ingin menerima agama sebagai suatu yang bermakna berdasarkan keinginan mereka untuk mandiri dan bebas menentukan keputusan
sendiri dimana terdapat perubahan minat religius dan salah satunya adalah keraguan meyakini nilai religius sehingga membuat mereka
kurang taat, selanjutnya remaja tersebut mencari kepercayaan lain yang dapat lebih memenuhi kebutuhan.
25
Banyak faktor yang mempengaruhi pembentukan perilaku manusia dan salah satunya faktor personal. Agama bagian dari sistem
nilai yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku sosial, sehingga dapat terwujud dalam perbuatan nyata, meskipun tidak
selamanya tingkat religius mempengaruhi perilaku sosial seseorang.
25
4.4.7 Hubungan Antara Persepsi tentang Norma dan Gender Dan Perilaku Seksual Pra Nikah
Bahwa responden yang memiliki persepsi negatif tentang seksual, norma dan gender dan memiliki perilaku seksual pra nikah
berisiko sebesar 58,4 sedangkan responden yang memiliki persepsi positif tapi memiliki perilaku seksual pra nikah berisiko sebesar
45,2. Berdasarkan hasil analisis statistik diketahui bahwa P value sebesar 0,417 yang berarti bahwa pada signifikansi 5 disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan antara persepsi tentang seksualitas, gender dan norma dengan perilaku seksual pra nikah pada siswa SMA di Kota
Tangerang Selatan. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Desinta tahun 2014 yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan antara pemahan norma dalam masyarakat dengan perilaku seks pra
nikah P value=0,439. Didukung dengan penelitian Ilvia Rahma 2010 Yang menyatakan Bahwa tidak ada hubungan antara persepsi
norma sosial dengan perilaku seks pra nikah. Semakin tinggi atau
tidaknya pemahaman pada norma sosila dalam masyarakat tidak berpengaruh terhadap perilaku seksual.
30
Sarwono 2012 mengatakan, walaupun pada zaman sekarang ini marak terjadi perilaku seks bebas tetapi sebenarnya dalam
masyarakat Indonesia masih menjungjung tinggi nilai tradisional. Nilai tradisional dalam perilaku seksual yang paling utama adalah tidak
melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Nilai ini tercermin dalam bentuk keinginan mempertahankan kegadisan seseorang
sebelum menikah. Akan tetapi saat ini nilai moral dan norma sosial dalam masyarakat cenderung menurun. Banyak sekali remaja yang
melakukan aktivitas seksual di depan umum, mereka terkesan acuh dan tidak memperdulikan norma sosial yang ada dalam masyarakat.
18
4.4.8 Hubungan Antara Peran Keluarga dengan Perilaku Seksual Pra Nikah
Responden yang memiliki peran keluarga dan memiliki perilaku seksual pra nikah berisiko sebesar 12,6 sedangkan
responden yang tidak memiliki peran keluarga dan memiliki perilaku seksual pra nikah berisiko sebesar 87,4. Berdasarkan hasil analisis
statistik diketahui bahwa P value sebesar 0,000 yang berarti bahwa pada signifikansi 5 disimpulkan bahwa ada hubungan antara peran
keluarga dengan perilaku seksual pra nikah pada siswa SMA di Kota Tangerang Selatan.
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ika,dkk, 2013 yang menunjukkan tidak ada hubungan antara peran
orang tua dengan perilaku seks pranikah P value=0,720.
31
Menurut Santrock 2007 Lingkungan keluarga dan sosial memberikan dorongan dan suasana untuk menggiring perilaku seksual.
Pada lingkungan keluarga hubungan yang tidak harmonis dalam keluarga atau kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak akan
menimbulkan masalah-masalah pada remaja.
6
Sebaliknya, apabila