5.6 Persepsi Kesempatan Kerja
5.6.1 Persepsi Kesempatan Kerja Sektor Pertanian
Pada awalnya, mayoritas masyarakat Desa Cipinang bergerak di sektor pertanian. Sebelum adanya industri pertambangan, wilayah Desa Cipinang
dikelilingi oleh area pegunungan. Di bawah pegunungan tersebut terdapat area persawahan yang dipergunakan oleh masyarakat sebagai sumber utama
pemenuhan kebutuhan hidup. Kesempatan kerja pertanian terbuka luas karena lahan pertanian masih sangat luas.
Keterangan:
n
Kampung Joglo = 30 rumahtangga
n
Kampung Gunung Cabe = 30 rumahtangga
Gambar 16. Persepsi Responden terhadap Kesempatan Kerja Sektor Pertanian
Sebelum Ada Aktivitas Pertambangan Berdasarkan Lapisan Sosial
Pada kondisi sebelum ada pertambangan, mayoritas masyarakat Kampung Joglo disetiap kategori lapisan sosial menyatakan bahwa kesempatan kerja sektor
pertanian paling banyak dibandingkan sektor pekerjaan lainnya. Sebesar 67 persen atau sebanyak empat rumahtangga pada lapisan atas, sebesar 50 persen atau
sebanyak enam rumahtangga pada lapisan menengah dan sebesar 33 persen atau sebanyak empat rumahtangga pada lapisan bawah yang menyatakan kesempatan
kerja sektor pertanian paling banyak dibandingkan yang lainnya. Hal tersebut juga
Persentase responden
Kampung Joglo Jumlah pertambangan banyak
Kampung Gunung Cabe Jumlah pertambangan sedikit
dirasakan oleh lapisan sosial menengah dan bawah di Kampung Gunung Cabe, dimana mayoritas masyarakat menyatakan bahwa kesempatan kerja pertanian
paling banyak dibandingkan sektor pekerjaan lainnya. Terdapat 50 persen atau sebanyak dua rumahtangga pada lapisan sosial atas
di Kampung Gunung Cabe yang menyatakan bahwa kesempatan kerja pertanian terbatas. Hal ini dikarenakan sebagian rumahtangga pada lapisan atas tersebut
tidak pernah bekerja secara langsung di sektor pertanian, sehingga tidak mengetahui secara jelas kondisi pertanian sebelum ada pertambangan.
Keterangan:
n
Kampung Joglo = 30 rumahtangga
n
Kampung Gunung Cabe = 30 rumahtangga
Gambar 17. Persepsi Responden terhadap Kesempatan Kerja Sektor Pertanian
Setelah Ada Aktivitas Pertambangan Berdasarkan Lapisan Sosial
Kondisi kesempatan kerja di sektor pertanian mengalami perubahan seiring dengan banyaknya lahan pertanian yang dijual oleh masyarakat kepada pihak
perusahaan, yaitu pada kondisi setelah adanya pertambangan.
Kalau disini, dulu itu hampir semuanya jadi petani. Soalnya pada saat dulu gunung yang sekarang jadi proyek itu namanya Gunung Eundeur, di
bawahnya lahan sawah. Kalau sekarang pertanian sudah jadi sedikit, palingan yang jadi petani ya cuma yang punya lahan saja Bapak Sf, tokoh
masyarakat berusia 45 tahun.
Di Kampung Joglo pada kondisi setelah ada pertambangan, semakin tinggi status rumahtangga pada maka semakin banyak yang menyatakan kesempatan
Persentase responden
Kampung Joglo Jumlah pertambangan banyak
Kampung Gunung Cabe Jumlah pertambangan sedikit
kerja pertanian terbatas. Hal tersebut dikarenakan rumahtangga lapisan atas di Kampung Joglo merupakan rumahtangga yang paling akses terhadap pertanian.
Sementara itu rumahtangga lapisan bawah di Kampung Gunung Cabe merupakan rumahtangga yang paling akses terhadap pertanian. Berdasarkan data tersebut
dapat ditarik kesimpulan bahwa kehadiran industri pertambangan memberikan dampak berupa transformasi lahan pertanian menjadi lahan pertambangan. Hal
tersebut menjadi salah satu faktor penyebab menurunnya kesempatan kerja sektor pertanian.
5.6.2 Persepsi Kesempatan Kerja Sektor Non Pertanian