perilaku  seksual  pra  nikah  pada  siswa  SMA  di  Kota  Tangerang Selatan.
Hal ini dibuktikan oleh penelitian Minah, dkk pada tahun 2014 dimana terdapat hubungan tingkat pemahaman agama dengan perilaku
seksual  pranikah,  ada  hubungan  positif  antara  kecerdasan  spiritual dengan
kemampuan pemecahan
masalah pada
remaja Pvalue=0,002.
33
Menurut  teori  perilaku  sosial  seseorang  dipengaruhi  dari lingkungan  keluarga  dan  sekitarnya.  Seseorang  akan  berperilaku
dengan baik  dan positif  apabila lingkungannya  memberikan pengaruh positif  pula  dan  apabila  masyarakat  di  sekelilingnya  religius  dalam
agama  akan  memberikan  pengaruh  pula  pada  perilaku    sosial seseorang.    Agama  sendiri  memiliki  tiga  peran  penting  dalam  agama
itu  sendiri,  yaitu  fungsi  agama  dalam  masyarakat  yakni  kebudayaan, sistem sosial dan kepribadian.
34
4.4.11 Hubungan Antara Umur dengan Perilaku Seksual Pra Nikah
Responden  yang  berusia  lebih  dari  16  tahun  dan  memiliki perilaku  seksual  pra  nikah  berisiko  sebesar  80,5.  Berdasarkan  hasil
analisis  statistik  diketahui  bahwa  P  value  sebesar  0,026  yang  berarti bahwa pada signifikansi  5 disimpulkan bahwa  ada hubungan  antara
umur  dengan  perilaku  seksual  pra  nikah  pada  siswa  SMA  di  Kota Tangerang Selatan.
Berdasarkan data penelitian The 2012 Indonesia  Demographic and Health Survey IDHS menunjukkan sebanyak 8,3  remaja laki-
laki  dan  sebanyak  0,9  remaja  perempuan  usia  15-19  tahun  yang belum  pernah  menikah  pernah  melakukan  seks.  Presentase  terbanyak
saat pertama kali melakukan seks pada umur 17 tahun dan 16 tahun.
5
Menurut  Teori  pubertas  adalah  masa  ketika  seseorang mengalami  perubahan  fisk,  psikis  dan  pematangan  fungsi  seksual.
Perubahan –  perubahan  hormonal  yang  meningkatkan  hasrat  seksual
libido seksualitas.
18
4.4.12 Hubungan Antara Uang Saku dengan Perilaku Seksual Pra Nikah
Diketahui bahwa responden memiliki uang saku kurang dari Rp 10.000 dan memiliki perilaku seksual pra nikah berisiko sebesar 6,8
sedangkan  responden  yang  memiliki  uang  saku  lebih  besar  dari  Rp 21.000  dan  memiliki  perilaku  seksual  pra  nikah  berisiko  sebesar
18,2.  Berdasarkan  hasil  analisis  statistik  diketahui  bahwa  P  value sebesar  0,000  yang  berarti  bahwa  pada  signifikansi  5  disimpulkan
bahwa  ada  hubungan  antara  uang  saku  dengan  perilaku  seksual  pra nikah pada siswa SMA di Kota Tangerang Selatan.
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ika 2013 yang  menyebutkan tidak ada hubungan antara status ekonomi
uang  saku  dengan  perilaku  seks  pranikah  dengan  nilai  p=0,976.
31
Serta  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Anjarwati  2009  yang menyebutkan  bahwa  prevalensi  remaja  dengan  status  sosial  ekonomi
yang  rendah  memiliki  perilaku  seksual  pra  nikah  yang  lebih  tinggi dibandingkan dengan remaja dengan status sosial ekonomi yang tinggi.
35
Hal  ini  dikarenakan  dengan  meningkatnya  status  ekonomi maka akan meningkatkan pula daya beli remaja, dan semakin membuat
peluang  bagi  remaja  untuk  melakukan  keingininanya.  Remaja  dengan sosial  Ekonomi  tinggi  cenderung  melakukan  kenakalan  seperti
berjudi,merokok,  menonton  film  porno,  membaca  buku  porno,  kebut- kebutan,  minum-minuman  beralkohol,  melakukan  hubungan  seksual
dan mengkonsumsi obat-obatan terlarang.