BAB IV GAMBARAN UMUM
4.1. Gambaran Umum Desa
Desa Dramaga merupakan salah satu dari sepuluh desa yang termasuk wilayah administratif Kecamatan Dramaga. Desa ini bukan termasuk desa pesisir
karena memiliki topografi dataran tinggi. Adapun curah hujan yang dimiliki adalah 700 MMHM dengan suhu udara sekitar 24
C. Secara administratif batas- batas wilayah Desa Dramaga adalah sebagai berikut:
Sebelah utara : Desa Babakan Sebelah selatan : Desa Sinar Sari
Sebelah barat : Sinar Sari dan Cihideung Hilir Sebelah timur : Ciherang dan Kelurahan Margajaya
Desa Dramaga memiliki jarak 0,2 kilometer dari pusat pemerintahan Kecamatan Dramaga dan 33 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Bogor.
Selain itu Desa Dramaga memiliki luas wilayah 120,5 ha yang terdapat 22 Rukun Tetangga RT, 6 Rukun Warga RW, dan 3 Dusun di Desa Dramaga.
Desa Dramaga merupakan desa yang memiliki luas lahan paling sempit jika dibandingkan dengan kesembilan desa lainnya. Desa Dramaga juga memiliki
lahan pertanian sawah yang minim jika dibandingkan dengan desa-desa lain di kawasan Kecamatan Dramaga. Selain itu Desa Dramaga juga mengalami
penurunan penggunaan lahan pertanian dari 5 hektar pada tahun 2003 menjadi setengahnya yaitu 2,5 hektar pada tahun 2008. Sama halnya dengan lahan
pertanian bukan sawah yang mengalami penurunan walaupun tidak terlalu signifikan yaitu hanya mengalami penurunan sebesar 0,6 hektar saja. Sedangkan
lahan yang digunakan untuk non pertanian justru mengalami peningkatan dari luas 110 hektar menjadi 112,6 hektar. Lahan non pertanian ini adalah lahan untuk
industri, pemukiman, dan pertokoan, untuk Desa Dramaga lahan non pertanian ini lebih banyak dibangun untuk pemukiman yang disebabkan karena bertambahnya
jumlah penduduk pada Desa Dramaga. Mendukung data di atas, berdasarkan data potensi desa podes tahun 2008
bahwa jumlah penduduk Kecamatan Dramaga adalah 91.125 jiwa, dimana Desa
Dramaga memiliki kenaikan laju pertumbuhan sebesar 4,8 persen. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk Desa Dramaga mengalami kenaikan dalam kurun
5 tahun terakhir. Pada tahun 2003 tercatat jumlah penduduk Desa Dramaga ini sebanyak 9.043 jiwa dan meningkat pada tahun 2008 menjadi 11.483 jiwa. Laju
pertumbuhan Desa Dramaga bahkan hampir sama dengan laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Dramaga.
Selain itu sebanyak 12,6 persen dari total penduduk Kecamatan Dramaga adalah penduduk Desa Dramaga, meskipun Desa Dramaga memiliki jumlah
penduduk 12,6 persen di Kecamatan Dramaga, akan tetapi laju pertumbuhannya cenderung sedang yaitu 4,8 persen dibandingkan dengan Desa Babakan dan
Neglasari. Disebut sedang karena desa-desa lain mengalami kenaikan laju pertumbuhan penduduk yang tidak terlalu tinggi khususnya enam desa yang mana
laju pertumbuhan penduduknya dibawah laju pertumbuhan total penduduk Kecamatan Dramaga.
Terkait pertambahan penduduk pada Desa Dramaga, maka Desa Dramaga dapat disebut desa yang cukup ramai. Hal ini berkebalikan dengan jumlah
keluarga di desa-desa pada Kecamatan Dramaga justru mengalami perubahan yang tidak semuanya menunjukkan peningkatan. Laju pertumbuhan keluarga di
Kecamatan Dramaga sebesar 4,4 persen, walaupun terlihat bahwa dari 10 desa yang secara administratif termasuk Kecamatan Dramaga, hampir semua memiliki
laju pertumbuhan positif. Desa Dramaga adalah desa yang memiliki laju pertumbuhan keluarga yang negatif dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Hal ini
menunjukkan bahwa jumlah keluarga pada Desa Dramaga mengalami penurunan. Jumlah keluarga petani di Desa Dramaga juga mengalami penurunan yang
sangat signifikan. Laju pertumbuhan Desa Dramaga hingga -17,3. Hal ini dikarenakan terjadinya alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman
dibeberapa tempat dan bergesernya mata pencaharian penduduk dari petani ke pedagang. Namun khusus Kampung Manggis di Desa Dramaga, penduduknya
tetap mempertahankan pertanian sawah dan perikanan sebagai mata pencaharian utama.
Bergesernya basis desa ini juga terlihat dari penduduk laki-laki yang meningkat dan lebih memilih bekerja di luar Desa atau berwirausaha. Perempuan
Desa Dramaga pun banyak yang sudah tidak mengelola pertanian, melainkan ikut berwirausaha atau mengikuti kegiatan. Masyarakat desa pun mulai memilih
bekerja pada sektor jasa, khususnya wiraswasta atau pedagang. Kondisi tersebut akhirnya menyebabkan masyarakat yang memiliki mata
pencaharian sebagai petani hanyalah 2,2 persen dari total mata pencaharian penduduk, hal ini tidak jauh berbeda dengan buruh tani yang hanya 1,2 persen.
Persentase mata pencaharian warga Desa Dramaga pada bidang pertanian dapat disebut rendah jika dibandingkan dengan bidang wiraswasta atau pedagang yang
justru begitu mendominasi, yaitu sebesar 71,2 persen. Bergesernya mata pencaharian penduduk ini juga dikarenakan padatnya
penduduk Desa Dramaga, sehingga lahan-lahan pertanian banyak di konversi menjadi pemukiman. Selain itu kebutuhan ekonomi yang meningkat membuat
warga Desa Dramaga lebih memilih menjadi wiraswasta dan pedagang, mengingat Desa Dramaga yang semakin maju dan mengalami modernisasi,
kebutuhan warga Desa pun meningkat yang akhirnya permintaan akan kebutuhan pokok maupun sekunder meningkat. Sementara itu pergeseran mata pencaharian
penduduk juga dapat disebabkan adanya alur migrasi penduduk Desa Dramaga
Migrasi yang terjadi di Desa Dramaga, didominasi oleh migrasi penduduk yang keluar dibandingkan yang masuk. Hal ini mendukung data bergesernya mata
pencaharian penduduk dimana penduduk melakukan migrasi, baik masuk maupun keluar, dikarenakan mencari lapangan pekerjaan baru, khususnya wiraswasta dan
pedagang untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Hal ini juga didukung dengan meningkatnya jumlah penduduk yang menyebabkan lahan pertanian
berubah menjadi pemukiman, sehingga warga desa terpaksa untuk mencari lapangan pekerjaan baru.
Rendahnya persentase mata pencaharian masyarakat di bidang pertanian menunjukkan bahwa terjadinya pergeseran dari desa dengan basis pertanian,
menjadi desa yang cenderung menuju kearah perkotaan. seiring dengan modernisasi yang terjadi di desa Dramaga. Hal ini menjadi menarik ketika desa
yang sudah cenderung mendekati ciri-ciri perkotaan dan mengalami modernisasi, masyarakatnya justru masih ingin melakukan gotong royong dan memiliki rasa
kekeluargaan atara satu dengan yang lainnya. Adapun rasa gotong royong dan
kekeluargaan tersebut dapat dilihat dari adanya swadaya masyarakat dalam pembangunan infrastruktur desa yang bekerja sama dengan PNPM Mandiri
Perdesaan. Selain itu, walaupun lahan pertanian menurun, namun warga asli Desa
Dramaga masih mengharapkan Desa Dramaga dapat kembali seperti dulu yang memiliki potensi unggulan dalam bidang pertanian khususnya perikanan. Harapan
inilah yang akhirnya menjadi motivasi masyarakat untuk mengusulkan pembangunan bendungan dan saluran irigasi di daerah Kampung Manggis kepada
PNPM Mandiri Perdesaan. Sementara itu tingginya jumlah penduduk dan kepadatannya mendorong
terjadinya konversi lahan pertanian menjadi pemukiman. Namun tidak semua rumah memiliki WC dikarenakan sempitnya lahan yang ada, selain itu kondisi
lingkungan rumah yang padat dan berada di gang-gang sempit juga menjadi faktor pendukung hal tersebut. Kondisi masyarakat Desa Dramaga yang semakin maju
mulai memahami pentingnya sanitasi khususnya sarana MCK, dengan demikian pembangunan sarana MCK menjadi program yang diusulkan untuk direalisasikan
dengan kerja sama antara masyarakat dengan PNPM Mandiri Perdesaan.
4.2. Gambaran Umum Program