Hipotesis Definisi Operasional PENDEKATAN TEORITIS

2.3. Hipotesis

Pemimpin lokal dalam pengaruh dan peranannya dibentuk oleh modal yang dimiliki oleh pemimpin lokal tersebut. Oleh karena itu dilihat sejauh mana hubungan dominansi modal internal dan eksternal dengan keterlibatan pemimpin lokal dalam implementasi program tersebut. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, terdapat beberapa hipotesis, diantaranya adalah: 1. Pemimpin lokal yang memiliki modal dominan internal cenderung lebih banyak terlibat dalam tahap perencanaan. 2. Pemimpin lokal yang memiliki modal internal dan eksternal yang setara cenderung lebih banyak terlibat dalam pelaksanaan program. 3. Pemimpin lokal yang memiliki modal dominan eksternal cenderung lebih banyak terlibat dalam evaluasi kegiatan.

2.4. Definisi Operasional

Penelitian ini memiliki tiga konsep utama yaitu pemimpin, modal, dan tahapan program. Dari ketiga konsep tersebut, maka dirumuskan definisi operasional yang bertujuan sebagai batasan dari indikator dalam penelitian ini. Adapun definisi operasional tersebut yaitu: a. Pemimpin Seorang yang dengan cara apapun, mampu mempengaruhi pihak orang lain untuk berbuat sesuatu, sesuai dengan kehendak orang itu sehingga tujuan yang telah ditentukan tercapai. a.1. Pemimpin Lokal Seorang individu pada suatu wilayah yang mampu mempengaruhi pihak lain untuk berbuat sesuatu, sesuai dengan kehendak orang itu sehingga tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai. a.2. Pemimpin Informal Seorang individu yang mampu mengendalikan bawahan berdasarkan kekuatan pribadinya.  Elit Agama  Tuan Tanah  Tokoh Masyarakat a.3. Pemimpin Formal Seorang yang sekaligus memiliki kekuasaan posisional dan kekuatan pribadi disebut pimpinan formal.  Kepala Desa  Ketua RW  Ketua RT b. Modal Sesuatu atau alat yang dimiliki oleh pemimpin lokal untuk mencapai tujuan tertentu. b.1. Modal Internal Modal yang berasal dari diri pemimpin lokal tersebut b.1.1. Modal Manusia 1 Kemampuan adalah sebaik apa pemimpin dapat menjalankan tugas dan kewajibannya. 2 Pengalaman dibidangnya adalah kiprah pemimpin dalam bidang yang digelutinya. 3 Pengalaman diluar bidang adalah kiprah pemimpin diluar bidangnya. 4 Tingkat Pendidikan Formal adalah tingkat kelulusan pendidikan formal terakhir pemimpin lokal. b.1.2. Modal Sosial 1 Dukungan grup kolektif adalah dukungan masyarakat, kelompok, individu kepada pemimpin lokal baik berbentuk sikap yang tidak membantah dan mendukung kebijakan pemimpin lokal. 2 Jaringan adalah kekuatan dan keluasan jaringan yang dimiliki oleh pemimpin lokal. 3 Reputasi adalah sejauh mana pemimpin lokal dikenal atau familiar dimasyarakat. b.1.3. Modal Ekonomi 1 Dukungan keuangan adalah daya dukung keuangan yang dimiliki pemimpin lokal dalam membiayai segala aktivitasnya. b.2. Modal Eksternal Modal yang berasal dari luar diri pemimpin lokal tersebut b.2.1. Modal Institusi 1 Dukungan Institusi adalah dukungan yang diberikan institusi kepada pemimpin dalam menjalankan kebijakan-kebijakan pemimpin lokal tersebut. 2 Ideologi Institusi adalah kesesuian pemimpin lokal dalam menjalankan kebijakan-kebijakannya dengan ideologi dari institusi tersebut. 3 Pengaruh Institusi adalah sejauhmana institusi memberikan pengaruh positif kepada pemimpin lokal, baik dalam hal pengaruhnya kepada masyarakat maupun dalam pelaksanaan kebijakan. b.2.2. Modal Simbolik 1 Prestise adalah wibawa atau kehormatan yang dimiliki oleh pemimpin lokal dalam mempengaruhi masyarakat. 2 Gelar adalah latar belakang pendidikan dilihat dari dimanatempat pemimpin lokal tersebut menuntut ilmu. b.2.3. Modal Budaya 1 Kesesuaian dengan budaya adalah kesesuaian segala tingkah laku, kebijakan, dan aktivitas pemimpin lokal merupakan representasi dari budayanya sesuai dengan budaya setempat. b.2.4. Modal Moral 1 Opini positif publik adalah bagaimana tanggapan atau pandangan masyarakat tentang pemimpin lokal. c. Tahapan Program c.1. Tahap Perencanaan 1. Kehadiran adalah keikutsertaan pemimpin lokal dalam rapat atau musyawarah yang diadakan saat perencanaan program. 2. Konsep program adalah keterlibatan pemimpin lokal dalam menentukan konsep program yang akan dilaksanakan. c.2. Tahap Pelaksanaan 1. Keterlibatan sebagai anggota proyek adalah keterlibatan secara aktif pemimpin lokal dalam hal-hal teknis dilapangan. 2. Sumbangsih pemikiran adalah keterlibatan pemimpin lokal dalam menyumbangkan pemikirannya dalam mengambil kebijakan saat pelaksanaan program. 3. Sumbangsih materi adalah kemampuan pemimpin lokal dalam mendukung pelaksanaan program dengan materi uang yang dimilikinya. c.3. Tahap Evaluasi 1. Kehadiran adalah keikutsertaan pemimpin lokal dalam rapat atau musyawarah yang diadakan saat program berakhir. 2. Kritik dan Saran adalah keterlibatan pemimpin lokal dalam menyumbangkan kritik, saran, atau argumen terhadap program yang telah dilaksanakan.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian mengenai pengaruh pemimpin lokal terhadap keberhasilan program pembangunan ini dilaksanakan di Desa Dramaga, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan atas pertimbangan dan usulan dari Badan Pemberdayaan Masyarakat Daerah BPMD Kabupaten Bogor bahwa Kecamatan Dramaga merupakan salah satu kecamatan terbaik dalam pengelolaan program PNPM Mandiri Perdesaan. Kecamatan Dramaga menaungi sepuluh desa dan menurut rekomendasi Unit Pengelolaan Kegiatan PNPM Mandiri Kecamatan Dramaga, Desa Dramaga adalah desa yang terbaik dalam pengelolaan program PNPM Mandiri dan memiliki dinamika pemimpin lokal yang lebih beragam. Penelitian ini mengkhususkan pada program pembangunan fisik, yaitu program pembangunan saluran irigasi pada RW 04 dan sarana MCK pada RW 03, 04, dan 05. Pengumpulan data sekunder dilaksanakan pada bulan Maret 2011. Sementara itu, pengumpulan data primer dilakukan selama 1 bulan yaitu pada bulan April. Dalam kurun waktu tersebut, peneliti melakukan pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan dari beberapa sumber yang kemudian diakhiri dengan penyusunan laporan akhir skripsi dan sidang penelitian yang dilakukan mulai bulan Mei hingga Juli 2011.

3.2. Pendekatan Penelitian

Penelitian mengenai pengaruh pemimpin lokal terhadap keberhasilan program ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Dengan demikian penelitian ini merupakan penelitian dekriptif dan explanatory dimana untuk mengetahui sejauh mana pengaruh modal yang dimiliki oleh pemimpin lokal berpengaruh terhadap tingkat keterlibatannya dalam ketiga tahapan program yang nantinya berujung pada terbentuknya tipologi pemimpin lokal. Penggunaan

Dokumen yang terkait

Pemberdayaan Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Masyarakat Desa Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

2 85 78

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

12 108 132

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Onan Runggu Kabupaten Samosir

2 40 130

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

4 59 100

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 50 136

Sosialisasi Pemanfaatan Fasilitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan (Study Deskriptif di Desa Purbadolok, Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbanghasundutan)

4 63 111

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir

4 65 98

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

4 84 264

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76