relasi  dengan  orangtua  terjalin  baik  maka  akan  berkolerasi  dengan kecenderungan  menunda  keterlibatan  dalam  hubungan  seksual,
kurangnya  frekuensi  melakukan  hubungan  seksual,  dan  lebih sedikitnya
partner.
6
Pada remaja
umumnya sangat
kurang mendapatkan pengetahuan seks dari orangtuanya dan antara orang tua
dan anak sangat jarang membicarakan masalah seputar seks. Kedekatan  atau  keterjalinan,  pengawasan  atau  pengaturan
terhadap  aktivitas  remaja  oleh  orangtuanya,  serta  nilai-nilai  yang ditanamkan  orang  tua  untuk  menentang  hubungan  seksual  di  masa
remaja akan mengurangi risiko kehamilan di masa remaja.
6
Hubungan  yang  sangat  jauh  atau  saling  mengindari  di  dalam keluarga  sangat  erat  kaitannya  dengan  hubungan  seksual  dini.  Selain
itu  memiliki  kakak  atau  saudara  yang  aktif  seksual  atau  saudara perempuan  yang  hamilmenjadi  orang  tua  dapat  meningkatkan  risiko
remaja untuk hamil..
6
4.4.9  Hubungan  Antara  Lingkungan  Sosial  dengan  Perilaku Seksual Pra Nikah
Berdasarkan  tabel  diatas,  diketahui  bahwa  responden  yang lingkungan  sosial  baik  dan  memiliki  perilaku  seksual  pra  nikah
berisiko  sebesar  38,3  sedangkan  responden  yang  memiliki lingkungan  sosial  buruk  dan  memiliki  perilaku  seksual  pra  nikah
berisiko  sebesar  61,7.  Berdasarkan  hasil  analisis  statistik  diketahui bahwa P value sebesar 0,000 yang berarti bahwa pada signifikansi 5
disimpulkan  bahwa  ada  hubungan  antara  lingkungan  sosial  dengan perilaku  seksual  pra  nikah  pada  siswa  SMA  di  Kota  Tangerang
Selatan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuli, dkk
2010  tentang  pengaruh  kelompok  teman  sebaya,  yang  menyatakan
ada  hubungan  antara  perilaku  seksual  dan  teman  sebaya Pvalue=0,045.
32
Penelitian Christiana pada remaja usia 15-18  di kota Yogyakarta    menyebutkan  bahwa  tekanan  teman  sebaya  berpengaruh
langsung  terhadap  perilaku  seksual  pranikah,  makin  tinggi  tekanan untuk  berperilaku  negatif  dari  teman  sebayanya  untuk  melakukan
perilaku seksual pranikah.
23
Hal  ini  tidak  sejalan  dengan  penelitian  yang  dilakukkan  oleh Ika,dkk  2013  yang  menyebutkan  tidak  ada  hubungan  antara
lingkungan tempat tinggal dengan perilaku seks pra nikah dengan nilai P=0,398.
31
Menurut  teori  perilaku  sosial  seseorang  dipengaruhi  dari lingkungan  keluarga  dan  sekitarnya.  Seseorang  akan  berperilaku
dengan baik  dan positif  apabila lingkungannya  memberikan pengaruh positif  pula.
34
Menurut  teori  lingkungan  fisiko-bio-psiko-sosial merupakan  lingkungan  yang  sangat  mempengaruhi  tumbuh  kembang
seorang  anak  dalam  menuju  kedewasaan  dengan  kualitas  hidup  yang baik.  Dengan  terjaminnya  pemenuhan  kebutuhan  fisiko-bio-psiko-
sosial  yang  merupakan  kebutuhan  dasar  tumbuh  kembang  yang adekuat maka diharapkan tumbuh kembang anak dapat berjalan secara
optimal dan mencapai potensi bawaannya menuju dewasa.
12
4.4.10 Hubungan Antara Pendidikan dengan Perilaku Seksual Pra Nikah
Dari  hasil  Penelitian  diatas  dapat  diketahui  bahwa  responden yang  pendidikan  SMP  dan  memiliki  perilaku  seksual  pra  nikah
berisiko  sebesar  75,8  sedangkan  responden  yang  memiliki pendidikan pondok pesantren dan memiliki perilaku seksual pra nikah
berisiko  sebesar  13,3.  Berdasarkan  hasil  analisis  statistik  diketahui bahwa P value sebesar 0,000 yang berarti bahwa pada signifikansi 5
disimpulkan bahwa ada hubungan antara pendidikan responden dengan