Joglo dibandingkan Kampung Gunung Cabe. Hal ini dikarenakan jumlah pabrik industri pertambangan yang terdapat di Kampung Joglo lebih banyak daripada
Kampung Gunung Cabe sehingga semakin banyak jumlah pabrik industri pertambangan maka semakin tinggi frekuensi blasting dan semakin tinggi tingkat
kebisingan yang dirasakan.
6.6.2 Persepsi Tingkat Kebisingan Kendaraan Truk
Aktivitas kendaraan truk pengangkut barang tambang di Desa Cipinang melaju setiap hari pada pukul 08.00 WIB hingga pagi hari pada pukul 02.00 WIB.
Gambar 33 di bawah ini menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat pada lapisan atas di Kampung Joglo yaitu sebesar 100 persen menyatakan aktivitas kendaraan
truk dirasakan sangat mengganggu. Hal ini dikarenakan jarak tempat tinggal masyarakat lapisan atas berdekatan dengan jalan raya sehingga aktivitas tersebut
tergolong tinggi.
Keterangan:
n
Kampung Joglo = 30 rumahtangga
n
Kampung Gunung Cabe = 30 rumahtangga
Gambar 32. Tingkat Kebisingan Kendaraan Truk Berdasarkan Lapisan Sosial
Sementara itu, mayoritas masyarakat pada lapisan bawah menyatakan bahwa aktivitas kendaraan truk dikampung tersebut biasa saja atau tidak terlalu
mengganggu. Hal ini dikarenakan jarak tempat tinggal yang berjauhan dengan jalan raya sebagai tempat melajunya kendaraan truk, sehingga aktivitas tersebut
tergolong sedang.
Persentase responden
Kampung Joglo Jumlah pertambangan banyak
Kampung Gunung Cabe Jumlah pertambangan sedikit
Lain halnya dengan masyarakat pada lapisan menengah, sebesar 50 persen atau sebanyak enam rumahtangga menyatakan tinggi sedangkan 50 persen lainnya
menyatakan sedang. Hal tersebut dikarenakan sebagian masyarakat pada lapisan menengah menyatakan bahwa mereka sudah terbiasa dengan aktivitas kendaraan
truk. Kondisi kebisingan akibat kendaraan truk di Kampung Joglo berbanding terbalik dengan kondisi masyarakat di Kampung Gunung Cabe.
Mayoritas masyarakat lapisan bawah di Kampung Gunung Cabe menyatakan bahwa aktivitas truk sangat mengganggu. Hal ini dikarenakan jarak
tempat tinggal masyarakat lapisan bawah berdekatan dengan jalan raya, sehingga aktivitas tersebut tergolong tinggi. Sementara itu sebanyak tujuh rumahtangga
pada lapisan menengah menyatakan tinggi sedangkan sebanyak enam atau sebesar 33 persen menyatakan rendah. Hal ini dikarenakan sebagian masyarakat sangat
terganggu oleh kebisingan truk, sedangkan sebagian masyarakat lainnya menyatakan sudah terbiasa dengan kebisingan truk. Lain halnya dengan
masyarakat pada lapisan atas di Kampung Gunung Cabe, sebesar 50 persen menyatakan kebisingan yang ditimbulkan kendaraan truk tergolong rendah. Hal
ini dikarenakan jarak tempat tinggal dengan lokasi jalan raya yang berjauhan.
Kalau disini, truk itu jumlahnya ratusan. Berisik juga, soalnya dari pagi-pagi terus menerus hingga pagi lagi jam 2-an setiap hari pula. Tapi ya kalau Bapak
sih sudah biasa jadinya ya biasa saja begitu. Ini rumah Bapak retak-retak akibat truk sama blasting
Bapak Hj. Usn, tokoh agama berusia 70 tahun.
Aktivitas blasting dan kendaraan truk pengangkut bahan tambang bukan hanya menimbulkan efek kebisingan bagi masyarakat Desa Cipinang saja
melainkan juga gangguan pada proses komunikasi, gangguan aktivitas tidur dan timbulnya retakan rumah warga akibat getaran yang dihasilkan. Tingkat gangguan
kebisingan truk yang dirasakan oleh masyarakat Kampung Joglo lebih tinggi dibandingkan Kampung Gunung Cabe, karena Kampung Joglo merupakan
kampung yang memiliki jumlah pabrik industri pertambangan sangat banyak
sehingga jumlah truk yang melaju lebih banyak. 6.7 Tingkat Kesehatan Masyarakat
6.7.1 Rumahtangga yang Mengidap Penyakit