Modal Manusia Modal Internal

BAB VI PENGARUH PEMIMPIN LOKAL DALAM PROGRAM PNPM

MANDIRI PERDESAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

6.1. Modal Internal

Pemimpin lokal dalam penelitian ini adalah individu yang mempunyai tujuan atau maksud yang ditunjukkan dalam bentuk tindakan yang mempengaruhi masyarakat sekitarnya. Besarnya pengaruh tersebut sudah tentu dipengaruhi oleh modal yang dimiliki oleh individu tersebut. Modal internal adalah modal yang berasal dari individu pemimpin lokal. Terdapat tiga modal yang termasuk dalam kategori modal internal, yaitu modal manusia, modal sosial, dan modal ekonomi. Adapun kepemilikan modal internal masing-masing pemimpin lokal dalam penelitian ini yaitu, YT, AQ, DM, dan AR, lebih jelasnya akan dibahas dalam pembahasan dibawah ini.

6.1.1. Modal Manusia

Modal manusia merupakan modal pertama dalam kategori modal internal. Modal manusia ini dapat dilihat dari empat indikator, yaitu kemampuan, tingkat pendidikan dan pengalaman. Pengalaman dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu pengalaman pemimpin dibidangnya dan pengalaman pemimpin diluar dari bidang yang ditekuninya. Keempat pemimpin lokal dalam penelitian ini memiliki nilai yang beragam dari masing-masing indikator. Hal ini dapat dipengaruhi oleh latar belakang dan peranan sosial mereka dalam masyarakat. Perbandingan nilai indeks modal manusia masing-masing pemimpin lokal dilihat dari nilai indeks 1 setiap indikator lihat Tabel 6. 1 Nilai indeks tertinggi dari modal manusia adalah 8 dan paling rendah adalah -8. Sedangkan nilai indeks tertinggi pada masing-masing indikator adalah 2 dan paling rendah adalah -2 Tabel 6 . Nilai Indeks Modal Manusia pada Masing-masing Pemimpin Lokal Indikator Pemimpin Lokal AR YT DM AQ Kemampuan 0,62 1,24 0,73 0,71 Pengalaman dibidangnya 0,31 1,25 0,47 0,52 Pengalaman diluar bidangnya 1,81 0,4 2 Tingkat Pendidikan 1 2 1 1 Total 1,93 6,3 2,6 4,23 Merujuk pada Tabel 6 terlihat bahwa YT memiliki modal manusia yang paling tinggi dibandingkan pemimpin lokal yang lainnya, yaitu sebesar 6,3. Indikator modal paling tinggi yang dimiliki oleh YT adalah tingkat pendidikan. Hal ini sama dengan pemimpin lokal berinisial DM dan AR. Berbeda dengan ketiga pemimpin lokal lainnya, AQ justru memiliki indikator modal yang paling tinggi adalah pengalaman di luar bidangnya. Pengalaman di luar bidang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengalaman AQ selain menjadi pengurus PNPM Mandiri Perdesaan. Nilai indeks 2 yang dimiliki oleh AQ pada indikator ini merupakan nilai tertinggi dari veriabel tersebut. Hal ini juga terkait dengan pengalaman AQ yang pada sebelumnya lebih banyak berkecimpung dalam kegiatan-kegiatan diluar desa. Nilai indeks pemimpin lokal pada setiap indikator ditentukan dengan memberikan nilai pada setiap tingkatan jawaban responden. Pada pemimpin lokal YT memiliki persentase yang paling tinggi, yaitu sebanyak 45,5 persen responden menyebutkan bahwa YT sangat mampu menjalankan tugasnya sebagai pemimpin atau Kepala Desa. Pemimpin lokal YT dikatakan sangat mampu dilihat dari kinerjanya sebagai Kepala Desa yang dinilai baik oleh masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan warga yang selalu memuji kepala desa, terealisasikannya aula di depan kantor desa, masyarakat yang mengikuti arahan Kepala Desa, serta pendapat dari UPK PNPM Mandiri sendiri bahwa kepala Desa Dramaga dinilai baik dalam menjalankan tugasnya. Seperti yang diungkapkan oleh pengurus dari UPK PNPM Mandiri Perdesaan bapak DL: “Dari semua Kepala Desa disini, Kepala Desa Dramaga yang paling rajin, terus terbuka juga pemikirannya. Aktif di PNPM, deket sama warga. Baguslah kinerjanya” Selain itu, Ketua RT setempat pun mengatakan bahwa Kepala Desa dinilai bijak dan peduli terhadap masyarakat dalam melaksanakan tugasnya. Sebagai contoh apabila ada yang sakit, Kepala Desa selalu berusaha menjenguk, dan apabila Kepala Desa tidak diberitahu ada warganya yang sakit atau meninggal, beliau kurang menyukai hal tersebut. Berbeda dengan pemimpin lokal YT, AQ dinilai cukup mampu dalam menjalankan tugasnya dengan persentase responden yang menjawab sebanyak 36,4 persen. Fakta dilapangan yang mendukung hal ini adalah terpilihnya AQ sebagai pengurus tetap PNPM Mandiri Perdesaan. Sama halnya dengan pemimpin lokal DM dan AR. Mereka dinilai cukup mampu oleh responden dengan nilai masing-masing 24,3 persen dan 27,0 persen. Pemimpin lokal DM dinilai cukup mampu yaitu dengan melihat kemampuan DM dalam bidang keagamaan. Hal ini terlihat dari sikap warga yang segan terhadap DM dan meyakini bahwa keputusan maupun kebijakan yang dikeluarkan DM merupakan hal yang tepat atau sesuai, karena sudah tentu tidak bertentangan dengan ajaran agama. Pada pemimpin lokal DM sebanyak 54,5 persen responden menjawab tidak tahu, hal ini dikarenakan DM tidak terlalu sering mengunjungi daerah selain yang berdekatan dari tempat tinggalnya yang dikarenakan kondisi kesehatan dan umur beliau yang sudah sepuh. Sama halnya dengan pemimpin lokal AR. Responden menjawab cukup mampu dikarenakan kemampuan yang dimiliki AR adalah mampu dan paham mengenai sejarah desa dan karakteristik warga. Oleh sebab itu, AR sering diminta bantuannya untuk menyelesaikan masalah apabila terjadi persengketaan seperti masalah ahli waris dan hal-hal lain yang terkait dengan sejarah desa. Walaupun persentase yang menjawab AR cukup mampu lebih tinggi dibandingkan DM, namun persentase yang menjawab tidak mengetahui tentang kemampuan AR juga tinggi yaitu 61.0 persen. Hal ini berarti AR tidak terlalu dikenal oleh warga, namun warga yang mengenal AR mengakui bahwa AR cukup mampu dalam menjalankan tugasnya. Indikator selanjutnya dari modal manusia adalah pengalaman di bidangnya. Persentase responden yang menjawab terkait dengan indikator ini pada setiap responden menunjukkan lebih dari setengah responden menjawab bahwa pemimpin lokal YT berpengalaman dibidangnya. Persentase responden yang menjawab hal ini adalah 72,7 persen. Hal ini terlihat dari pengalaman Kepala Desa terkait keterlibatannya dalam kepengurusan desa. Keterlibatan Kepala Desa lebih terlihat saat beliau diangkat menjadi ketua RT di Kampung Manggis. YT dikenal sebagai RT yang selalu memperjuangkan keinginan masyarakatnya, peduli dan perhatian terhadap masyarakatnya. YT sering dijadikan contoh bagi RT lainnya, seperti yang dipaparkan oleh ketua RT MG, bahwa MG ingin mengikuti YT dalam melaksankan tugasnya sebagai RT. Tidak hanya itu saja, YT juga selalu membantu secara ekonomi kepada masyarakat yang membutuhkan uang untuk berobat atau yang sedang tertimpa musibah. Setelah menjadi ketua RT, beliau dicalonkan untuk menjadi kepala desa dan mendapatkan suara 75 persen dari total pemilih. Sama halnya dengan AR, dimana sebanyak 33,3 persen responden, memilih AR sebagai pemimpin lokal yang berpengalaman dibidangnya. AR sedari dulu aktif dalam kegiatan mengajar. Berkat pengalamannya dalam mengajar kini beliau menjabat sebagai Ketua Perkumpulan Orang Tua Murid di salah satu sekolah. Sedikit berbeda dengan pemimpin lokal AQ dan DM. Pemimpin lokal yang berinisial AQ dan DM dipilih oleh responden sebagai pemimpin yang cukup berpengalaman dibidangnya dengan persentase berturut-turut 45,5 persen dan 27,3 persen. Pemimpin lokal AQ disebut cukup berpengalaman dikarenakan AQ pernah aktif di sebuah organisasi, sehingga saat beliau menjadi pengurus PNPM Mandiri Perdesaan, AQ telah memiliki pengalaman yang cukup dalam hal bagaimana berorganisasi. Sedangkan bagi pemimpin lokal DM, disebut cukup berpengalaman dikarenakan DM sudah sering menjadi pengurus maupun tokoh yang diminta pendapatnya terkait dengan masalah agama. Sejauh ini DM telah banyak mengisi acara Ma’jelis Ta’lim di Desa Dramaga, bahkan baru-baru ini beliau juga menjadi pantia acara dalam acara Ma’jelis Ta’lim yang diadakan oleh salah satu tokoh partai politik. Indikator ketiga adalah pengalaman di luar bidangnya. Indikator ini ingin melihat seberapa besar kiprah pemimpin lokal dibidang lain selain bidang yang ditekuninya selama ini. Presentase jawaban responden terkait indikator ini menunjukkan sebanyak 78,8 persen responden menjawab bahwa YT sangat berpengalaman diluar bidangnya. Sebelum menjadi Kepala Desa, YT aktif terlibat dalam kepengurusan Koperasi Unit Desa KUD yang juga menjadi sumber mata pencahariannya. Saat terpilih menjadi Kepala Desa, YT menjadi kurang begitu aktif di KUD dan menurut warga ketidak aktifan YT menjadi salah satu penyebab menurunnya kinerja KUD ini. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu responden yaitu ibu NY: “Dulu mah KUD bagus, besar, kalau sekarang semenjak bapak YT tidak aktif lagi jadi menurun” Terkait hal tersebut, maka dapat terlihat bahwa Kepala Desa sangat berpengalaman dalam menjalankan koperasi tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa selain berpengalaman menjadi perangkat desa, YT juga sangat berpengalaman di luar bidang tersebut. Tidak jauh berbeda dengan YT, pemimpin lokal AQ juga memiliki persentase yang tinggi pada responden yang menjawab bahwa pemimpin lokal AQ sangat berpengalaman. Persentase yang diberikan yaitu 63,6 persen. Hal ini terlihat dari keterlibatan AQ dalam organisasi maupun kegiatan diluar desa. Sejak SMA AQ sudah aktif dalam organisasi-organisasi sosial di luar sekolah. Oleh sebab itu warga desa mengenal AQ sebagai individu yang aktif di luar desa. Walaupun setelah AQ mencoba untuk aktif dalam pembangunan desa, kinerja AQ tidak mengecewakan. Berbeda dengan pemimpin lokal YT dan AQ yang disebut sebagai pemimpin lokal yang sangat berpengalaman di luar bidangnya, pemimpin lokal AR disebut responden sebagai pemimpin lokal yang berpengalaman di luar bidangnya dengan persentase sebanyak 33,3 persen. Pemimpin lokal AR disebut berpengalaman terlihat dari kinerjanya yang baik dalam kepengurusan PNPM Mandiri Perdesaan, meskipun AR memiliki latar belakang sebagai pengajar. Hal ini dikarenakan AR dulunya sering mengikuti kegiatan-kegiatan di tingkat desa. Selanjutnya adalah pemimpin lokal DM. Sebanyak 27,0 persen responden menjawab DM cukup berpengalaman di luar bidangnya. Hal ini dapat terlihat saat DM masih belajar di pesantren di daerah Jasinga, DM termasuk salah satu tokoh penggerak pemuda disana, sehingga DM menjadi orang yang disegani, bahkan dikalangan preman. Pemimpin lokal DM aktif mengikuti kegiatan kepemudaan disana, sehingga selain mempelajari nilai-nilai agama, beliau juga memahami cara berorganisasi dan kegiatan-kegiatan lainnya. Indikator terakhir dari modal ini adalah tingkat pendidikan. Persentase pada setiap pemimpin lokal terkait dengan indikator tingkat pendidikan menunjukkan bahwa sebanyak 97,0 persen responden menjawab pemimpin lokal YT telah mencapai jenjang sarjana. Indikator ini merupakan indikator dengan nilai indeks tertinggi yang dimiliki oleh YT. Sebenarnya pendidikan formal yang dimiliki oleh YT adalah Diploma, namun pemimpin lokal YT saat ini memang sedang meneruskan studinya ke jenjang Sarjana S1 di Universitas Ibnu Khaldun Bogor. Tetapi saat ini YT sedang menagambil cuti kuliah dikarenakan ingin fokus terhadap pekerjaannya terlebih dahulu. Berbeda dengan AQ, sebanyak 64,6 persen responden menjawab tingkat pendidikan AQ adalah Diploma. Hal ini sebenarnya kurang sesuai dengan kenyataan dilapangan dikarenakan AQ setelah lulus SMA pernah kuliah Sarjana S1 di salah satu universitas, hanya dikarenakan ada beberapa masalah, AQ memutuskan untuk keluar dari bangku kuliah. Kenyataan bahwa responden menjawab AQ telah sampai kepada jenjang Diploma dapat dikarenakan responden tidak mengetahui riwayat pendidikan pemimpin lokal AQ. Tidak begitu berbeda dengan pemimpin lokal AQ, sebanyak 45,5 persen responden menjawab bahwa pemimpin lokal DM memiliki tingkat pendidikan hingga jenjang Diploma. Jawaban responden ini juga kurang sesuai dengan fakta dilapangan mengingat DM merupakan lulusan pesantren dan tidak meneruskan ke jenjang kuliah. Hal ini terjadi dapat dikarenakan responden menganggap bahwa DM telah mengenyam pendidikan yang cukup tinggi dalam bidang keagamaan yang disejajarkan dengan jenjang diploma. Terakhir adalah pemimpin lokal AR. Terlihat pada gambar bahwa sebanyak 39,4 persen responden menjawab tingkat pendidikan yang dimiliki AR adalah Diploma. Hal ini sesuai fakta dilapangan mengingat AR telah mengeyam pendidikan hingga sekolah tinggi yang dapat disejajarkan dengan Diploma.

6.1.2. Modal Sosial

Dokumen yang terkait

Pemberdayaan Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Masyarakat Desa Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

2 85 78

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

12 108 132

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Onan Runggu Kabupaten Samosir

2 40 130

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

4 59 100

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 50 136

Sosialisasi Pemanfaatan Fasilitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan (Study Deskriptif di Desa Purbadolok, Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbanghasundutan)

4 63 111

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir

4 65 98

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

4 84 264

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76