Hubungan Antara Lingkungan Sosial dengan Perilaku
                                                                                Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa responden memiliki uang  saku  kurang  dari  Rp  10.000  dan  memiliki  perilaku  seksual  pra
nikah berisiko sebesar 6,8 sedangkan responden yang memiliki uang saku  lebih  besar  dari  Rp  21.000  dan  memiliki  perilaku  seksual  pra
nikah  berisiko  sebesar  18,2.  Berdasarkan  hasil  analisis  statistik diketahui  bahwa  P  value  sebesar  0,000  yang  berarti  bahwa  pada
signifikansi  5  disimpulkan  bahwa  ada  hubungan  antara  uang  saku dengan perilaku seksual pra nikah pada siswa SMA di Kota Tangerang
Selatan.
4.4  Pembahasan 4.4.1  Gambaran perilaku seks pranikah
Responden  yang  memiliki  pacar  82,1,  aktivitas berkencan  dengan  pacar  sebanyak  satu  kali  dalam  seminggu
merupakan  presentasi  terbesar  sebanyak  55,0.  Responden menganggap kategori hubungannya termasuk dalam kategori biasa saja
hanya  mengisi  waktu  luang,  tidak  ada  target  menikah  sebanyak 75,6.
Berkontak  fisik    pegangan  tangan,  memeluk  atau  mencium pipi  sebesar  58,3,  mencium  bibir  22,4,  memegang  payudara
kekasih  8,4,  memegang  alat  kelamin  kekasih  dengan  tangan 5,8,  mengelus  kelamin  kekasih  sehingga  terangsang  5,6,
kekasih  memegang  kelamin  6,2,  kekasih  memegang  kelamin hingga  terangsang  6,5,  pernah  bersetubuh  2,8,  melakukan
bersetubuh  1  kali  seminggu  29,2,  dan  melakukan  aborsi  0,4, pernah hamil setelah melakukan hubungan seksual 0,6, Presentase
alasan  terbanyak  adalah  mau  sama  mau  sebanyak  30,3,  jumlah pasangan  yang  melakukan  hubungan  suami  isteri  dengan  kekasih
sebanyak42,4. Takut terinfeksi HIV atau penyakit menular seksual lainnya 18,3.
Hasil  penelitian  ini  kontradiktif  dengan  penelitian  yang dilakukan  oleh  Ririn  2009  di  Surakarta  yang  menyatakan  bahwa
perilaku  seksual  terbanyak  yang  dilakukan  oleh  remaja  SMA  adalah ciuman  bibir  61,6.  Hal  ini  kontradiksi  disebabkan  oleh  perbedaan
bentuk  pertanyaan  kuisioner  masing-masing  peneliti  dan  perbedaan sosiokultural di masing
– masing daerah.
37
Budaya  memiliki  peranan  penting  dalam  membentuk  suatu pola berpikir dan pola pergaulan dalam  masyarakat,  yang berarti juga
membentuk kepribadian dan pola pikir masyarakat tertentu.
18
Peran  budaya  dalam  masyarakat  dapat  dijadikan  titik  acuan dalam  membentuk  kepribadian  seseorang  atau  kelompok.  Masyarakat
sering  kali  menerima  langsung  kebudayaan  negatif  yang  menentang norma-norma  sehingga  remaja  dengan  proses  perkembangan
pembentukan  identitas  yang  masih  dini  dapat  menerima  begitu  saja budaya yang negatif.
18
                