Tingkat Kedalaman Konflik Akibat Polusi Suara

5.7.2 Tingkat Kedalaman Konflik Akibat Polusi Suara

Aktivitas pertambangan memberikan dampak negatif berupa polusi suara atau kebisingan yang berasal dari aktivitas blasting dan kendaraan truk pengangkut bahan tambang. Kebisingan yang terjadi menimbulkan gangguan pada pendengaran, proses komunikasi, aktivitas tidur, dan retakan pada rumah warga. Mayoritas masyarakat pada setiap kategori lapisan sosial di Kampung Joglo dan Kampung Gunung Cabe menyatakan mengeluh akibat polusi suara. Di Kampung Joglo sebesar 100 persen atau sebanyak enam rumahtangga pada kategori lapisan atas, sebesar 67 persen atau sebanyak delapan rumahtangga pada kategori lapisan menengah dan sebesar 50 persen atau sebanyak enam rumahtangga pada kategori lapisan bawah menyatakan mengeluh akibat polusi suara. Jumlah persentase lapisan atas yang menyatakan mengeluh, lebih banyak dibandingkan dengan lapisan menengah dan lapisan bawah. Hal ini dikarenakan tingkat kebisingan yang dirasakan oleh masyarakat pada lapisan atas, lebih tinggi akibat jarak rumah yang lebih dekat dengan lokasi blasting dan jalan raya sebagai tempat melajunya kendaraan truk pengangkut bahan tambang. Keterangan: n Kampung Joglo = 30 rumahtangga n Kampung Gunung Cabe = 30 rumahtangga Gambar 21. Tingkat Kedalaman Konflik Akibat Polusi Suara Berdasarkan Lapisan Sosial Persentase responden Kampung Joglo Jumlah pertambangan banyak Kampung Gunung Cabe Jumlah pertambangan sedikit Hal yang sama terjadi pada masyarakat Kampung Gunung Cabe. Mayoritas setiap kategori lapisan sosial di Kampung Gunung Cabe menyatakan mengeluh akibat terjadinya polusi suara. Sebesar 75 persen atau sebanyak tiga rumahtangga lapisan atas, sebesar 83 persen atau sebanyak 15 rumahtangga lapisan menengah, dan sebesar 100 persen atau sebanyak delapan rumahtangga pada lapisan bawah menyatakan mengeluh akibat polusi suara. Jumlah persentase yang mengeluh pada lapisan bawah lebih besar dibandingkan dengan lapisan menengah dan lapisan bawah. Hal ini dikarenakan tingkat kebisingan yang dirasakan oleh lapisan bawah lebih tinggi dibandingkan dengan lapisan atas dan lapisan menengah akibat jarak rumah yang lebih dekat dengan lokasi blasting dan jalan raya sebagai tempat melajunya kendaraan truk, sehingga jumlah masyarakat yang mengeluh pada lapisan bawah lebih banyak dibandingkan dengan lapisan menengah dan atas. Pada kategori lapisan sosial di Kampung Joglo, semakin tinggi status sosial masyarakat maka semakin tinggi tingkat keluhan terhadap kebisingan. Sementara itu pada kategori lapisan sosial di Kampung Gunung Cabe, semakin rendah status sosial di masyarakat maka semakin tinggi tingkat keluhan terhadap kebisingan. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa sensitivitas kebisingan lapisan atas di Kampung Joglo lebih tinggi dibandingkan dengan lapisan menengah dan bawah. Sebaliknya, tingkat sensitivitas kebisingan lapisan bawah di Kampung Gunung Cabe lebih tinggi dibandingkan dengan lapisan atas dan menengah.

5.7.3 Tingkat Kedalaman Konflik Akibat Gangguan Sumber Air