Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual

buruk, dan perceraian orang tua akan menyebabkan remaja mengalami depresi, kebingungan, dan ketidakmantapan emosi yang menghambat mereka untuk bersikap tanggap sehingga remaja dapat dengan mudah terjerumus pada perilaku yang menyimpang seperti seks pranikah . 21 f. Teman Sebaya Remaja mulai belajar mengenai pola hubungan timbal balik dan setara melalui interaksi dengan teman sebaya. Mereka juga belajar untuk mengamati minat dan pandangan teman sebaya supaya memudahkan proses penyatuan ke dalam kelompok aktifitas teman sebaya. Sullivan berangggapan bahwa teman memainkan peran penting dalam membentuk kesejahteraan dan perkembangan anak dan remaja. 20 g. Peluang waktu luang Dengan adanya waktu luang yang tidak bermanfaat akan cenderung menimbulkan pergaulan bebas. Karena sifat dasar remaja yang masih mementingkan hidup bersenang-senang, bernalas-malasan, berkumpul-kumpul sampai larut malam sehingga akan membawa remaja kedalam pergaulan bebas. 15 h. Budaya Budaya memiliki peranan penting dalam membentuk suatu pola berpikir dan pola pergaulan dalam masyarakat, yang berarti juga membentuk kepribadian dan pola pikir masyarakat tertantu. Peran budaya dalam masyarakat dapat dijadikan titik acuan dalam membentuk kepribadian seseorang atau kelompok. Masyarakat sering kali menerima langsung kebudayaan negatif yang menentang norma-norma sehingga remaja dengan proses perkembangan pembentukan identitas yang masih dini dapat menerima begitu saja budaya yang negatif. 18 i. Gender Peran gender pada beberapa penelitian menyebutkan bahwa perubahan pubertas mendorong laki-laki dan perempuan untuk menyesuaikan diri berperilaku masukilin dan feminin. Harga diri cenderung menurun di masa remaja , terutama pada remaja perempuan berumur 12 – 17 tahun. Pada umumnya laki laki menunjukkan harga diri yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Menurunnya harga diri remaja perempuan adalah karena mereka memiliki citra tubuh yang lebih negatif selama mengalami perubahan pubertas, dibandingkan remaja laki laki. 6 Sebuah studi yang dilakukan oleh Hyde DeLamater 2005 menyatakan bahwa dibandingkan remaja laki-laki terdapat lebih banyak remaja perempuan yang menyatakan jatuh cinta sebagai alasan mereka aktif secara seksual.

2.1.4 Masalah-masalah yang diakibatkan perilaku seksual

remaja a. Kehamilan Remaja 6 Kehamilan remaja mengandung risiko kesehatan bagi ibu dan bayi, umumnya bayi yang lahir cenderung memiliki berat badan lahir yang rendah, Kematian pada bayi, maupun masalah neurologis dan penyakit pada masa kanak-kanak. Hanya 1 dari 5 kehamilan remaja perempuan yang memperoleh perawatan pra kelahiran selama periode kehamilan. Remaja yang hamil cenderung mengalami anemia dan mengalami komplikasi prematuritas, dibandingkan ibu dengan usia 20 hingga 24 tahun. Selain itu para ibu cenderung putus sekolah akibat dari beban moral, sosio-budaya, dan peran sebagai ibu, meskipun banyak remaja yang melanjutkan pendidikan kembali di sekolah formal maupun program persamaan, umumnnya mereka tidak mencapai taraf ekonomi yang setara dengn perempuan lainnya yang tidak mengalami hal serupa. Sebuah studi penelitian yang dilakukan oleh Hofferth Reith 2002 mendapatkan bahwa anak yang lahir dari ibu remaja memiliki skor tes yang lebih rendah dan memperlihatkan perilaku yang bermasalah. Menurut Resnick,Wattenberg Brewer 1992 masalah yang ditimbulkan bukan hanya dari masalah ibu dan bayinya tetapi berpengaruh juga terhadap para ayah yang masih remaja. Umumnya para ayah yang masih remaja memiliki penghasilan yang lebih rendah, kurang berpendidikan dan memiliki banyak anak dibandingkan pria lain yang tidak mengalami hal serupa. Hal ini terjadi dikarenakan mereka harus putus sekolah setelah menikahi pasangannya yang hamil. Remaja putri yang hamil pada usia 15-19 tahun memiliki risiko 2 kali meninggal yang tinggi dibandingkan dengan yang berusia 20 tahun keatas, sementara remaja yang hamil dibawah usia 14 tahun memiliki risiko 5 kali lebih besar untuk meninggal. Hal ini dikarenakan panggul perempuan belum berkembang secara sempurna. Setelah dua tahun menstruasi, seorang remaja puteri masih mengalami perkembangan 2 - 9, sehingga remaja yang hamil di bawah usia 14 tahun berisiko terjadinya disproporsi kepala bayi dan panggul ibu atau disproporsi sefalopelvik. b. Infeksi yang menular secara seksual Diantara Penyakit Menular seksual PMS yang banyak dialami remaja, terdapat tiga penyakit yang disebabkan oleh virus yakni AIDS acquired immune deficiency syndrome, herpes genital dan kutil genital, serta tiga PMS yang disebabkan oleh infeksi bakteri, yakni, Gonorrhea, Sifilis, dan Chlamydia.

2.2 Kerangka Teori

2.3 Kerangka Konsep

Variabel Bebas 1. Pengetahuan 2. Karakteristik keluarga dan sosio-ekonomi 3. Riwayat pacaran dengan lawan jenis 4. Lingkungan sosial 5. Pemahaman agama 6. Gender, dan norma- norma . Variabel Terikat Perilaku seks pranikah remaja

2.3 Definisi Operasional

No Nama Variable Definisi Operasional Skala Ukur Hasil Ukur Alat dan cara ukur 1. Sosio-ekonomi Mengetahui tingkat ekonomi dan aktivitas sosial remaja. Nominal Jenis kelamin, umur, uang saku. Menyebarkan kuisioner 2. Pengetahuan seks pranikah Kemampuan siswa dalam memahami tentang ciri-ciri seks primer dan sekunder beserta fungsinya untuk seksual, fungsi fisiologis tubuh dalam bereproduksi dan dampak seks pranikah. Ordinal Tinggi, Nilai Mean dari Skor pengetahuan seks pra nikah. Rendah,≤ Nilai Median Skor pengetahuan seks pra nikah Menyebarkan kuisioner 3. Sumber informasi Media Tv, Internet, radio, media cetak, teman, seminar, petugas kesehatan, yang menyediakan pengetahuan mengenai seksualitas dan lingkup reproduksi. Nominal Smartphone, jika menggunakan gadget dan smartphone. Komputer, jika menggunakan warnet dan computer rumah. Menyebarkan kuisioner 4. Peran keluarga Peran orang tua dalam mengawasi, megasuh, komunikasi, Ordinal Ada, ≤ nilai Mean skor peran keluarga Menyebarkan kuisioner