Tahapan Pelaksanaan Pengaruh Kepemilikan Modal pada Tahapan Program 1. Tahapan Perencanaan

modal eksternal yang dimiliki pemimpin lokal maka semakin tinggi pula keterlibatannya. Sedikit berbeda dengan analisis tabulasi silang pada pemimpin lokal AQ menunjukkan bahwa sebanyak 30,3 persen responden menjawab bahwa pemimpin lokal AQ memiliki modal eksternal yang sedikit berpengaruh serta responden tidak mengetahui apakah pemimpin lokal AQ terlibat atau tidak dalam tahapan perencanaan. Walaupun terlihat jawaban responden terhadap pemimpin lokal AQ pada modal eksternal tidak sebaik jawaban responden terhadap modal internal yang dimiliki pemimpin lokal YT, namun tetap menunjukkan bahwa modal eksternal yang dimiliki AQ berpengaruh nyata terhadap keterlibatan pemimpin lokal dalam tahap perencanaan. Hal ini dikarenakan persentase itu menunjukkan bahwa semakin rendah modal eksternal yang dimiliki maka semakin rendah pula keterlibatan AQ pada tahapan perencanaan. Sedangkan pada pemimpin lokal DM dan AR, responden yang menjawab tidak tahu mengenai kepemilikan modal eksternal dan keterlibatan DM dan AR pada tahapan perencanaan sebanyak 54,5 persen dan 60,6 persen. Persentase ini menunjukkan bahwa semakin rendah kepemilikan modal eksternal yang dimiliki oleh pemimpin lokal DM dan AR, maka semakin rendah pula keterlibatannya pada tahapan perencanaan, sehingga responden tidak mengetahui hal tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa modal eksternal yang dimiliki DM dan AR masih berpengaruh nyata terhadap keterlibatannya dalam tahapan perencanaan.

7.1.2. Tahapan Pelaksanaan

Tahap berikutnya adalah tahap pelaksanaan. Keterlibatan pemimpin lokal dalam tahap pelaksanaan dapat dilihat dari tiga hal yaitu, sumbangsih pemikiran, sumbangsih materi, dan keterlibatan sebagai anggota proyek. Sumbangsih pemikiran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keterlibatan pemimpin lokal dalam menyumbangkan pemikirannya dalam mengambil kebijakan saat pelaksanaan program. Sedangkan yang dimaksud dengan sumbangsih materi adalah kemampuan pemimpin lokal dalam mendukung pelaksanaan program dengan materi uang yang dimilikinya. Terakhir adalah keterlibatan sebagai anggota proyek, yang dimaksud dengan keterlibatan sebagai anggota proyek adalah keterlibatan secara aktif pemimpin lokal dalam hal-hal teknis dilapangan. Keterlibatan pemimpin lokal pada tahapan pelaksanaan dipengaruhi oleh modal yang dimilikinya. Oleh sebab itu pertama kali perlu dilihat apakah kepemilikan modal berpengaruh terhadap keterlibatan masing-masing pemimpin lokal pada tahap pelaksanaan. Berikut adalah hasil uji statistik pada masing – masing pemimpin lokal pada modal internal dan eksternal yang lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17 . Hasil Regresi Linear Sederhana, Pengaruh Modal Internal dan Eksternal Terhadap Keterlibatan Pemimpin Lokal dalam Tahapan Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan, Desa Dramaga, Kecamatan Dramaga, Tahun 2011 Modal Pemimpin Lokal YT AQ DM AR t Sig. t Sig. t Sig. t Sig. M. Internal 1,835 0,076 9,903 0,000 6,477 0,000 6,091 0,000 M. Eksternal -0,215 0,831 9,196 0,000 5,526 0,000 6,184 0,000 Ket: --- = berpengaruh pada 10 t = Statistik Uji Merujuk pada Tabel 17, terlihat bahwa modal internal dan eksternal berpengaruh nyata pada semua pemimpin lokal, kecuali modal eksternal pada pemimpin lokal YT. Hal ini juga didukung dengan analisis tabulasi silang yang menunjukkan bahwa pada pemimpin lokal YT sebanyak 18,2 persen responden menjawab bahwa pemimpin lokal YT memiliki modal internal yang sangat berpengaruh dan sering terlibat dalam kegiatan pada tahapan pelaksanaan program. Persentase ini mendukung hasil uji statistik sebelumnya bahwa modal internal dan pada keterlibatan pemimpin lokal YT berpengaruh nyata. Namun sebanyak 60,6 persen menjawab bahwa pemimpin lokal YT memiliki modal eksternal yang berpengaruh namun tidak terlibat dalam kegiatan pada tahapan perencanaan. Persentase ini menunjukkan bahwa walaupun YT memiliki modal eksternal yang berpengaruh, pada kenyataannya responden mengatakan bahwa YT tidak hadir dalam tahap pelaksanaan. Analisis tabulasi silang pada pemimpin lokal AQ menunjukkan bahwa sebanyak 15,2 persen responden menjawab bahwa AQ memiliki modal internal yang berpengaruh dan sering terlibat dalam kegiatan pada tahap pelaksanaan. Walaupun terlihat jawaban responden terhadap pemimpin lokal AQ memiliki persentase yang lebih rendah pada pemimpin lokal YT, hal ini tetap menunjukkan bahwa modal internal yang dimiliki AQ berpengaruh nyata terhadap keterlibatan pemimpin lokal dalam tahap pelaksanaan. Begitu pula dengan modal eksternal yang dimiliki AQ. Sebanyak 15,2 persen responden menjawab bahwa AQ memiliki modal eksternal yang sedikit berpengaruh namun sering terlibat dalam kegiatan pada tahap pelaksanaan Tidak jauh berbeda dengan pemimpin lokal DM dan AR. Pada kedua pemimpin lokal ini, responden yang menjawab bahwa DM dan AR memiliki modal internal yang tidak berpengaruh serta responden tidak mengetahui apakah kedua pemimpin lokal ini terlibat dalam tahapan perencanaan sebanyak 54,5 persen dan 57,6 persen. Kemudian pada modal eksternal, DM dan AR memiliki modal eksternal yang sedikit berpengaruh serta tidak hadir dalam kegiatan pada tahapan pelaksanaan sebanyak 33,3 persen dan 15,2 persen. Hal ini dikarenakan kondisi fisik DM dan AR serta lokasi dari pembangunan yang cukup jauh dengan tempat tinggal pemimpin lokal. Persentase tersebut menunjukkan bahwa semakin rendah modal internal dan eksternal yang dimiliki DM dan AR maka semakin rendah pula keterlibatannya dalam tahapan perencanaan. Dengan demikian hasil analisis tersebut mendukung hasil analisis statistik sebelumnya yaitu modal internal dan eksternal berpengaruh nyata terhadap keterlibatannya dalam tahapan pelaksanaan.

7.1.3. Tahapan Evaluasi

Dokumen yang terkait

Pemberdayaan Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Masyarakat Desa Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

2 85 78

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

12 108 132

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Onan Runggu Kabupaten Samosir

2 40 130

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

4 59 100

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 50 136

Sosialisasi Pemanfaatan Fasilitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan (Study Deskriptif di Desa Purbadolok, Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbanghasundutan)

4 63 111

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir

4 65 98

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

4 84 264

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76