Berdasarkan Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep- 310BEJ09-2004 tentang Peraturan Nomor II-D Tentang Perdagangan Opsi
Saham, syarat underlying saham dapat memiliki instrumen derivatif opsi saham, adalah:
1 Saham tersebut telah tercatat di Bursa sekurang-kurangnya 12 dua belas bulan.
2 Transaksi atas saham tersebut dalam 12 dua belas bulan terakhir menunjukkan:
• Frekuensi transaksi sekurang-kurangnya 2.000 dua ribu setiap bulannya.
• Rata-rata volatilitas harga harian intraday volatility sekurang- kurangnya sebesar 0,5 nol koma lima persen per hari.
3 Harga saham sekurang-kurangnya Rp.500,- lima ratus rupiah. 4 Saham tersebut memenuhi kapitalisasi pasar Market Capitalization
sekurang-kurangnya Rp.500.000.000.000,- lima ratus miliar rupiah. Namun dengan pertimbangan tertentu, bursa berwenang memilih dan
menetapkan saham perusahaan tercatat yang memenuhi persyaratan untuk menjadi underlying saham.
2.6.2 Rekapitulasi Perdagangan Opsi Call di BEI
Perkembangan perdagangan kontrak opsi saham sejak diluncurkan sampai sekarang mengalami perkembangan yang tidak stabil bahkan menurun
dikarenakan beberapa kendala yang sedang diperbaiki. Adapun rekapitulasi perkembangan perdagangan opsi call kontrak opsi saham di Bursa Efek Indonesia
mulai dari tahun 2004 – 2008 diberikan pada Tabel 3 berikut. Tabel 3 Rekapitulasi perdagangan opsi call kontrak opsi saham di BEI
Tahun Hari Perdagangan
Kontrak yang Dibuat Nilai Kontrak
Frekuensi
2004 56 150
236.500.000 104
2005 243 149
101.840.000 131
2006 242 - -
- 2007 246
281 1.363.060.000 163
2008 240 87
495.800.000 84
Tidak ada transaksi
Tabel 3 diambil dari majalah IDX Monthly Statistics, Desember 2009 mengenai Stock Option Activities
terbitan Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2009 – 2012 perdagangan KOS mengalami penurunan, tetapi seiring dengan perkebangan
Bursa Efek Indonesia, maka pada tahun 2012 ini perdagangan KOS sedang direvitalisasi oleh otoritas Bursa Efek Indonesia sebelum diluncurkan kembali.
2.6.3 Pedoman Pengkodean Kontrak Opsi Saham
Dalam mengeluarkan produk kontrak opsi saham ada pedoman untuk pengkodean dan pemberian nomor seri dari KOS yang dikeluarkan oleh otoritas
Bursa Efek Indonesia. Sebagai contoh untuk nomor seri KOS CINDF2275, C
digit ke 1 menyatakan call option yang akhir masa berlakunya pada hari bursa
terakhir bulan Maret, INDF digit ke 2 s.d 5 menyatakan kode saham induk PT Indofood Sukses Makmur Tbk, sedangkan angka 2275 digit ke 6 s.d 10
merupakan strike price. Pedoman untuk membuat kode dan seri dari KOS diambil dari surat edaran BEI, Nomor: SE-010BEJ10-2004 sebagai berikut.
• Untuk setiap Seri KOS yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia disiapkan kode efek yang merupakan gabungan dari huruf capital dan
angka sebanyak 10 sepuluh digit, perhatikan contoh dibawah ini:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 M N N N N 9 9 9 9 9
• Digit kesatu dengan huruf besar menyatakan tipe opsi saham call option dan akhir masa berlaku dari setiap seri KOS.
M
Huruf besar A sd L menyatakan Call Option dan akhir masa berlaku KOS, sebagai berikut:
A = Hari Bursa terakhir bulan Januari; B = Hari Bursa terakhir bulan Februari;
C = Hari Bursa terakhir bulan Maret; D = Hari Bursa terakhir bulan April;
E = Hari Bursa terakhir bulan Mei; F = Hari Bursa terakhir bulan Juni;
G = Hari Bursa terakhir bulan Juli; H = Hari Bursa terakhir bulan Agustus;
I = Hari Bursa terakhir bulan September; J = Hari Bursa terakhir bulan Oktober;
K = Bulan November L = Bulan Desember
• Digit kedua sampai dengan digit kelima menyatakan kode efek perusahaam tercatat yang merupakan saham induk underlying stock opsi
saham, yang sama dengan kode saham dalam perdagangan ekuitas saat ini.
NNNN
4 empat huruf capital, yang menyatakan Kode Efek dari Saham Induk Underlying Stock
• Digit keenam sampai dengan digit kesepuluh merupakan Strike Price dari seri KOS yang bersangkutan.
99999
5 lima angka tanpa menggunakan separator, yang menyatakan Strike Price
2.6.4 Penetapan Seri Kontrak Opsi Saham