, 29, 30, 34, 35, 38, 42, 43, 45 17

3.5.5 Uji Reliabilitas

Arikunto 2013: 221 menyatakan “reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Sugiyono 2013: 168 menyatakan “instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”. Data yang dimasukkan untuk uji reliabilitas yaitu data item atau butir soal yang valid saja. Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan program SPSS versi 20. Adapun langkah-langkah dalam perhitungan uji reliabilitas yaitu klik menu Analyze ˃ Scale ˃ Reliability Analysis. Pada kotak dialog Reliability Analysis, masukkan data variabel pada kotak Variables. Kemudian pilih menu Statistic dan beri tanda centang √ pada Scale if item deleted, pilih continue. Pada menu model, pilih Alpha lalu OK Priyatno 2012: 180-1. Hasil perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 12 hal 206. 70 Sugiyono 2013: 184 menyatakan “instrumen dinyatakan reliabel bila koefisien reliabilitas minimal 0,6”. Sekaran 1992 dalam Priyatno 2010: 98 menyatakan “reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik”. Hasil perhitungan uji reliabilitas variabel kebiasaan belajar didapatkan Cronbach‟s Alpha sebesar 0,914, sedangkan untuk variabel lingkungan sekolah diperoleh Cronbach‟s Alpha sebesar 0,899. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa data hasil uji coba angket kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah dikatakan reliabel karena hasil perhitungan 0,914 dan 0,899 lebih besar dari 0,6. Setelah dilakukan pengujian reliabilitas, instrumen angket kebiasaan belajar sebanyak 29 item pernyataan dan angket lingkungan sekolah sebanyak 28 item pernyataan yang telah dinyatakan valid dan reliabel, dipilih masing-masing 25 item pernyataan yang digunakan sebagai alat pengumpul data. 25 item pernyataan untuk kebiasaan belajar yaitu 2, 3, 4, 5, 10, 13, 14, 15, 17, 18, 20, 21, 23, 26, 27, 30, 31, 32, 35, 36, 38, 39, 42, 43, 44, sedangkan 25 item pernyataan untuk lingkungan sekolah yaitu 1, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 15, 18, 19, 20, 23, 24, 26, 28, 31, 32, 33, 34, 36, 40, 41, 44. Selanjutnya disusun kisi-kisi angket dan angket penelitian yang terdapat pada lampiran 13 hal 210 dan lampiran 14 hal 211. Seluruh angket yang digunakan sebagai instrumen pengumpulan data sudah valid dan reliabel serta sudah mewakili seluruh indikator angket.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data berguna untuk mengolah data menjadi informasi yang lebih mudah dipahami. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 71

3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum Sugiyono 2013: 199. Berikut disajikan deskripsi data baik variabel bebas yang berupa kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah serta variabel terikat yaitu prestasi belajar siswa.

3.6.1.1 Analisis Deskriptif Variabel Bebas

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas, yaitu kebiasaan belajar X 1 dan lingkungan sekolah X 2 . Data dalam penelitian ini berupa skor angket kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah. Data variabel kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah yang telah diperoleh kemudian dianalisis untuk menghitung persentase skor menggunakan rumus berdasarkan penjelasan Riduwan 2013: 89, sebagai berikut: Pp = x 100 Keterangan: Pp = persentase kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah Sk = skor keseluruhan yang diperoleh  Sm = jumlah skor maksimal Kriteria interpretasi skor kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah menurut Riduwan 2013: 89 yakni: Persentase 81 – 100 = Sangat kuat Persentase 61 – 80 = Kuat 72 Persentase 41 – 60 = Cukup Persentase 21 – 40 = Lemah Persentase 0 – 20 = Sangat Lemah

3.6.1.2 Analisis Deskriptif Variabel Terikat

Dalam penelitian ini terdapat satu variabel terikat, yaitu prestasi belajar Y. Proses pengambilan data untuk prestasi belajar dengan mengambil hasil dokumentasi nilai Ulangan Tengah Semester UTS genap siswa kelas V pada tahun ajaran 20152016. Nilai didapatkan dari masing-masing guru kelas V SD Negeri Dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal. Analisis deskriptif pada prestasi belajar siswa akan disajikan dengan tabel pedoman konversi skala-5 beserta kriteria penilaian prestasi belajar untuk menyajikan data prestasi belajar secara lebih jelas. Kriteria penilaian prestasi belajar siswa dirujuk dari skor nilai menurut Poerwanti 2009: 6-18 dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut. Tabel 3.6 Pedoman Konversi Skala-5 Prestasi Belajar Tingkat Penguasaan Hasil Penilaian Nilai Kualifikasi 80 ke atas A Sangat memuaskan 70 – 79 B Memuaskan 60 – 69 C Cukup 50 – 59 D Kurang 49 ke bawah E Sangat Kurang Sumber: Poerwanti 2009: 6-18 3.6.2 Uji Prasyarat Analisis Sugiyono 2013: 199 menyatakan “analisis data merupakan kegiatan mengolah data setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul”. Sebelum melakukan analisis akhir pengujian hipotesis perlu dilakukan pengujian prasyarat pada data yang telah diperoleh. Uji prasyarat 73 analisis dalam penelitian ini adalah asumsi dasar dan uji asumsi klasik regresi. Pada uji asumsi dasar ada beberapa persyaratan, yaitu: uji normalitas dan linieritas. Pada uji asumsi klasik regresi, persyaratannya yaitu: uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. Perhitungan dalam pengujian prasyarat menggunakan program SPSS versi 20. Uraiannya sebagai berikut:

3.6.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa statistik parametris bekerja berdasarkan asumsi setiap variabel yang akan dianalisis harus memenuhi persyaratan normalitas. Dengan kata lain, data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Apabila datanya tidak normal, maka menggunakan statistik nonparametris. Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan uji Liliefors. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 20. Adapun langkah-langkah yang digunakan untuk mengetahui normalitas data adalah Analyze →Descriptive Statistics →Explore. Kemudian masukkan variabel kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah ke kotak Independent s List dan variabel prestasi belajar ke kotak dependent List. Klik Plots dan beri tanda centang √ pada Normality plots with test. Pilih continue lalu OK Priyatno 2010: 72-3. Hasil uji normalitas dengan uji Lilliefors dilihat pada output Tests of Normality kolom Kolmogorov-Smirnov pada nilai Sig. signifikansi. Data normal jika sig α, untuk taraf signifikan α 5. Priyatno 2010: 71 menyatakan “data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05”. 74

3.6.2.2 Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan Priyatno, 2010: 73. Untuk menguji linearitas pada variabel penelitian, peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 20. Langkah-langkah yang digunakan untuk menguji linearitas adalah Analyze →Compare Means →Means. Masukkan variabel kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah ke kotak Independent s List, variabel prestasi belajar ke kotak Dependent List. Pada kotak dialog options, beri tanda centang pada bagian Test for Linearity. Pilih continue lalu OK Priyatno 2010: 73- 6. Hasil uji linearitas dapat dilihat pada output ANOVA Table kolom sig. Linearity . Priyatno 2010: 73 menyatakan “dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear, apabila signifikansinya kurang dari 0,05”.

3.6.2.3 Uji Multikolinearitas

Priyatno 2010: 81 menyatakan “uji multikolinearitas adalah keadaan di mana terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen dalam model regresi”. Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Untuk menguji multikolinearitas, peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 20. Langkah-langkah uji multikolinearitas adalah klik menu Analyze→ Regression→Linear. Masukkan variabel kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah ke kotak Independents dan variabel prestasi belajar ke kotak Dependent. Klik statistics, pada kotak dialog Linear Regression: Statistics beri tanda centang pada Collinearity diagnostics. Pilih Continue lalu OK Priyatno 75 2010: 82-3. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada output Coefficients kolom VIF. Santoso 2001 dalam Priyatno 2010: 81 menyatakan bahwa “pada umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya”.

3.6.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah keadaan di mana terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah bersifat homogen atau tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Pada penelitian ini, uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji spearman‟s rho, yaitu mengorelasikan nilai residual unstandardized residual dengan masing- masing variabel independen. Untuk melakukan pengujian heteroskedastisitas, peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 20. Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi. Langkah-langkah yang digunakan untuk uji heteroskedastisitas adalah Analyze → Regression → Linear. Masukkan variabel kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah ke kotak Independents dan variabel prestasi belajar ke kotak Dependent. Klik save, pada kotak dialog Linear Regression: Save beri tanda centang pada Unstandardized. Pilih Continue lalu OK Priyatno 2010: 84-5. Selanjutnya, melakukan analisis spearman‟s rho dengan cara klik Analyze→ Correlate→Bivariate. Pada kotak dialog Bivariate Correlation, masukkan variabel kebiasaan belajar, lingkungan sekolah, dan Unstandardized Residual ke kotak Variables. Pada Correlation Coefficients, hilangkan tanda centang pada 76 Pearson dan beri tanda centang pada Spearman lalu klik OK Priyatno 2010: 86. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada output Correlations kolom unstandardized residual. Jika signifikansi korelasi kurang dari 0,05 maka pada model regresi terjadi masalah heteroskedastisitas Priyatno 2010: 84.

3.6.3 Analisis Akhir Pengujian Hipotesis

Analisis akhir dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan beberapa teknik analisis, yaitu analisis korelasi sederhana, analisis regresi sederhana, analisis korelasi ganda, analisis regresi berganda, koefisien determinan, dan uji F. Uraiannya sebagai berikut:

3.6.3.1 Analisis Korelasi Sederhana

Analisis korelasi sederhana digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel dan untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi Priyatno 2010: 16. Analisis korelasi menggunakan korelasi Pearson Product Moment. Nilai korelasi r berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah. Penghitungan analisis korelasi sederhana menggunakan SPSS versi 20, dengan langkah-langkah sebagai berikut: klik Analyze →Correlate →Bivariate. Masukkan variabel ke kotak Variables lalu klik OK Priyatno 2010: 15. Dasar pengambilan keputusan yaitu jika nilai Sig ˃0,05, maka H diterima. Jika Sig0,05, maka H ditolak Priyatno 2012: 109. Rumus korelasi Pearson Product Moment yaitu sebagai berikut: 77 Keterangan: x = variabel pertama y = variabel kedua n = jumlah data

3.6.3.2 Analisis Regresi Sederhana

Regresi sederhana adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki, agar kesalahannya dapat diperkecil dengan kata lain regresi dapat diartikan sebagai usaha memperkirakan perubahan Riduwan 2013: 147. Analisis regresi sederhana digunakan untuk menjawab hipotesis nomor 1 dan 2. Persamaan regresi sederhana menurut Sugiyono 2013: 262 dirumuskan sebagai berikut: Keterangan: Y = Nilai yang diprediksikan a = Konstanta atau bila harga X = 0 b = Koefisien regresi X = Nilai variabel independen Dalam penelitian ini, penghitungan analisis regresi sederhana dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 20. Langkah-langkah penghitungan analisis regresi sederhana dengan program SPSS versi 20 adalah sebagai berikut: pilih menu Analyze  Regression  Linear. Masukkan variabel kebiasaan belajar dan Y = a + bX 78 lingkungan sekolah ke kotak Independent s serta variabel prestasi belajar ke kotak Dependent, kemudian klik OK. Dasar pengambilan keputusan yaitu jika nilai -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel , maka H diterima. Jika nilai -t hitung - t tabel atau t hitung ˃ t tabel maka H ditolak. Berdasar signifikansi, jika nilai signifikansi 0,05 maka H ditolak dan H a diterima. Namun, jika nilai signifikansi 0,05 maka H diterima dan H a ditolak Priyatno 2012: 126. 3.6.3.3 Analisis Korelasi Ganda R Analisis korelasi ganda berfungsi untuk mencari besarnya pengaruh atau hubungan antara dua variabel bebas X atau lebih secara simultan bersama- sama dengan variabel terikat Y Riduwan 2015: 141. Rumus korelasi ganda dengan dua variabel terikat Priyatno, 2010: 65, yaitu sebagai berikut: Keterangan: Ryx 1 x 2 = korelasi variabel X 1 dan X 2 secara bersama-sama dengan variabel Y ryx 1 = korelasi sederhana antara X 1 dengan Y ryx 2 = korelasi sederhana antara X 2 dengan Y ryx 1 x 2 = korelasi sederhana antara X 1 dengan X 2 Korelasi berganda dilambangkan |R|. “Nilai R berkisar antara 0 sampai 1. Apabila nilai semakin mendekati 1, maka pengaruh atau hubungan yang terjadi semakin kuat. Sebaliknya, apabila nilai semakin mendekati 0, maka pengaruh atau hubungan yang terjadi semakin lemah” Priyatno 2010: 65. Pedoman dalam memberikan interpretasi koefisien korelasi menurut Sugiyono 2007 dalam Priyatno 2010: 65 dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut: 79 Tabel 3.7 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000 sangat rendah rendah sedang kuat sangat kuat Sumber: Priyatno 2010: 65 Untuk mengetahui analisis korelasi ganda, peneliti menggunakan program SPSS versi 20. Hasil analisis korelasi ganda dapat dilihat pada output Model Summary kolom R dari hasil analisis regresi berganda. 3.6.3.4 Analisis Regresi Berganda Kegunaan regresi berganda dalam penelitian ini adalah untuk meramalkan atau memprediksi nilai variabel terikat Y apabila variabel bebas X minimal dua atau lebih Riduwan 2015: 155. Regresi berganda dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat kausal antara dua variabel bebas X 1 dan X 2 dengan satu variabel terikat Y. Analisis regresi ganda digunakan untuk menjawab hipotesis nomor 3. Persamaan regresi ganda menurut Priyatno 2010: 61 dirumuskan: Y‟ = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + ... + b n X n Keterangan: Y‟ = variabel dependen nilai yang diprediksikan X 1. X 2 .X n = variabel independen a = konstanta nilai Y apabila X 1, X 2 , ...X n = 0 b 1, b 2 , b n = koefisien regresi nilai peningkatan ataupun penurunan 80 Dalam perhitungan analisis regresi berganda, peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 20. Langkah-langkah yang digunakan adalah klik menu Analyze →Regression →Linear. Masukkan variabel kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah ke kotak Independent s dan variabel prestasi belajar ke kotak Dependent lalu klik OK Priyatno 2010: 63-4. Hasil pengujian analisis linear regresi berganda dapat dilihat pada output Linear Regression.

3.7.2.2 Analisis Koefisien Determinasi R

2 Riduwan 2013: 224 menyatakan ”koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel X mempunyai kontribusi atau ikut menentukan variabel Y”. Koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi yang dikalikan dengan 100. Derajat koefisien determinasi dapat ditentukan dengan rumus Riduwan 2013: 224 sebagai berikut: Keterangan: KP = Nilai koefisien determinan penentu R = Nilai koefisien korelasi Untuk menghitung besar koefisien determinasi, peneliti menggunakan program SPSS versi 20 dengan langkah-langkah sebagai berikut: klik Analyze → Regression →Linier. Besar koefisien determinasi dapat dilihat pada output Model Summary kolom R Square Priyatno 2010: 66.

3.7.2.3 Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama Uji F

Uji F atau uji koefisien regresi secara bersama-sama atau uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh KP = R 2 x 100 81 signifikan terhadap variabel dependen. Rumus untuk mencari F hitung menurut Priyatno 2010: 67 sebagai berikut: F hitung Keterangan: = Koefisien determinasi = jumlah data = jumlah variabel independen Untuk melakukan uji F, peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 20. Hasil uji F dapat dilihat pada output ANOVA Table atau F test dari hasil analisis regresi linear berganda. Dasar pengambilan keputusan adalah apabila F hitung ≤F tabel dan signifikansi ˃0,05, maka H diterima artinya tidak ada pengaruh secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Apabila F hitung ˃F tabel dan signifikansi ˃0,05, maka H ditolak artinya ada pengaruh secara bersama antara variabel bebas terhadap variabel terikat Priyatno 2012: 138. 82 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab 4 akan dipaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasannya. Peneliti melakukan penelitian tentang pengaruh kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal. Setelah penelitian dilakukan, semua data yang telah diperoleh selama penelitian dikumpulkan kemudian dihitung, diolah, dan dianalisis menggunakan bantuan program SPSS versi 20. Pengambilan data dilakukan dengan tujuan mengetahui ada tidaknya pengaruh antara kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa. Pada bagian hasil penelitian, akan dibahas mengenai gambaran umum objek penelitian, analisis deskriptif, uji prasyarat analisis uji asumsi dasar dan uji asumsi klasik regresi dan analisis akhir atau uji hipotesis analisis korelasi sederhana, analisis regresi sederhana, analisis korelasi ganda, analisis regresi berganda, koefisien determinan, dan uji F. Uji asumsi dasar meliputi: uji normalitas dan uji linearitas. Uji asumsi klasik regresi meliputi: uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. Pembahasan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, uraiannya sebagai berikut:

4.1 Hasil Penelitian

Pada bagian hasil penelitian, akan dijelaskan mengenai gambaran umum objek penelitian, analisis deskriptif variabel penelitian, hasil uji prasyarat analisis, hasil pengujian hipotesis. Uraiannya sebagai berikut. 83

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal dengan menjadikan seluruh siswa kelas V sebagai populasi penelitian. SD Negeri di Dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal terdiri dari 11 SD dengan jumlah 316 siswa. Rincian jumlah siswa pada masing-masing SD adalah sebagai berikut: SD Negeri Margasari 01 berjumlah 23 siswa, SD Negeri Margasari 03 berjumlah 36 siswa, SD Negeri Margasari 04 berjumlah 28 siswa, SD Negeri Margasari 05 berjumlah 23 siswa, SD Negeri Margasari 06 berjumlah 44 siswa, SD Negeri Margasari 07 berjumlah 24 siswa, SD Negeri Dukuh Tengah 01 berjumlah 22 siswa, SD Negeri Dukuh Tengah 02 berjumlah 38 siswa, SD Negeri Dukuh Tengah 03 berjumlah 27 siswa, SD Negeri Dukuh Tengah 04 berjumlah 26 siswa, dan SD Negeri Wanasari berjumlah 25 siswa. Letak SD Negeri di Dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal ini cukup menyebar dan beberapa SD ada yang berada dalam satu komplek yang sama. SD Negeri Margasari 01, SD Negeri Margasari 03, SD Negeri Margasari 04, SD Negeri Margasari 05, SD Negeri Margasari 06, dan SD Negeri Margasari 07 beralamat di Desa Margasari. SD Negeri Dukuh Tengah 01, SD Negeri Dukuh Tengah 02, SD Negeri Dukuh Tengah 03, dan SD Negeri Dukuh Tengah 04 beralamat di Desa Dukuh Tengah. SD Negeri Wanasari beralamat di Desa Wanasari. Pelaksanaan penelitian di SD Negeri Dabin II dilaksanakan selama satu minggu mulai tanggal 22 April 2016 – 28 April 2016. Jadwal penelitian dapat dilihat pada lampiran 26 hal 258. Penelitian dilaksanakan setelah sebelumnya meminta ijin kepada kepala sekolah masing-masing sekolah dasar. 84 Sebelum penelitian dilakukan, peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas V di SD Negeri Dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal. Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan, hasil wawancara dengan guru kelas V yaitu tentang kegiatan belajar siswa yang belum maksimal. Salah satunya karena dalam diri siswa belum terbentuk kebiasaan belajar yang baik. Hal tersebut mengakibatkan perolehan prestasi belajarnya juga kurang maksimal. Lingkungan sekolah di SD Negeri Dabin II belum sepenuhnya mendukung kegiatan belajar mengajar siswa, seperti sarana prasarana yang menunjang pembelajaran, kedisiplinan, metode mengajar, dan keadaan ruang kelas.

4.1.2 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian. Prosedur penelitian dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Uraiannya sebagai berikut.

4.1.2.1 Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahap awal yang dilakukan sebelum melakukan sebuah penelitian. Tahapannya sebagai berikut. 1 Mengajukan topik Setelah peneliti mendapatkan plotting 3 topik skripsi, selanjutnya peneliti mengajukan tiga topik ke lembaga PGSD UPP Tegal. Kemudian dilakukan seleksi oleh para ahli untuk menentukan salah satu topik yang dijadikan sebagai topik untuk penelitian. Setelah penentuan topik dan bimbingan, topik yang terpilih yaitu bidang psikologi dengan judul pengaruh kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar. 85 2 Menentukan tempat penelitian Berdasarkan observasi pendahuluan yang dilakukan, peneliti memilih SD Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal dengan jumlah 11 SD sebagai tempat penelitian. Hal ini karena pertimbangan jarak antara SD yang satu dengan yang lain tidak terlalu jauh dan letaknya yang cukup dekat dengan rumah peneliti. 3 Melakukan wawancara tidak terstruktur Tahap ini, peneliti melakukan wawancara tidak terstruktur kepada guru kelas V untuk mendapatkan informasi dan data awal penelitian mengenai kebiasaan belajar siswa kelas V dan lingkungan sekolah SD Negeri Dabin II. 4 Menentukan populasi Tahap ini, peneliti menentukan populasi penelitian yaitu siswa kelas V SD Negeri Dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal yang berjumlah 316 siswa. Pemilihan siswa kelas V didasarkan pada karakteristik siswa kelas V yang masuk dalam tahap operasional formal, dimana siswa mampu mengaplikasikan cara berpikir terhadap permasalahan yang bersifat abstrak maupun yang bersifat konkret. 5 Menentukan sampel Tahap ini, peneliti menentukan sampel dari populasi yang berjumlah 316 siswa. Pengambilan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin dengan teknik proporsional random sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 177 siswa. 86 6 Mengajukan proposal penelitian Tahap ini, peneliti mengajukan proposal penelitian kepada lembaga PGSD UPP Tegal. Proposal yang diajukan sebelumnya dikonsultasikan kepada dosen pembimbing 1 yaitu Dra. Sri Sami Asih, M.Kes. dan dosen pembimbing 2 yaitu Drs. Akhmad Junaedi. M.Pd. 7 Membuat kisi-kisi instrumen penelitian Tahap ini, peneliti membuat kisi-kisi instrumen penelitian yang terdiri atas kisi-kisi instrumen untuk variabel kebiasaan belajar dan kisi-kisi instrumen variabel lingkungan sekolah. Kisi-kisi dibuat berdasarkan definisi operasional masing-masing variabel yang dijabarkan melalui indikator- indikator yang kemudian dijabarkan menjadi item-item pernyataan. 8 Membuat instrumen penelitian Tahap ini, peneliti membuat item pernyataan instrumen penelitian yang berupa angket. Dalam penelitian ini terdapat dua angket penelitian yaitu angket kebiasaan belajar dan angket lingkungan sekolah. Item-item pernyataan tersebut diujicobakan terlebih dahulu kepada siswa di luar sampel penelitian. Hasil uji coba dilakukan untuk menentukan validitas dan reliabilitas instrumen. Peneliti menggunakan item pernyataan yang telah dinyatakan valid dan reliabel untuk penelitian. 9 Mengurus perijinan penelitian Pada tahap ini, agar penelitian dapat berjalan dengan lancar peneliti mengurus perijinan penelitian dari lembaga PGSD UPP Tegal, perijinan penelitian dari Kesbangpolinmas Kabupaten Tegal, perijinan penelitian dari 87 BAPPEDA Kabupaten Tegal, perijinan penelitian dari Dinas Pendidikan Kabupaten Tegal, perijinan penelitian dari Dinas Pendidikan Kecamatan Margasari, dan perijinan penelitian dari 11 kepala sekolah SD Negeri dabin II Kecamatan Margasari.

4.1.2.2 Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Uraian selengkapnya adalah sebagai berikut: 1 Melakukan uji coba Instrumen Instrumen penelitian diujicobakan ke 11 SD Negeri Dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal pada tanggal 11 – 16 April 2016. Uji coba dilakukan kepada 30 siswa kelas V di luar sampel penelitian tetapi masih dalam satu populasi. Sebelumnya, peneliti sudah menentukan terlebih dahulu jumlah sampel uji coba menggunakan rumus seperti yang sudah dijelaskan. Setiap siswa sampel uji coba disuruh untuk menjawab 44 item pernyataan untuk variabel kebiasaan belajar dengan 4 pilihan jawaban dan 45 item pernyataan untuk variabel lingkungan sekolah. 2 Menganalisis hasil uji coba Hasil uji coba item pernyataan variabel kebiasaan belajar dan variabel lingkungan sekolah diolah oleh peneliti. Hasil uji coba ditabulasikan dengan bantuan Ms. Excel kemudian diolah menggunakan program SPSS versi 20 untuk menguji validitas dan reliabilitas dari masing-masing item soal. Untuk variabel kebiasaan belajar diperoleh item soal yang valid sejumlah 29 soal, dan untuk variabel lingkungan sekolah setelah di uji validitasnya diperoleh 28 soal yang valid. Item pernyataan kedua variabel yang memenuhi kriteria 88 dipilih 25 item pernyataan untuk variabel kebisaan belajar dan 25 item pernyataan variabel lingkungan sekolah yang digunakan untuk penelitian. 3 Melakukan Penelitian Tahap ini, peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan item pernyataan yang telah dipilih dan diberikan ke-11 SD Negeri di Dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal pada tanggal 22 - 28 April 2016. Penelitian dilakukan kepada sampel penelitian sebanyak 177 siswa kelas V. Hasil penelitian dapat diolah lebih lanjut untuk melakukan pengolahan data penelitian dengan menggunakan analisis regresi berganda.

4.1.2.3 Tahap Penyelesaian

Tahap penyelesaian merupakan tahap setelah melakukan analisis hasil penelitian yang kemudian dapat melakukan pengolahan data lebih lanjut. Tahapannya dapat dijelaskan sebagai berikut. 1 Mengolah data yang didapat dari pelaksanaan penelitian pada variabel kebiasaan belajar dan variabel lingkungan sekolah. 2 Menyusun deskripsi data untuk variabel kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah sebagai variabel bebas serta prestasi belajar sebagai variabel terikat. 3 Menganalisis data hasil penelitian untuk menjawab hipotesis penelitian. 4 Menyusun pembahasan hasil penelitian untuk menjelaskan dan menganalisis hasil penelitian. 5 Membuat kesimpulan dari hasil penelitian. 6 Memberikan saran kepada sekolah, guru, dan peneliti selanjutnya yang sesuai dengan hasil penelitian. 89

4.1.3 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara menggambarkan data yang telah terkumpul dari tiap variabel yang diteliti setelah penelitian dilaksanakan sehingga lebih mudah dipahami. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang diteliti. Variabel-variabel tersebut yaitu kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah sebagai variabel bebas sedangkan prestasi belajar sebagai variabel terikat. Berikut akan dijelaskan deskripsi data melalui analisis deskriptif dari variabel kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah serta variabel prestasi belajar siswa.

4.1.3.1 Kebiasaan Belajar

Kebiasaan belajar turut memengaruhi tingkat prestasi belajar siswa di sekolah. Sudjana 2014: 165-173 menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses belajar, yaitu cara mengikuti pelajaran, cara belajar mandiri, cara belajar kelompok, mempelajari buku teks, dan cara menghadapi ujian. Peneliti menggunakan kelima hal yang harus diperhatikan dalam proses belajar tersebut sebagai indikator penelitian. Teknik pengumpulan data kebiasaan belajar diperoleh dari pemberian angket kepada sampel penelitian yaitu siswa kelas V sebanyak 177 siswa. Pada penelitian ini, sebelum angket digunakan sebagai instrumen penelitian dan diberikan kepada siswa, peneliti terlebih dahulu melakukan uji coba angket dengan tujuan untuk mengetahui adanya item-item soal yang dinyatakan valid dan reliabel sehingga dapat dijadikan sebagai instrumen penelitian. Uji coba angket ini dilakukan kepada 30 siswa di luar sampel penelitian tetapi masih dalam satu populasi. Berdasarkan analisis hasil uji coba diketahui bahwa dari 44 item 90 soal untuk variabel kebiasaan belajar, diperoleh soal yang valid sebanyak 29 item soal dan 15 item soal yang tidak valid. Selanjutnya item soal yang tidak valid tidak digunakan untuk penelitian, kemudian item soal variabel kebiasaan belajar yang dinyatakan valid dilakukan uji reliabilitas sehingga diperoleh 29 item soal yang dinyatakan valid dan reliabel. Dari 29 soal dipilih 25 soal yang digunakan sebagai instrumen penelitian dan 4 soal yang tidak digunakan. Rincian soal yang digunakan dan tidak digunakan dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Rincian Soal yang Digunakan dan Tidak Digunakan Indikator Soal yang digunakan Soal yang tidak digunakan Kebiasaan belajar 2, 3, 4, 5,10, 13, 14, 15, 17, 18, 20, 21, 23, 26, 27, 30, 31, 32, 34, 36, 38, 39, 42, 43, 44 1, 12, 28, 37 Dari ke-25 item pernyataan tersebut dijadikan sebagai bahan pernyataan angket yang digunakan sebagai instrumen penelitian dan diberikan kepada 177 sampel penelitian yang telah dipilih secara random. Berikut uraian analisis deskriptif variabel kebiasaan belajar.

4.1.3.2 Deskripsi Data Variabel Kebiasaan Belajar

Dalam perhitungan deskripsi data kebiasaan belajar, peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 20. Adapun langkah-langkahnya adalah: klik Analyze  Descriptive Statistic  Frequencies. Isikan variabel kebiasaan belajar, pilih Statistics. Pada kotak dialog Frequencies: Statistics, beri tanda centang pada statistik yang ingin dianalisis Mean, Median, Mode, Sum, Std Deviation, Variance, Range, Minimum, Maximum. Kemudian klik Continue lalu OK Priyatno 2012: 28-32. Hasil perhitungan analisis deskriptif variabel kebiasaan belajar dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut: 91 Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskripsi Variabel Kebiasaan Belajar Statistics Kebiasaan Belajar N Valid 177 Missing Mean 70,78 Median 71,00 Mode 66 Std. Deviation 8,656 Variance 74,923 Range 44 Minimum 50 Maximum 94 Sum 12528 Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 20 Berdasarkan tabel tesebut diketahui bahwa mean atau rata-rata sebesar 70,78; median atau titik tengah sebesar 71,00; modus atau nilai yang paling sering muncul sebesar 66; standar deviasi sebesar 8,656; variasi sebesar 74,923; range atau rentang sebesar 44; minimum atau nilai terendah sebesar 50; maximum atau nilai tertinggi sebesar 94; dan sum atau jumlah skor keseluruhan sebesar 12.528.

4.1.3.3 Analisis Statistik Deskriptif Variabel Kebiasaan Belajar

Kebiasaan belajar merupakan variabel bebas dalam penelitian ini. Perolehan data penelitian dilakukan menggunakan angket. Angket yang digunakan terdiri dari 25 pernyataan dengan 5 indikator, yaitu 1 cara mengikuti pelajaran dijabarkan menjadi 5 pernyataan; 2 cara belajar mandiri dijabarkan menjadi 5 pernyataan; 3 cara belajar kelompok dijabarkan menjadi 5 pernyataan; 4 mempelajari buku teks dijabarkan menjadi 5 pernyataan; dan 5 cara menghadapi ujian dijabarkan menjadi 5 pernyataan. Angket yang telah dipilih dan dinyatakan valid dan reliabel diberikan kepada 177 siswa sebagai sampel penelitian. Selanjutnya data kebiasaan belajar 92 yang telah terkumpul dianalisis dengan tujuan untuk memaparkan persentase skor kebiasaan belajar yang diperoleh masing-masing siswa, dengan cara mengubah skor kebiasaan belajar menjadi data persentase menggunakan rumus deskriptif persentase. Setelah data diubah menjadi data persentase kemudian dikategorikan dengan kriteria interpretasi skor kebiasaan belajar menurut Riduwan 2013: 89. Hasil dari perhitungan data skor kebiasaan belajar yang diperoleh masing-masing siswa dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Kategori Persentase Skor dan Respondennya Persentase Skor Persentase Responden F 81 – 100 Sangat Kuat 813; 823; 834; 844; 851; 862; 871; 892; 942 17, 38, 46, 47, 48, 50, 69, 77, 78, 85, 87, 104, 105, 119, 124, 126, 127, 132, 145, 146, 160, 173 22 61 – 80 Kuat 613; 626; 635; 646; 654; 6611; 677; 687; 697; 707; 719; 727; 738; 7410; 759; 765; 778; 782; 796; 807; 4, 7, 9, 14, 16, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 39, 40, 41, 44, 45, 49, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 86, 88, 89, 90, 91, 92, 93, 94, 95, 96, 97, 98, 99, 100, 101, 102, 103, 106, 107, 108, 109, 111, 112, 113, 114, 115, 116, 117, 118, 120, 121, 122, 123, 125, 128, 129, 130, 131, 133, 135, 136, 137, 138, 139, 140, 142, 143, 144, 147, 148, 149, 151, 152, 153, 154, 155, 156, 158, 159, 161, 162, 163, 164, 165, 166, 167, 168, 169, 170, 171, 172, 174, 175, 176, 177 134 40 – 60 Cukup 502; 521; 531; 541; 552; 563; 573; 585; 593 1, 2, 3, 5, 6, 8, 10, 11, 12, 13, 15, 19, 28, 42, 43, 61, 76, 110, 141, 150, 157 21 21 – 40 Lemah - - - – 20 Sangat Lemah - - - Jumlah 177 93 Berdasarkan perhitungan tabel tersebut, peneliti mencantumkan skor variabel kebiasaan belajar per siswa sebelum di konversikan ke dalam bentuk persentase. Berikut penjelasannya: Terdapat 22 siswa yang mendapat skor sangat kuat dengan rincian sebagai berikut: skor 81 berjumlah, 3 siswa, skor 82 berjumlah 3 siswa, skor 83 berjumlah 4 siswa, skor 84 berjumlah 4 siswa, skor 85 berjumlah 1 siswa, skor 86 berjumlah, 2 siswa, skor 87 berjumlah 1 siswa, skor 89 berjumlah 2 siswa, dan skor 94 berjumlah 2 siswa. Untuk kategori kuat, terdapat 134 siswa dengan rincian yaitu: skor 61 berjumlah 3 siswa, skor 62 berjumlah 6 siswa, skor 63 berjumlah 5 siswa, skor 64 berjumlah 6 siswa, skor 65 berjumlah 4 siswa, skor 66 berjumlah 11 siswa, skor 67 berjumlah 7 siswa, skor 68 berjumlah 7 siswa, skor 69 berjumlah 7 siswa, skor 70 berjumlah 7 siswa, skor 71 berjumlah 9 siswa, skor 72 berjumlah 7 siswa, skor 73 siswa berjumlah 8 siswa, skor 74 berjumlah 10 siswa, skor 75 berjumlah 9 siswa, skor 76 berjumlah 5 siswa, skor 77 berjumlah 8 siswa, skor 78 berjumlah 2 siswa, skor 79 berjumlah 6 siswa, dan skor 80 berjumlah 7 siswa. Terdapat 21 siswa yang memperoleh kategori cukup dengan rincian sebagai berikut: skor 50 berjumlah 2 siswa, skor 52 berjumlah 1 siswa, skor 53 berjumlah 1 siswa, skor 54 berjumlah 1 siswa, skor 55 berjumlah 2 siswa, skor 56 berjumlah 3 siswa, skor 57 berjumlah 3 siswa, skor 58 berjumlah 5 siswa, dan skor 59 berjumlah 3 siswa. Untuk kategori lemah dan sangat lemah, tidak terdapat responden yang memperoleh kategori ini. Oleh karena itu, terdapat tiga kategori untuk variabel kebiasaan belajar yaitu sangat kuat, kuat, dan cukup. 94 Selain menguraikan statistik deskriptif variabel kebiasaan belajar per siswa, peneliti juga menguraikan persentase variabel kebiasaan belajar tiap indikator dan kriteria yang sudah dijelaskan. Peneliti menganalisis setiap item soal untuk mengetahui seberapa besar persentasenya. Berdasarkan hasil analisis tiap item soal tersebut, peneliti dapat mengetahui persentase tiap indikator kebiasaan belajar siswa, dan dapat mengetahui seberapa besar kebiasaan belajar siswa kelas V SD Negeri di Dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal. Rekapitulasi persentase kebiasaan belajar setiap indikator dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Rekapitulasi Persentase Kebiasaan Belajar per Indikator No. Indikator Item Soal Skor Item Persentase Skor Persentase per Indikator 1 Cara Mengikuti Pelajaran 1 552 77,97 70,28 2 538 75,99 3 431 60,88 4 425 60,03 5 542 76,55 2 Cara Belajar Mandiri 6 569 80,37 67,06 7 498 70,34 8 463 65,40 9 401 56,64 10 443 62,57 3 Cara Belajar Kelompok 11 504 71,19 66,89 12 389 54,94 13 529 74,72 14 472 66,67 15 474 66,95 4 Mempelajari Buku Teks 16 501 70,76 70,34 17 546 77,12 18 534 75,42 19 518 73,16 20 391 55,23 5 Menghadapi Ujian 21 595 84,04 79,32 22 573 80,93 23 604 85,31 24 601 84,89 25 435 61,44 Rata-rata 70,78 95 Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.5, diketahui bahwa persentase variabel kebiasaan belajar siswa untuk semua indikator dikategorikan kuat. Berikut penjelasannya: Indikator cara mengikuti pelajaran dijabarkan menjadi 5 pertanyaan. Persentase dari masing-masing pertanyaan sebesar 77,97, 75,99, 60,88, 60,03, dan 76,55, maka untuk mencari persentase indikatornya adalah sebagai berikut, persentase = 77,97 + 75,99 + 60,88 + 60,03 + 76,55 : 5 = 70,28. Indikator cara mengikuti pelajaran memperoleh persentase sebesar 70,28 dan dapat dikategorikan kuat artinya siswa mengikuti pelajaran di kelas dengan baik. Indikator cara belajar mandiri dijabarkan menjadi 5 pertanyaan. Persentase dari masing-masing pertanyaan sebesar 80,37, 70,34, 65,40, 56,64, dan 62,57, maka untuk mencari persentase indikatornya adalah sebagai berikut, persentase = 80,37, + 70,34 + 65,40 + 56,64 + 62,57 : 5 = 67,06. Indikator cara belajar mandiri memperoleh persentase sebesar 67,06 dan dapat dikategorikan kuat, artinya siswa melaksanakan belajar mandiri dengan baik. Indikator cara belajar kelompok dijabarkan menjadi 5 pertanyaan. Persentase dari masing-masing pertanyaan sebesar 71,19, 54,94, 74,72, 66,67, dan 66,95, maka untuk mencari persentase indikatornya adalah sebagai berikut, persentase = 71,19 + 54,94 + 74,72 + 66,67 + 66,95 : 5 = 66,89. Indikator cara belajar kelompok memperoleh persentase sebesar 66,95 dan dapat dikategorikan kuat, artinya indikator cara belajar kelompok tercapai dengan baik. 96 Indikator mempelajari buku teks dijabarkan menjadi 5 pertanyaan. Persentase dari masing-masing pertanyaan sebesar 70,76, 77,12, 75,42, 73,16, dan 55,23, maka untuk mencari persentase indikatornya adalah sebagai berikut, persentase = 70,76 + 77,12 + 75,42 + 73,16 + 55,23 : 5 = 70,34. Indikator mempelajari buku teks memperoleh persentase sebesar 70,34 dan dapat dikategorikan kuat, artinya siswa mempelajari buku teks pelajaran dengan baik. Indikator menghadapi ujian dijabarkan menjadi 5 pertanyaan. Persentase dari masing-masing pertanyaan sebesar 84,04, 80,93, 85,31, 84,89, dan 61,44, maka untuk mencari persentase indikatornya adalah sebagai berikut, persentase = 84,04 + 80,93 + 85,31 + 84,89 + 61,44 : 5 = 79, 32. Indikator menghadapi ujian memperoleh persentase sebesar 79,32 dan dapat dikategorikan kuat, artinya indikator menghadapi ujian terlaksana dengan baik. Berdasarkan penjelasan tersebut, diperoleh rata-rata persentase variabel kebiasaan belajar siswa kelas V SD Negeri di Dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal sebesar 70,78 dan jika dikategorikan menurut kriteria penafsiran persentase dapat digolongkan ke dalam kategori kuat karena berada di rentang 61 - 80. Hasil tersebut didapat dari jumlah persentase seluruh indikator dibagi jumlah indikator = 70,28 + 67,06 + 66,89 + 70,34 + 79,32 : 5 = 70,78. Dapat dikatakan pula bahwa persepsi siswa terhadap item pernyataan juga tinggi. Indikator variabel kebiasaan belajar yang paling tinggi terletak pada indikator menghadapi ujian dengan persentase sebesar 79,32. Indikator kebiasaan belajar yang paling rendah terletak pada indikator cara belajar 97 kelompok dengan persentase sebesar 66,89. Untuk pernyataan yang paling dominan terletak pada pernyataan ke- 23 yang berbunyi “saya mengerjakan setiap soal secara asal-asalan tanpa mengingat- ingat jawabannya” dengan persentase sebesar 85,31, sedangkan untuk pernyataan yang paling rendah terletak pada pernyataan ke- 12 yang berbunyi “saya dan teman sekelompok menentukan jadwal belajar bersama setiap minggunya” dengan persentase sebesar 54,94.

4.1.3.4 Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah juga turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar siswa di sekolah. Slameto 2013: 64 menjelaskan bahwa faktor sekolah yang memengaruhi belajar siswa mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, dan keadaan gedung atau ruang kelas. Peneliti menggunakan faktor sekolah tersebut sebagai indikator lingkungan sekolah dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data lingkungan sekolah diambil menggunakan teknik angket. Data kebiasaan belajar diperoleh dari pemberian angket kepada sampel penelitian yaitu siswa kelas V sebanyak 177 siswa. Sebelum angket diberikan kepada siswa, peneliti terlebih dahulu melakukan uji coba angket untuk mengetahui pernyataan yang dinyatakan valid dan reliabel sehingga dapat dijadikan sebagai instrumen penelitian. Uji coba ini dilakukan kepada 30 siswa di luar sampel penelitian tetapi masih dalam satu populasi. Berdasarkan analisis uji coba diketahui bahwa dari 45 soal diperoleh soal yang valid sebanyak 28 soal dan soal yang tidak valid sebanyak 17 soal. Dari 28 soal dipilih 25 soal yang digunakan sebagai instrumen penelitian dan 3 soal yang tidak digunakan. Rincian soalnya dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut: 98 Tabel 4.5 Rincian Soal yang Digunakan dan Tidak Digunakan Indikator Soal yang digunakan Soal yang tidak digunakan Lingkungan sekolah 1, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 15, 18, 19, 20, 23, 24, 26, 28, 31, 32, 33, 34, 36, 40, 41, 44 21, 25, 39 Dari ke-25 item pernyataan tersebut dijadikan sebagai bahan pernyataan angket yang digunakan sebagai instrumen penelitian dan diberikan kepada 177 sampel penelitian. Berikut uraian analisis deskriptif variabel lingkungan sekolah.

4.1.3.5 Deskripsi Data Variabel Lingkungan Sekolah

Dalam perhitungan deskripsi data variabel lingkungan sekolah, peneliti menggunakan program SPSS versi 20. Adapun langkah-langkahnya: klik Analyze  Descriptive Statistic  Frequencies. Isikan variabel lingkungan sekolah, pilih Statistics. Pada kotak dialog Frequencies: Statistics, beri tanda centang pada statistik yang ingin dianalisis Mean, Median, Mode, Sum, Std Deviation, Variance, Range, Minimum, Maximum. Kemudian klik Continue lalu OK Priyatno 2012: 28-32. Hasil perhitungan analisis deskriptif variabel lingkungan sekolah dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut: Tabel 4.6 Hasil Analisis Deskripsi Variabel Lingkungan Sekolah Statistics Lingkungan Sekolah N Valid 177 Missing Mean 77,24 Median 77,00 Mode 71 Std. Deviation 7,845 Variance 61,546 Range 36 Minimum 58 Maximum 94 Sum 13671 Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 20 99 Berdasarkan data yang terkumpul dapat diketahui bahwa mean atau rata- rata sebesar 77,24; median atau titik tengah sebesar 77,00; modus atau nilai yang paling sering muncul sebesar 71; standar deviasi sebesar 7,845; variasi sebesar 61,546; range atau rentang sebesar 36; minimum atau nilai terendah sebesar 58; maximum atau nilai tertinggi sebesar 94; dan sum atau jumlah skor keseluruhan sebesar 13.671.

4.1.3.6 Analisis Statistik Deskriptif Variabel Lingkungan Sekolah

Lingkungan Sekolah merupakan variabel bebas X 2 dalam penelitian ini. Perolehan data penelitian dilakukan melalui angket. Angket yang digunakan terdiri atas 25 pernyataan dengan 7 indikator yakni: 1 metode mengajar dijabarkan menjadi 4 pertanyaan; 2 kurikulum dijabarkan menjadi 4 pertanyaan; 3 relasi guru dengan siswa dijabarkan menjadi 3 pertanyaan; 4 relasi siswa dengan siswa dijabarkan menjadi 4 pertanyaan; 5 disiplin sekolah dijabarkan menjadi 4 pertanyaan; 6 alat pelajaran dijabarkan menjadi 3 pertanyaan; 7 dan keadaan ruang kelas dibagi menjadi 3 pertanyaan. Angket yang telah dipilih dan dinyatakan valid dan reliabel diberikan kepada 177 siswa kelas V sebagai sampel penelitian. Selanjutnya data lingkungan sekolah yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan rumus deskriptif persentase berdasarkan rumus dari Riduwan 2013: 89. Setelah peneliti melakukan penghitungan data lingkungan sekolah pada masing-masing responden diperoleh data kategori skor lingkungan sekolah per siswa. Hasil dari perhitungan data lingkungan sekolah masing-masing responden dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut: 100 Tabel 4.7 Kategori Persentase Skor dan Respondennya Persentase Skor Persentase Responden F 81 – 100 Sangat Kuat 817; 828; 836; 846; 859; 862; 873; 886; 895; 901; 914; 924; 931; 941 16, 17, 18, 20, 25, 26, 29, 31, 32, 33, 36, 38, 40, 44, 45, 46, 47, 48, 50, 52, 56, 57, 58, 59, 60, 63, 64, 65, 66, 71, 72, 75, 78, 79, 83, 84, 85, 87, 90, 96, 98, 100, 104, 105, 111, 118, 119, 121, 124, 126, 127, 129, 135, 137, 138, 145, 146, 147, 148, 160, 163, 172, 173 63 61 – 80 Kuat 612; 621; 632; 641; 654; 662; 675; 684; 694; 707; 7111; 7210; 738; 745; 7510; 767; 777; 7810; 797; 805 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 19, 21, 22, 23, 24, 27, 28, 30, 34, 35, 37, 39, 41, 42, 43, 49, 51, 53, 54, 55, 61, 62, 67, 68, 69, 70, 73, 74, 76, 77, 80, 81, 82, 86, 88, 89, 91, 92, 93, 94, 95, 97, 99, 101, 102, 103, 106, 108, 109, 110, 113, 114, 115, 116, 117, 120, 122, 123, 125, 128, 130, 131, 132, 133, 134, 136, 139, 140, 141, 142, 143, 144, 149, 150, 151, 152, 153, 154, 155, 156, 157, 158, 159, 161, 162, 164, 165, 166, 167, 168, 169, 170, 171, 174, 175, 176, 177 112 40 – 60 Cukup 581; 601 107, 112 2 21 – 40 Lemah - - - – 20 Sangat Lemah - - - Jumlah 177 Berdasarkan perhitungan tabel 4.7 tersebut, peneliti mencantumkan skor variabel lingkungan sekolah per siswa sebelum di konversikan ke dalam bentuk persentase agar pembaca lebih mudah untuk memahaminya. Berikut adalah penjelasannya: Untuk kategori sangat kuat, terdapat 63 siswa yang mendapatkan skor ini dengan rincian sebagai berikut: skor 81 berjumlah 7 siswa, skor 82 berjumlah 8 siswa, skor 83 berjumlah 6 siswa, skor 84 berjumlah 6 siswa, skor 85 berjumlah 9 101 siswa, skor 86 berjumlah 2 siswa, skor 87 berjumlah 3 siswa, skor 88 berjumlah 6 siswa, skor 89 berjumlah 5 siswa, skor 90 berjumlah 1 siswa, skor 91 berjumlah 4 siswa, skor 92 berjumlah 4 siswa, skor 93 berjumlah 1 siswa, dan skor 94 berjumlah 1 siswa. Terdapat 112 siswa yang mendapat skor kuat dengan rincian yaitu: skor 61 berjumlah 2 siswa, skor 62 berjumlah 1 siswa, skor 63 berjumlah 2 siswa, skor 64 berjumlah 1 siswa, skor 65 berjumlah 4 siswa, skor 66 berjumlah 2 siswa, skor 67 berjumlah 5 siswa, skor 68 berjumlah 4 siswa, skor 69 berjumlah 4 siswa, skor 70 berjumlah 7 siswa, skor 71 berjumlah 11 siswa, skor 72 berjumlah 10 siswa, skor 73 berjumlah 8 siswa, skor 74 berjumlah 5 siswa, skor 75 berjumlah 10 siswa, skor 76 berjumlah 7 siswa, skor 77 berjumlah 7 siswa, skor 78 berjumlah 10 siswa, skor 79 berjumlah 7 siswa, dan skor 80 berjumlah 5 siswa. Untuk kategori cukup, terdapat 2 siswa yang mendapatkan skor cukup dengan rincian sebagai berikut: skor 58 berjumlah 1 siswa dan skor 60 berjumlah 1 siswa. Tidak terdapat siswa dengan kategori lemah dan sangat lemah, sehingga untuk variabel lingkungan sekolah terdapat tiga kategori yaitu sangat kuat, kuat, dan cukup. Selain menguraikan statistik deskriptif variabel lingkungan sekolah per siswa, peneliti juga menguraikan persentase variabel lingkungan sekolah tiap indikator dan kriterianya. Peneliti menganalisis setiap item pernyataan untuk mengetahui seberapa besar persentasenya. Berdasarkan hasil analisis tiap item pernyataan, peneliti dapat mengetahui persentase tiap indikator lingkungan sekolah dan mengetahui seberapa besar lingkungan sekolah SD Negeri Dabin II. Rekapitulasi persentase setiap indikator dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut: 102 Tabel 4.8 Rekapitulasi Persentase Lingkungan Sekolah per Indikator No. Indikator Item Soal Skor Item Persentase Skor Persentase per Indikator 1 Metode Mengajar 1 494 69,77 77,33 2 565 79,80 3 595 84,04 4 536 75,71 2 Kurikulum 5 639 90,25 75,88 6 445 62,85 7 487 68,79 8 578 81,64 3 Relasi Guru dengan Siswa 9 578 81,64 79,85 10 557 78,67 11 561 79,24 4 Relasi Siswa dengan Siswa 12 487 68,79 71,19 13 567 80,08 14 479 67,66 15 483 68,22 5 Disiplin Sekolah 16 561 79,24 79,70 17 528 74,58 18 568 80,23 19 600 84,75 6 Alat Pelajaran 20 620 87,57 83,24 21 516 72,88 22 632 89,27 7 Keadaan Ruang Kelas 23 633 89,41 75,09 24 443 62,57 25 519 73,31 Rata-rata 77,47 Berdasarkan tabel 4.8 tersebut, dapat diketahui persentase lingkungan sekolah tiap indikator dapat dikategorikan menjadi dua yaitu kategori sangat kuat dan kategori kuat. Uraiannya adalah sebagai berikut: Untuk kategori sangat kuat terdapat indikator alat pelajaran yang dijabarkan menjadi 3 pertanyaan. Persentase dari masing-masing pertanyaan sebesar 87,57, 72,88, dan 89,27, maka untuk mencari besar persentase indikatornya sebagai berikut: Persentase = 87,57 + 72,88 + 89,27 : 3 = 83,24. Indikator alat pelajaran sebesar 83,24 dan dapat dikategorikan sangat 103 kuat, artinya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran menggunakan alat pelajaran yang tersedia di sekolah sangat baik. Untuk kategori kuat terdapat indikator metode mengajar yang dijabarkan menjadi 4 pertanyaan. Persentase dari masing-masing pertanyaan sebesar 69,77, 79,80, 84,04, dan 75,71, maka untuk mencari besar persentase indikatornya sebagai berikut: Persentase = 69,77 + 79,80 + 84,04 + 75,71 : 4 = 77,33. Indikator metode mengajar sebesar 77,33 dan dapat dikategorikan kuat, artinya guru dalam menyajikan materi pelajaran sudah baik. Indikator kurikulum dijabarkan menjadi 4 pertanyaan dan dikategorikan kuat. Persentase dari masing-masing pertanyaan sebesar 90,25, 62,85, 68,79, dan 81,64, maka untuk mencari besar persentase indikatornya adalah sebagai berikut: Persentase = 90,25 + 62,85 + 68,79 + 81,64 : 4 = 75,88. Indikator kurikulum sebesar 75,88 dan dapat dikategorikan kuat, artinya siswa mampu mengikuti pelajaran dengan baik karena sekolah menggunakan kurikulum yang tepat. Indikator relasi guru dengan siswa dijabarkan menjadi 3 pertanyaan dan dikategorikan kuat. Persentase dari masing-masing pertanyaan sebesar 81,64, 78,67, dan 79,24, maka untuk mencari besar persentase indikatornya adalah sebagai berikut: Persentase = 81,64 + 78,67 + 79,24 : 3 = 79,85. Indikator relasi guru dengan siswa sebesar 79,85 dan dapat dikategorikan kuat, artinya relasi antara guru dengan siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas sudah terjalin dengan baik. Indikator relasi siswa dengan siswa dijabarkan menjadi 4 pertanyaan dan dikategorikan kuat. Persentase dari masing-masing pertanyaan sebesar 68,79, 104 80,08, 67,66, dan 68,22, maka untuk mencari besar persentase indikatornya adalah sebagai berikut: Persentase = 68,79 + 80,08 + 67,66 + 68,22 : 4 = 71,19. Indikator relasi siswa dengan siswa sebesar 71,19 dan dapat dikategorikan kuat, artinya relasi siswa dengan siswa di sekolah sudah terjalin dengan baik. Indikator disiplin sekolah dijabarkan menjadi 4 pertanyaan dan dikategorikan kuat. Persentase dari masing-masing pertanyaan sebesar 79,24, 74,58, 80,23 dan 84,75, maka untuk mencari besar persentase indikatornya adalah sebagai berikut: Persentase = 79,24 + 74,58 + 80,23 + 84,75 : 4 = 79,70. Indikator disiplin sekolah sebesar 79,70 dan dapat dikategorikan kuat, artinya siswa sudah menerapkan sikap disiplin dengan baik. Indikator keadaan ruang kelas dijabarkan menjadi 3 pertanyaan dan dikategorikan kuat. Persentase dari masing-masing pertanyaan sebesar 89,41, 62,57, dan 73,31, maka untuk mencari besar persentase indikatornya adalah sebagai berikut: Persentase = 89,41 + 62,57 + 73,31 : 3 = 75,09. Indikator keadaan ruang kelas sebesar 75,09 dan dapat dikategorikan kuat, artinya keadaan ruang kelas untuk kegiatan pembelajaran sudah baik. Berdasarkan penjelasan tersebut, diperoleh persentase variabel lingkungan sekolah Dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal sebesar 77,47 dan jika dikategorikan menurut kriteria penafsiran persentase dapat digolongkan ke dalam kategori kuat karena berada di rentang 61 - 80. Hasil tersebut didapat dari jumlah persentase seluruh indikator dibagi jumlah indikator = 77,33 + 75,88 + 79,85 + 71,19 + 79,70 + 83,24 + 75,09 : 7 = 77,47. 105 Indikator lingkungan sekolah yang paling tinggi terletak pada indikator alat pelajaran dengan persentase sebesar 83,24, sedangkan indikator yang paling rendah terletak pada indikator relasi siswa dengan siswa yang memiliki persentase sebesar 71,19. Untuk pernyataan yang paling dominan terletak pada pernyataan ke- 5 yang berbunyi “materi pelajaran yang diajarkan guru dapat saya pelajari” dengan persentase sebesar 90,25, sedangkan pernyataan yang paling rendah terletak pada pernyataan ke- 24 yang berbunyi “saya terganggu dengan suara ramai di luar kelas saat pelajaran berlangsung” dengan persentase 62,57.

4.1.3.7 Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan variabel terikat Y dalam penelitian ini. Data variabel prestasi belajar diperoleh dari dokumentasi nilai Ulangan Tengah Semester UTS genap siswa kelas V tahun ajaran 20152016. Sumber data berasal dari guru kelas V SD Negeri Dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal. Berikut analisis deskriptif variabel prestasi belajar siswa.

4.1.3.8 Deskripsi Data Variabel Prestasi Belajar

Dalam perhitungan deskripsi data, peneliti menggunakan program SPSS versi 20. Adapun langkah-langkahnya adalah: klik Analyze  Descriptive Statistic  Frequencies. Isikan variabel prestasi belajar, pilih Statistics. Pada kotak dialog Frequencies: Statistics, beri tanda centang pada statistik yang ingin dianalisis Mean, Median, Mode, Sum, Std Deviation, Variance, Range, Minimum, Maximum. Kemudian klik Continue lalu OK Priyatno 2012: 28-32. Hasil perhitungan analisis deskriptif variabel prestasi belajar dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut. 106 Tabel 4.9 Hasil Analisis Deskripsi Variabel Prestasi Belajar Statistics Prestasi Belajar N Valid 177 Missing Mean 71,64 Median 72,00 Mode 71 Std. Deviation 6,609 Variance 43,685 Range 32 Minimum 53 Maximum 85 Sum 12681 Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 20 Berdasarkan data yang terkumpul dapat diketahui bahwa mean atau rata- rata sebesar 71,64; median atau titik tengah sebesar 72,00; modus atau nilai yang paling sering muncul sebesar 71; standar deviasi sebesar 6,609; variasi sebesar 43,685; range atau rentang sebesar 32; minimum atau nilai terendah sebesar 53; maximum atau nilai tertinggi sebesar 85; dan sum atau jumlah skor keseluruhan sebesar 12.681.

4.1.3.9 Analisis Statistik Deskriptif Variabel Prestasi Belajar

Dalam penelitian ini, analisis deskriptif pada variabel prestasi belajar siswa akan disajikan dengan tabel pedoman konversi skala-5 beserta kriteria penilaian prestasi belajar. Tabel dibuat dengan cara mengelompokkan rata-rata nilai Ulangan Tengah Semester UTS per responden menurut kategori nilai berdasarkan pedoman konversi skala-5 dan kriteria penilaian dalam Poerwanti 2009: 6-18. Hasil dari penghitungan data variabel prestasi belajar untuk masing- masing responden beserta kriteria penilaiannya dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut: 107 Tabel 4.10 Kategori Nilai Prestasi Belajar dan Respondennya Kriteria Nilai Responden F 81 – 100 Sangat Memuaskan 803; 812; 822; 835; 843; 854 17, 38, 46, 63, 66, 72, 78, 85, 87, 92, 94, 96, 105, 124, 126, 146, 167, 168, 172 19 70-79 Memuaskan 7010; 7116; 7213; 7312; 744; 758; 768; 775; 7811; 799 1, 2, 4, 6, 11, 14, 16, 18, 20, 24, 29, 31, 32, 33, 35, 36, 39, 40, 44, 45, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 58, 59, 61, 64, 65, 67, 68, 69, 70, 71, 73, 74, 75, 76, 77, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 86, 89, 90, 91, 93, 95, 97, 98, 101, 104, 106, 108, 109, 111, 115, 116, 118, 119, 120, 121, 127, 129, 134, 135, 136, 137, 138, 139, 140, 141, 142, 143, 145, 147, 148, 156, 158, 160, 161, 162, 163, 169, 171, 173, 176, 177 96 60 – 69 Cukup 603; 614; 623; 635; 648; 651; 669; 677; 6812; 694; 3, 5, 7, 8, 9, 10, 12, 15, 19, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 34, 37, 41, 42, 43, 56, 57, 60, 62, 88, 99, 100, 102, 103, 110, 112, 113, 114, 117, 122, 123, 125, 128, 130, 132, 133, 144, 149, 150, 151, 153, 154, 155, 157, 159, 164, 165, 166, 170, 174 56 50 – 59 Kurang 531; 571; 581; 593 13, 30, 107, 131, 152, 175 6 49 Sangat Kurang - - - Jumlah 177 Berdasarkan perhitungan dari tabel 4.10 dapat diketahui bahwa terdapat empat kriteria prestasi belajar siswa yaitu sangat memuaskan, memuaskan, cukup, dan kurang. Penjelasannya adalah sebagai berikut: Untuk kriteria sangat memuaskan A yaitu terdapat 19 siswa yang mendapatkan nilai dengan kriteria ini, dengan rincian sebagai berikut: nilai 80 berjumlah 3 siswa, nilai 81 berjumlah 2 siswa, nilai 82 berjumlah 2 siswa, nilai 83 berjumlah 5 siswa, nilai 84 berjumlah 3 siswa, dan nilai 85 berjumlah 4 siswa. Terdapat 96 siswa yang mendapatkan nilai dengan kriteria memuaskan atau B, dengan rincian sebagai berikut: nilai 70 berjumlah 10 siswa, nilai 71 108 berjumlah 16 siswa, nilai 72 berjumlah 13 siswa, nilai 73 berjumlah 12 siswa, nilai 74 berjumlah 4 siswa, nilai 75 berjumlah 8 siswa, nilai 76 berjumlah 8 siswa, nilai 77 berjumlah 5 siswa, nilai 78 berjumlah 11 siswa, dan nilai 79 berjumlah 9 siswa. Kriteria cukup C, terdapat 56 siswa dengan rincian sebagai berikut: nilai 60 berjumlah 3 siswa, nilai 61 berjumlah 4 siswa, nilai 62 berjumlah 3 siswa, nilai 63 berjumlah 5 siswa, nilai 64 berjumlah 8 siswa, nilai 65 berjumlah 1 siswa, nilai 66 berjumlah 9 siswa, nilai 67 berjumlah 7 siswa, nilai 68 berjumlah 12 siswa, dan nilai 69 berjumlah 4 siswa. Terdapat 6 siswa yang memperoleh kriteria kurang D dengan rincian sebagai berikut: nilai 53 berjumlah 1 siswa, nilai 57 berjumlah 1 siswa, nilai 58 berjumlah 1 siswa, dan nilai 59 berjumlah 3 siswa. Tidak ada responden yang memperoleh kategori sangat kurang karena tidak ada yang memperoleh nilai kurang dari 49. Berdasarkan perhitungan yang ada, nilai rata-rata maksimal dari seluruh siswa adalah 17.700 karena rata-rata maksimal yang bisa dicapai siswa pada seluruh mata pelajaran yang di UTS-kan adalah 100 dan jumlah responden sebanyak 177. Total keseluruhan nilai prestasi belajar dalam penelitian ini adalah 12.681, sehingga dapat dihitung rata-rata prestasi belajar seluruh siswa yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah 12.68117.700 x 100 = 71,64. Berdasarkan kriteria skor nilai yang sudah dijelaskan, maka prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal dapat dikategorikan memuaskan atau B. 109

4.1.4 Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat dalam penelitian ini meliputi uji asumsi dasar dan uji asumsi klasik regresi. Pada uji asumsi dasar ada beberapa persyaratan, yaitu: uji normalitas dan uji linearitas. Kemudian pada uji asumsi klasik regresi, persyaratannya yaitu uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. Perhitungan dalam pengujian prasyarat menggunakan program SPSS versi 20. Data-data yang diuji dalam uji prasyarat analisis ini meliputi data-data hasil perhitungan skor variabel kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah serta variabel prestasi belajar dari 177 siswa sampel penelitian. Uraiannya sebagai berikut.

4.1.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui apakah data yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan menggunakan bantuan program SPSS versi 20. Hasil pengujian normalitas dapat dilihat pada output Test of Normality nilai signifikansi sig. ketiga data pada kolom Kolmogorov-Smirnov. Dasar pengambilan keputusannya yaitu apabila nilai signifikansinya lebih dari 0,05, maka data dinyatakan berdistribusi normal. Hasil analisis uji normalitas dapat dibaca pada tabel 4.11 berikut. Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig. Kebiasaan Belajar ,036 177 ,200 ,995 177 ,815 Lingkungan Sekolah ,061 177 ,200 ,988 177 ,135 Prestasi Belajar ,057 177 ,200 ,989 177 ,190 . This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction 110 Berdasarkan tabel 4.11 tersebut, diperoleh signifikansi variabel kebiasaan belajar sebesar 0,200 dan data lingkungan sekolah sebesar 0,200 serta data prestasi belajar sebesar 0,200. Oleh karena signifikansi lebih besar dari 0,05 untuk variabel kebiasaan belajar, lingkungan sekolah, dan prestasi belajar yaitu 0,2 00˃0,05, maka dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal. Pengujian data menggunakan statistik parametris dan dapat dilanjutkan uji linearitas. Untuk hasil uji normalitas secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 18 hal 250.

4.1.4.2 Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Pengujian linearitas dilakukan dengan menggunakan Test for Linearity pada taraf signifikansi 0,05 dengan bantuan program SPSS versi 20. Hasil pengujian dapat dilihat pada output ANOVA Table kolom Sig. baris Linearity. Dasar pengambilan keputusannya yaitu dua variabel dikatakan linier apabila hasil perhitungan mempunyai nilai signifikansi kurang dari 0,05. Hasil analisis uji linearitas variabel kebiasaan belajar dan prestasi belajar dapat dilihat pada tabel 4.12, sedangkan untuk variabel lingkungan sekolah dan prestasi belajar dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut. Tabel 4.12 Hasil Uji Linearitas X 1 dan Y ANOVA Table Sum of Squares df Mean Square F Sig. Prestasi Belajar Kebiasaan Belajar Between Groups Combined 2945,642 37 79,612 2,333 ,000 Linearity 1687,435 1 1687,435 49,453 ,000 Deviation from Linearity 1258,207 36 34,950 1,024 ,443 Within Groups 4742,934 139 34,122 Total 7688,576 176 111 Berdasarkan tabel 4.12 tersebut, diketahui bahwa nilai signifikansi variabel kebiasaan belajar dan prestasi belajar sebesar 0,000. Karena nilai signifikansinya kurang dari 0,05, dapat dinyatakan bahwa data variabel kebiasaan belajar dan variabel prestasi belajar mempunyai hubungan yang linear 0,0000,05. Tabel 4.13 Hasil Uji Linearitas X 2 dan Y ANOVA Table Sum of Squares df Mean Square F Sig. Prestasi Belajar Lingkung an Sekolah Between Groups Combined 3024,175 35 86,405 2,612 ,000 Linearity 2308,845 1 2308,845 69,794 ,000 Deviation from Linearity 715,330 34 21,039 ,636 ,938 Within Groups 4664,401 141 33,081 Total 7688,576 176 Berdasarkan tabel 4.13 tersebut, diketahui bahwa nilai signifikansi variabel lingkungan sekolah dan prestasi belajar sebesar 0,000. Karena nilai signifikansinya kurang dari 0,05, dapat dinyatakan bahwa data variabel lingkungan sekolah dan variabel prestasi belajar mempunyai hubungan yang linear 0,0000,05. Untuk hasil uji linearitas secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 19 hal 251.

4.1.4.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus dipenuhi dalam model regresi adalah tidak ada multikolinearitas. Uji multikolinearitas dilakukan menggunakan bantuan program SPSS versi 20. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada output Coefficients kolom VIF. Dasar 112 pengambilan keputusannya yaitu apabila VIF 5, maka dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dengan model regresi. Hasil uji multikolinearitas secara lengkap terdapat pada lampiran 20 hal 252. Hasil analisis uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut. Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 31,654 4,245 7,456 ,000 Kebiasaan Belajar ,182 ,056 ,239 3,233 ,001 ,695 1,438 Lingkungan Sekolah ,351 ,062 ,416 5,636 ,000 ,695 1,438 a. Dependent Variable: Prestasi Belajar Berdasarkan tabel 4.14 tersebut, diketahui bahwa nilai VIF untuk variabel kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah sebesar 1,438. Karena nilai VIF5, maka dapat dinyatakan bahwa dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya masalah multikolinearitas pada model regresi.

4.1.4.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan uji Spearman‟s rho, yaitu mengorelasikan nilai residual Unstandardized residual dengan masing-masing variabel independen. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada output Correlations kolom unstandardized residual. Dasar pengambilan keputusan yaitu jika signifikansi korelasi lebih dari 0,05 maka model regresi tidak terjadi 113 heteroskedastisitas. Hasil analisis uji heteroskedastisitas dapat dibaca pada tabel 4.15 berikut. Tabel 4.15 Hasil Uji Heteroskedastisitas Correlations Unstandardized Residual Kebiasaan Belajar Lingkungan Sekolah Spearmans rho Unstandardized Residual Correlation Coefficient 1,000 ,019 ,006 Sig. 2-tailed . ,806 ,936 N 177 177 177 Kebiasaan Belajar Correlation Coefficient ,019 1,000 ,555 Sig. 2-tailed ,806 . ,000 N 177 177 177 Lingkungan Sekolah Correlation Coefficient ,006 ,555 1,000 Sig. 2-tailed ,936 ,000 . N 177 177 177 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Berdasarkan tabel 4.15 tersebut, dapat diketahui bahwa korelasi antara kebiasaan belajar dengan Unstandardized Residual menghasilkan nilai signifikansi 0,806 dan korelasi antara lingkungan sekolah dengan Unstandardized Residual menghasilkan nilai signifikansi 0,936. Karena nilai signifikansi lebih dari 0,05, dapat dinyatakan bahwa dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya masalah heteroskedastisitas pada model regresi. Untuk hasil uji heteroskedastisitas secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 21 hal 253.

4.1.5 Uji Hipotesis

Pada bagian ini uji hipotesis akan diuraikan tentang analisis korelasi sederhana, analisis regresi sederhana, analisis korelasi ganda, analisis regresi ganda, analisis koefisien determinasi, dan analisis koefisien regresi secara bersama uji F. Uraiannya sebagai berikut. 114

4.1.5.1 Analisis Korelasi Sederhana

Analisis korelasi digunakan untuk mencari hubungan antara variabel bebas X dengan variabel terikat Y dan untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi. Analisis ini dilakukan dengan teknik korelasi pearson product moment. Perhitungan uji korelasi menggunakan program SPSS versi 20. Korelasi antara dua variabel dapat diketahui dengan melihat nilai signifikansi dan nilai Pearson Correlation. Untuk mengetahui tingkat hubungan yang terjadi antara dua variabel dapat dilihat pada tabel pedoman interpretasi koefisien korelasi menurut Priyatno 2010: 65. Dasar pengambilan keputusan korelasi yaitu jika nilai Sig ˃0,05, maka H diterima. Namun jika Sig0,05, maka H ditolak Priyatno 2012: 109. Hasil perhitungan analisis dapat dilihat pada tabel 4.16 dan 4.17 berikut: Tabel 4.16 Hasil Analisis Korelasi Sederhana X 1 dan Y Correlations Kebiasaan Belajar Prestasi Belajar Kebiasaan Belajar Pearson Correlation 1 ,468 Sig. 2-tailed ,000 N 177 177 Prestasi Belajar Pearson Correlation ,468 1 Sig. 2-tailed ,000 N 177 177 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Berdasarkan tabel 4.16 tersebut dapat diketahui bahwa kebiasaan belajar dan prestasi belajar memiliki korelasi positif, hal ini dilihat dari Pearson Correlation sebesar 0,468 dan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi kurang dari 0,05 0,000 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa H ditolak artinya terdapat hubungan positif antara variabel kebiasaan belajar dan 115 variabel prestasi belajar. Variabel kebiasaan belajar dan prestasi belajar terjadi hubungan yang sedang karena 0,468 berada di rentang antara 0,40 – 0,599. Tabel 4.17 Hasil Analisis Korelasi Sederhana X 2 dan Y Correlations Lingkungan Sekolah Prestasi Belajar Lingkungan Sekolah Pearson Correlation 1 ,548 Sig. 2-tailed ,000 N 177 177 Prestasi Belajar Pearson Correlation ,548 1 Sig. 2-tailed ,000 N 177 177 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Berdasarkan tabel 4.17 tersebut dapat diketahui bahwa lingkungan sekolah dan prestasi belajar memiliki korelasi positif, hal ini dilihat dari Pearson Correlation sebesar 0,548 dan tingkat signifikansi sebesar 0,000, sehingga dapat disimpulkan bahwa H ditolak artinya terdapat korelasi positif antara variabel lingkungan sekolah dan variabel prestasi belajar 0,0000,05. Variabel lingkungan sekolah dan prestasi belajar terjadi hubungan yang sedang karena berada di rentang 0,40 – 0,599. Hasil analisis korelasi pearson product moment secara lengkap terdapat pada lampiran 22 hal 254.

4.1.5.2 Analisis Regresi Sederhana

Riduwan 2010: 96 menyatakan “regresi sederhana adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil”. Analisis regresi sederhana digunakan untuk menjawab hipotesis nomor 1 dan 2. Hasil analisis regresi sederhana secara lengkap terdapat pada lampiran 23 hal 255 dan lampiran 24 hal 256. Hasil 116 penghitungan analisis regresi sederhana dapat dilihat pada tabel 4.18 dan 4.19 berikut: Tabel 4.18 Hasil Analisis Regresi Sederhana X 1 terhadap Y Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 46,324 3,636 12,740 ,000 Kebiasaan Belajar ,358 ,051 ,468 7,015 ,000 a. Dependent Variable: Prestasi Belajar Berdasarkan hasil dari pengolahan data menggunakan SPSS versi 20 maka dapat dianalisis sebagai berikut: 1. Merumuskan Hipotesis H 01 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri di Dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal p = 0. H a1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri di Dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal p ≠ 0. 2. Kriteria Pengujian Jika nilai -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel , maka H diterima. Jika nilai -t hitung - t tabel atau t hitung ˃ t tabel maka H ditolak. Berdasar signifikansi, jika nilai signifikansi 0,05 maka H ditolak dan H a diterima. Namun, jika nilai signifikansi 0,05 maka H diterima dan H a ditolak Priyatno 2012: 126. 117 3. Pengambilan Keputusan Tabel Coefficients menunjukkan bahwa nilai t hitung = 7,015, sedangkan t tabel dengan taraf kesalahan 5 dan df = N-2 = 177 - 2 = 175 diperoleh nilai t tabel sebesar 1,973. Dengan demikian nilai t hitung ˃ t tabel atau 7,015 ˃ 1,973, maka H ditolak. Berdasarkan kolom sig. pada tabel Coefficients diketahui bahwa nilai signifikansinya sebesar 0,000. Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,0000,05 maka H 01 ditolak dan H a1 diterima. Dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri di Dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal. Untuk mengetahui analisis persamaan regresi linear sederhana, nilai-nilai pada tabel Coefficient pada Unstandardized Coefficients B: constant dan kebiasaan belajar, selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus berikut ini. Ŷ = a + bX Ŷ = 46,324 + 0,358 X Keterangan: Ŷ = prestasi belajar yang diperoleh X = variabel kebiasaan belajar a = konstanta b = koefisien regresi Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Nilai konstanta a sebesar 46,324 berarti jika kebiasaan belajar X nilainya 0, maka prestasi belajar Y nilainya 46,324. 118 2. Nilai koefisien regresi variabel kebiasaan belajar b sebesar 0,358, artinya jika kebiasaan belajar mengalami kenaikan sebesar 1, maka prestasi belajar akan mengalami peningkatan sebesar 0,358. Sebaliknya, jika kebiasaan belajar mengalami penurunan sebesar 1, maka prestasi belajarnya diprediksi mengalami penurunan sebesar 0,358. Tanda koefisien regresi positif + menyatakan arah hubungan yang searah dimana kenaikan atau penurunan variabel independen X akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan variabel dependen Y. Koefisien regresi bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar siswa. Semakin baik kebiasaan belajar, maka semakin baik pula prestasi belajar yang diraih siswa. Tabel 4.19 Hasil Analisis Regresi Sederhana X 2 terhadap Y Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 35,985 4,136 8,701 ,000 Lingkungan Sekolah ,462 ,053 ,548 8,666 ,000 a. Dependent Variable: Prestasi Belajar Berdasarkan hasil dari pengolahan data menggunakan SPSS versi 20 maka dapat dianalisis sebagai berikut: 1. Merumuskan Hipotesis H 02 :Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri di Dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal p = 0. 119 H a2 :Terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri di Dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal p ≠ 0. 2. Kriteria Pengujian Jika nilai -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel , maka H diterima. Jika nilai -t hitung - t tabel atau t hitung ˃ t tabel maka H ditolak. Berdasar signifikansi, jika nilai signifikansi 0,05 maka H ditolak dan H a diterima. Namun, jika nilai signifikansi 0,05 maka H diterima dan H a ditolak Priyatno 2012: 126. 3. Pengambilan Keputusan Tabel Coefficients menunjukkan bahwa nilai t hitung = 8,666, sedangkan t tabel dengan taraf kesalahan 5 dan df = N-2 = 177 - 2 = 175 diperoleh nilai t tabel sebesar 1,973. Dengan demikian nilai t hitung ˃ t tabel atau 8,666 ˃ 1,973, maka H ditolak. Berdasarkan kolom sig. pada tabel Coefficients diketahui bahwa nilai signifikansinya sebesar 0,000. Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,0000,05 maka H 02 ditolak dan H a2 diterima. Dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri di Dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal. Untuk mengetahui analisis persamaan regresi linear sederhana, nilai-nilai pada tabel Coefficient pada Unstandardized Coefficients B: constant dan lingkungan sekolah, selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus berikut ini. Ŷ = a + bX Ŷ = 35,985 + 0,462X Keterangan: 120 Ŷ = prestasi belajar yang diperoleh X = variabel lingkungan sekolah a = konstanta b = koefisien regresi Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Nilai konstanta a sebesar 35,985 berarti jika lingkungan sekolah X nilainya 0, maka prestasi belajar Y nilainya 35,985. 2. Nilai koefisien regresi variabel lingkungan sekolah b sebesar 0,462 artinya jika lingkungan sekolah mengalami kenaikan sebesar 1, maka prestasi belajar akan mengalami peningkatan sebesar 0,462. Sebaliknya, jika lingkungan sekolah mengalami penurunan sebesar 1, maka prestasi belajarnya diprediksi mengalami penurunan sebesar 0,462. Tanda koefisien regresi positif + menyatakan arah hubungan yang searah dimana kenaikan atau penurunan variabel independen X akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan variabel dependen Y. Koefisien regresi bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara lingkungan sekolah dengan prestasi belajar siswa. Semakin baik lingkungan sekolah, maka semakin baik prestasi belajar siswa.

4.1.5.3 Analisis Regresi Berganda

Regresi berganda digunakan untuk meramalkan atau memprediksi nilai variabel terikat Y apabila variabel bebas X minimal dua atau lebih Riduwan 2015: 155. Dalam penelitian ini, analisis regresi ganda digunakan untuk menjawab hipotesis nomor 3. Hasil analisis regresi berganda secara lengkap terdapat pada lampiran 25 hal 257. Hasil penghitungan analisis regresi berganda dapat dilihat pada tabel 4.20 berikut: 121 Tabel 4.20 Hasil Analisis Regresi Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 31,654 4,245 7,456 ,000 Kebiasaan Belajar ,182 ,056 ,239 3,233 ,001 Lingkungan Sekolah ,351 ,062 ,416 5,636 ,000 a. Dependent Variable: Prestasi Belajar Berdasarkan hasil dari pengolahan data menggunakan SPSS versi 20 maka dapat dianalisis sebagai berikut: Dalam penelitian ini digunakan hipotesis berbentuk kalimat sebagai berikut. H 03 :Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri di Dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal p = 0. H a3 :Terdapat pengaruh yang signifikan antara kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri di Dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal p ≠ 0. Untuk mengetahui analisis persamaan regresi linear berganda, nilai-nilai pada tabel Coefficient pada Unstandardized Coefficients B: constant, kebiasaan belajar, dan lingkungan sekolah, selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus berikut. Ŷ = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 Ŷ = 31,654+ 0,182X 1 + 0,351X 2 Keterangan: Ŷ = prestasi belajar yang diperoleh X 1 = variabel kebiasaan belajar X 2 = variabel lingkungan sekolah 122 a = konstanta b = koefisien regresi Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Nilai konstanta a sebesar 31,654 yang berarti jika kebiasaan belajar X 1 dan lingkungan sekolah X 2 nilainya 0, maka prestasi belajar Y nilainya 31,654. 2. Nilai koefisien regresi b variabel kebiasaan belajar X 1 sebesar 0,182 yang artinya jika kebiasaan belajar mengalami kenaikan sebesar 1, maka prestasi belajar Y akan mengalami peningkatan sebesar 0,182 dengan asumsi variabel independen lain bernilai tetap. Tanda koefisien regresi positif + menyatakan arah hubungan yang searah dimana kenaikan atau penurunan variabel independen X akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan variabel dependen Y. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan yang positif antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar. Semakin baik kebiasaan belajar, semakin baik pula prestasi belajar siswa. 3. Koefisien regresi b variabel lingkungan sekolah X 2 sebesar 0,351 artinya jika lingkungan sekolah mengalami kenaikan sebesar 1, maka prestasi belajar Y akan mengalami peningkatan sebesar 0,351 dengan asumsi variabel independen lain bernilai tetap. Tanda koefisien regresi positif + menyatakan arah hubungan yang searah dimana kenaikan atau penurunan variabel independen X akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan variabel dependen Y. Koefisien regresi bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara lingkungan sekolah dengan prestasi belajar. Semakin baik lingkungan sekolah, maka semakin baik pula prestasi belajar siswa. 123

4.1.5.4 Analisis Korelasi Ganda

Analisis korelasi ganda berfungsi untuk mencari besarnya pengaruh atau hubungan antara dua variabel bebas X atau lebih secara simultan bersama- sama dengan variabel terikat Y. Hasil perhitungan analisis korelasi ganda dapat dilihat pada tabel 4.21 berikut: Tabel 4.21 Hasil Analisis Korelasi Ganda Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,583 a ,340 ,332 5,401 a. Predictors: Constant, Lingkungan Sekolah, Kebiasaan Belajar Berdasarkan tabel 4.21, diperoleh angka R sebesar 0,583. Karena nilai korelasi ganda terletak diantara 0,40 – 0,599, dapat dinyatakan bahwa terjadi hubungan yang sedang antara kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah secara bersama-sama terhadap prestasi belajar.

4.1.5.5 Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi yang dikalikan dengan 100. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel X mempunyai sumbangan atau ikut menentukan seberapa besar nilai variabel Y. Hasil perhitungan koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.22 Hasil Analisis Koefisien Determinasi X 1 terhadap Y Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,468 a ,219 ,215 5,856 a. Predictors: Constant, Kebiasaan Belajar 124 Berdasarkan tabel 4.22, nilai koefisien korelasi pada kolom R sebesar 0,468 dan nilai kuadrat koefisien korelasi pada kolom R Square sebesar 0,219. Besarnya koefisien determinasinya yaitu 0,219 x 100 = 21,9. Jadi, besarnya pengaruh kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri di Dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal yaitu 21,9 dan 78,1 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Tabel 4.23 Hasil Analisis Koefisien Determinasi X 2 terhadap Y Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,548 a ,300 ,296 5,544 a. Predictors: Constant, Lingkungan Sekolah Berdasarkan tabel 4.23 tersebut, nilai koefisien korelasi pada kolom R sebesar 0,548 dan nilai kuadrat koefisien korelasi pada kolom R Square sebesar 0,300. Besarnya koefisien determinasinya yaitu 0,300 x 100= 30. Jadi, besarnya pengaruh lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri di dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal yaitu 30 dan 70 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Tabel 4.24 Hasil Analisis Koefisien Determinasi X 1 dan X 2 terhadap Y Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,583 a ,340 ,332 5,401 a. Predictors: Constant, Lingkungan Sekolah, Kebiasaan Belajar Berdasarkan tabel 4.24 tersebut, nilai koefisien korelasi pada kolom R sebesar 0,583 dan nilai kuadrat koefisien korelasi pada kolom R Square sebesar 125 0,340. Besarnya koefisien determinasinya yaitu 0,340 x 100= 34. Jadi, besarnya pengaruh kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah secara bersama terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri di Dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal yaitu 34 dan 66 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

4.1.5.6 Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama Uji F

Uji F atau uji koefisien regresi secara bersama-sama digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk menjawab hipotesis 3. Hasil uji F dapat dilihat pada output ANOVA atau F test dari hasil analisis regresi berganda. Dasar pengambilan keputusan adalah apabila F hitung ≤F tabel , maka H diterima. Namun apabila F hitung ˃ F tabel , maka H ditolak Priyatno 2012: 138. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.25 berikut.

4.25 Hasil Uji Koefisien Regresi Bersama Uji F

ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 2613,759 2 1306,879 44,809 ,000 b Residual 5074,818 174 29,166 Total 7688,576 176 a. Dependent Variable: Prestasi Belajar b. Predictors: Constant, Lingkungan Sekolah, Kebiasaan Belajar Berdasarkan tabel 4.25 hasil perhitungan F hitung adalah 44,809 dengan tingkat signifikansi 0,000. Setelah menemukan F hitung , langkah selanjutnya adalah menentukan F tabel yaitu df 1 jumlah variabel – 1 atau 3-1 = 2, dan df 2 n-k-1 atau 177 – 2 - 1 = 174. Hasil yang diperoleh untuk F tabel adalah 3,047 dengan mencari di Ms.Excell menggunakan rumus =finv0,05;2;174. Berdasarkan 126 perhitungan tersebut diperoleh nilai F hitung F tabel yaitu 44,809 3,047 dan signifikansi 0,000 0,05. Dapat diambil kesimpulan bahwa H 03 ditolak yang artinya kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa.

4.2 Pembahasan

Dokumen yang terkait

Kebiasaan Menonton Televisi, Aktivitas Belajar Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri 101791 Patumbak.

1 62 79

Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Siswa Kelas V SD Al-Irsyad Al-Islamiyyah Bekasi

0 5 91

PENGARUH KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SE DAERAH BINAAN III KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG

2 59 166

PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR DIDAERAH BINAAN I KECAMATAN LIMPUNG KABUPATEN BATANG

12 121 210

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI DAERAH BINAAN II KECAMATAN AJIBARANG BANYUMAS

0 13 211

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI SE DAERAH BINAAN II KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

4 62 173

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 04 Pengaruh Motivasi dan Kedisiplinan Belajar terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 04 Alastuwo Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar

0 2 11

PENGARUH PERHATIAN ORANGTUA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI DAERAH BINAAN I KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG

0 0 75

PENGARUH PERAN GURU DAN KEDISIPLINAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD SEKOLAH BINAAN ECAMATAN BREBES KABUPATEN BREBES

0 0 72

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 1 TINGGARJAYA

0 0 15