Definisi Operasional PENDEKATAN TEORITIS

5. Dampak sosio-ekologi merupakan dampak yang ditimbulkan oleh adanya aktivitas pertambangan pada aspek lingkungan di sekitar wilayah pertambangan. 6. Sumber air adalah tempat dimana air tersedia, yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari. 7. Perubahan udara merupakan peristiwa terjadinya perubahan kondisi udara akibat debu sebagai buangan limbah di sekitar wilayah penambangan. 8. Polusi suara adalah bunyi atau suara berupa kebisingan yang ditimbulkan oleh adanya aktivitas blasting ataupun kendaraan truk pengangkut barang tambang. 9. Kesehatan adalah kondisi fisik atau tubuh seseorang yang memiliki kondisi sehat dan terbebas dari penyakit. 10. Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. 11. Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh seseorang sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilakukan. 12. Kesempatan kerja adalah peluang seseorang untuk memperoleh pekerjaan. 13. Konflik merupakan hubungan pertentangan antara satu orang atau lebih karena adanya perbedaan tujuan. 14. Bahan galian golongan C merupakan jenis bahan galian tambang yang dipergunakan sebagai bahan bangunan industri seperti andesit, pasir, dsb.

2.6 Definisi Operasional

1. Jumlah pabrik industri pertambangan adalah banyaknya pabrik industri pertambangan yang melakukan aktivitas pengerukan bahan tambang di sekitar wilayah pertambangan. Sedikit : jumlah pabrik industri pertambangan = 1 buah, skor 1 Banyak : jumlah pabrik industri per tambangan ≥ 2 buah, skor 2 2. Frekuensi blasting adalah frekuensi pengeboran bawah tanah dengan menggunakan dinamit. Pengukuran dilakukan mulai dari skor terburuk berdasarkan frekuensi paling rendah aktivitas blasting dalam waktu satu hari. a. Rendah : aktivitas blasting = 1 kali, skor 1 b. Sedang : aktivitas blasting = 2 kali, skor 2 c. Tinggi : aktivitas blasting 2 kali, skor 3 3. Tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh oleh responden. Tingkat pendidikan responden diukur dari tingkat pendidikan yang paling rendah sampai yang paling tinggi. a. Sangat rendah : tidak sekolah, skor 1 b. Rendah : tamat SDsedejarat, skor 2 c. Sedang : tamat SMPsederajat, skor 3 d. Tinggi : tamat SMAsederajat, skor 4 e. Sangat tinggi : tamat perguruan tinggi, skor 5 4. Struktur pendapatan adalah jumlah pemasukan yang diperoleh oleh responden sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilakukan dalam kurun waktu satu tahun. Pengukuran didasarkan pada rata-rata pendapatan rumahtangga dengan skor terendah pada pendapatan paling kecil. a. Rendah : pendapatan Rp 8.787.117, skor 1 b. Sedang : Rp 8.787.117 ≤ pendapatan Rp 16.964.607, skor 2 c. Tinggi : pendapatan ≥ Rp 16.964.607, skor 3 5. Kepemilikan lahan pertanian adalah banyaknya lahan pertanian yang dimiliki oleh rumahtangga responden. Pengukuran dilakukan pada dua bagian yaitu: i Kepemilikan lahan pertanian adalah banyaknya jumlah anggota dalam keluarga responden yang memiliki lahan pertanian. Pengukuran dilakukan mulai pada skor terendah dari kepemilikan lahan paling rendah hingga paling tinggi. a. Rendah : tidak memiliki lahan pertanian, skor 1 b. Tinggi : memiliki lahan pertanian, skor 2 iii Luas lahan pertanian adalah jumlah luas lahan pertanian yang dimiliki oleh setiap rumahtangga responden setelah adanya aktivitas pertambangan. Pengukuran dilakukan mulai dengan skor terendah dari luas lahan yang paling sempit. a. Sangat rendah : lahan 0,001 hektar, skor 1 b. Rendah : 0,001 hektar ≤ lahan 0,01 hektar, skor 2 c. Sedang : 0,01 hektar ≤ lahan 0,1 hektar, skor 3 d. Tinggi : 0,1 hektar ≤ lahan 0,5 hektar,skor 4 e. Sangat tinggi : l ahan ≥ 0,5 hektar,skor 5 6. Kondisi tempat tinggal adalah kondisi tempat tinggal yang dihuni oleh anggota keluarga responden. Pengukuran dibagi menjadi dua bagian yaitu: i Kondisi fisik tempat tinggal adalah keadaan fisik tempat tinggal yang dihuni oleh anggota keluarga. Pengukuran dimulai dari skor terendah pada kapasitas rumah dan kekuatan bangunan yang paling rentan roboh. a. Sangat tidak layak : bangunan non bangunan non permanen, dinding dan alas dari tanah atau kayu, luas bangunan tidak memadai untuk seluruh anggota keluarga, skor 1 b. Tidak layak : bangunan non permanen, dinding dan alas dari tanah atau kayu, skor 2 c. Sedang : bangunan permanen, dinding semen, alas tanah, skor 3 d. Layak : bangunan permanen, dinding dan alas semen, skor 4 e. Sangat layak : bangunan permanen, dinding dan alas semen, luas bangunan memadai untuk seluruh anggota keluarga, skor 5 ii Status tempat tinggal adalah status kepemilikan rumah yang ditempati oleh responden. Pengukuran dimulai dari skor terendah pada status tempat tinggal yang paling buruk. a. Buruk : menumpang pada orang lain, skor 1 b. Sedang : sebagai penyewa, skor 2 c. Baik : sebagai pemilik, skor 3 7. Tingkat gangguan terhadap sumber air adalah tingkat gangguan pada kondisi sumberdaya air meliputi kuantitas maupun kualitas air yang tersedia, yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Pengukuran ditentukan berdasarkan pada kondisi sumber air dan kualitas air minum responden. i Kondisi sumber air adalah kondisi sumberdaya air yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Pengukuran dimulai dari skor terendah dengan kondisi sumber air yang paling buruk. a. Buruk : air tidak tersedia, skor 1 b. Sedang : air tersedia namun terbatas, skor 2 c. Baik : air tersedia dimana-mana, skor 3 ii Kualitas air minum adalah kondisi air minum secara fisik dilihat dari bersih atau kotornya air minum tersebut. Pengukuran dilakukan mulai dari skor terendah dari keadaan air yang buruk. a. Buruk : air berwarna, skor 1 b. Baik : air jernih, skor 2 8. Persepsi tingkat perubahan udara adalah pandangan responden terhadap tingkat perubahan kondisi udara akibat adanya limbah buangan industri pertambangan yang dapat mencemari udara. Pengukuran dimulai dari skor terendah pada kondisi udara yang dirasakan sangat tidak nyaman oleh responden. a. Tidak nyaman : suhu udara panas, berdebu, terlihat gersang, skor 1 b. Sedang : suhu udara panas, tidak berdebu, skor 2 c. Nyaman : suhu udara sejuk dan tidak berdebu, skor 3 9. Persepsi tingkat polusi suara adalah pandangan responden terhadap tingkat kebisingan karena adanya bunyi atau suara yang ditimbulkan oleh blasting dan kendaraan truk. Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan pada dua bagian yaitu: i Persepsi tingkat kebisingan aktivitas blasting adalah pandangan responden terhadap tingkat kebisingan yang disebabkan oleh adanya bunyi atau getaran ledakan pengeboran tanah oleh dinamit. Pengukuran dimulai pada skor terendah untuk aktivitas tidak mengganggu menurut persepsi responden. a. Rendah : tidak mengganggu sama sekali, suasana nyaman, skor 1 b. Sedang : biasa saja, tidak terlalu mengganggu, skor 2 c. Tinggi : sangat mengganggu, skor 3 ii Persepsi tingkat kebisingan kendaraan truk adalah pandangan responden terhadap tingkat kebisingan yang disebabkan oleh adanya aktivitas kendaraan truk pengangkut barang tambang. Pengukuran dimulai pada skor terendah untuk aktivitas paling mengganggu. a. Rendah : tidak mengganggu sama sekali, suasana nyaman, skor 1 b. Sedang : biasa saja, tidak terlalu menganggu, skor 2 c. Tinggi : sangat mengganggu, skor 3 10. Tingkat kesehatan masyarakat adalah tingkat terjadinya gangguan kesehatan akibat adanya beberapa penyakit yang diderita dalam kurun waktu satu tahun terakhir, yang disebabkan oleh limbah atau buangan bahan tambang seperti debu, pencemaran air dan lain-lain. Pengukuran dilakukan berdasarkan pada dua bagian yaitu: i Jumlah rumahtangga yang menderita penyakit adalah jumlah atau banyak anggota keluarga responden yang menderita penyakit selam kurun waktu satu tahun terakhir dan disebabkan oleh aktivitas pertambangan. Pengukuran dimulai dari skor terendah apabila ada anggota keluarga responden yang mengalami sakit. a. Buruk : ada anggota keluarga yang sakit, skor 1 b. Baik : tidak ada anggota keluarga yang sakit, skor 2 ii Frekuensi pengobatan adalah sering atau tidaknya anggota kelurga responden memberikan obat yang diperoleh dari warung maupun melakukan pemeriksaan ke rumah sakit. Pengukuran dimulai dari skor terendah dari frekuensi pengobatan paling rendah yaitu tidak pernah. a. Rendah : tidak pernah melakukan pengobatan, skor 1 b. Sedang : hanya beberapa kali saja 1-3 kali, skor 2 c. Tinggi : sering melakukan pengobatan 3 kali, skor 3 11. Persepsi tingkat kesempatan kerja pertanian adalah persepsi responden terhadap tingkat kemudahan dalam mendapatkan pekerjaan di sektor pertanian. Pengukuran dilakukan berdasarkan skor terendah untuk tingkat paling sulit hingga tertinggi sesuai kondisi sebelum dan setelah adanya aktivitas pertambangan. a. Sangat sulit : tidak ada kesempatan kerja, skor 1 b. Sulit : kesempatan kerja terbatas, skor 2 c. Netral : sama saja, tidak ada perubahan, skor 3 d. Mudah : kesempatan kerja terbuka luas, skor 4 e. Sangat mudah : kesempatan kerja pertanian paling banyak daripada pekerjaan yang lainnya, skor 5 12. Persepsi tingkat kesempatan kerja non pertanian adalah persepsi responden terhadap tingkat kemudahan dalam mendapatkan pekerjaan di sektor non pertanian. Pengukuran dilakukan dari skor paling terendah dari yang paling sulit hingga paling tinggi. a. Sangat sulit : tidak ada kesempatan kerja, skor 1 b. Sulit : kesempatan kerja terbatas, skor c. Netral : sama saja, tidak ada perubahan, skor 3 d. Mudah : kesempatan kerja terbuka luas, skor 4 e. Sangat mudah : kesempatan kerja non pertanian paling banyak dari pada pertanian, skor 5 13. Tingkat konflik di masyarakat adalah tingkat terjadinya hubungan pertentangan yang terjadi antara satu orang atau lebih. Pengukuran dilakukan menjadi dua bagian yaitu: i Hubungan yang terjadi antar sesama masyarakat lokal, dan hubungan yang terjadi antara masyarakat lokal dengan pihak pendatang. Skor terendah dimulai pada hubungan paling dalam seperti gotong royong. a. Sangat rendah : pekerjaan dilakukan secara bersama-sama dengan sistem gotong royong yang masih terjalin erat, skor 1 b. Rendah : peduli dan masih suka saling membantu, skor 2 c. Sedang : masih terjalin kontak dan komunikasi, skor 3 d. Tinggi : tidak peduli dengan keadaan penduduk sekitar, skor 4 e. Sangat tinggi : terjadi pertengkaran dengan penduduk, skor 5 ii Tingkat Kedalaman konflik sebagai akibat dari perubahan ekologi yang mencakup perubahan udara, kebisingan, gangguan sumber air. Pengukuran dilakukan dimulai dengan skor terendah pada derajat kedalaman konflik paling ringan. a. Sangat rendah : biasa saja, skor 1 b. Rendah : resah, skor 2 c. Sedang : mengeluh, skor 3 d. Tinggi : keteganganstres, skor 4 e. Sangat tinggi : bentrok, skor 5

BAB III PENDEKATAN LAPANG

3.1 Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh pendekatan kualitatif. Pada pendekatan kuantitatif, penelitian ini menggunakan metode penelitian survei. Penelitian survei adalah penelitian dengan mengumpulkan informasi dari suatu sampel dengan menanyakan melalui angket atau interview supaya menggambarkan berbagai aspek dari populasi Fraenkel dan Wallen sebagaimana dikutip Wahyuni dan Muljono, 2009. Sedangkan dalam metode penelitian kualitatif menggunakan metode wawancara, pengamatan, dan studi literatur. Pengambilan data dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama adalah pengambilan data melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden dan informan untuk melakukan test sebagai preliminary research. Kemudian setelah dilakukan test akan dilakukan editing kuesioner sebagai penelitian sesungguhnya yang disesuaikan dengan karakteristik masyarakat dan daerah lokasi penelitian. Hal ini dilakukan agar data yang diperoleh dapat terjamin, baik realibilitas maupun validitasnya.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan, kemudian diisi oleh responden. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui dokumentasi dan studi literatur yang berkaitan dengan tujuan penelitian seperti buku, data potensi pertambangan, potensi desa dan lainnya.

3.3 Teknik Penentuan Responden

Pada penelitian ini, terdapat dua subjek penelitian yang terdiri dari informan dan responden. Informan adalah pihak-pihak yang berpotensi untuk memberikan informasi mengenai diri sendiri, keluarga, pihak lain, dan lingkungannya. Pemilihan informan dilakukan dengan teknik snowball sampling teknik bola salju. Teknik ini juga digunakan untuk menentukan daftar populasi yang