Aktivitas Blasting Gambaran Umum Industri Pertambangan di Desa Cipinang

M membuat sumur sebanyak tiga buah yang dapat dipergunakan oleh masyarakat Kampung Joglo.

4.4.2 Aktivitas Blasting

Aktivitas blasting atau peledakan bahan tambang yang terdapat di Kampung Joglo dan Kampung Gunung Cabe dilakukan setiap hari pada saat siang dan sore hari. Aktivitas blasting oleh PT K yang terdapat di Kampung Gunung Cabe dilaksanakan sebanyak dua kali dalam waktu satu hari yaitu pada saat siang dan sore hari pukul 12.00 WIB dan pukul 17.00 WIB. Sementara itu Aktivitas blasting oleh PT L yang terdapat di Kampung Joglo dilakukan sebanyak satu kali pada siang hari. Aktivitas blasting oleh PT M dilakukan sebanyak dua kali dalam waktu satu hari, sehingga jumlah total aktivitas blasting yang dilakukan di Kampung Joglo adalah sebanyak tiga kali dalam kurun waktu satu hari. Hal ini sebagaimana terlihat pada Gambar 8 di bawah ini. Keterangan: n Kampung Joglo = 30 rumahtangga n Kampung Gunung Cabe = 30 rumahtangga Gambar 8. Tingkat Frekuensi Blasting Gambar 8 di atas menunjukkan tingkat frekuensi blasting di Kampung Joglo dan Kampung Gunung Cabe. Pada penelitian ini penggolongan aktivitas blasting dibagi menjadi tiga bagian yaitu golongan tinggi, sedang dan rendah. Aktivitas blasting tergolong rendah apabila blasting dilakukan sebanyak satu kali, aktivitas blasting tergolong sedang apabila blasting dilakukan sebanyak dua kali, sedangkan aktivitas blasting tergolong tinggi apabila dilakukan sebanyak lebih Persentase responden dari dua kali dalam jangka waktu satu hari. Di Kampung Joglo sebesar seratus persen atau sebanyak 30 rumahtangga menyatakan blasting dilakukan sebanyak tiga kali sehari. Hal tersebut merupakan akumulasi dari aktivitas blasting yang dilakukan oleh PT L dan PT M, sehingga aktivitas blasting di Kampung Joglo tergolong tinggi. Sementara itu di Kampung Gunung Cabe sebesar seratus persen atau sebanyak 30 rumahtangga di menyatakan bahwa aktivitas blasting dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari, sehingga aktivitas blasting di Kampung Gunung Cabe tergolong sedang. Data tersebut menunjukkan bahwa frekuensi blasting yang dilakukan di Kampung Joglo lebih tinggi dibandingkan di Kampung Gunung Cabe. Hal ini dikarenakan jumlah pabrik industri pertambangan di Kampung Joglo lebih banyak dibandingkan frekuensi blasting di Kampung Gunung Cabe sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin banyak jumlah pabrik industri pertambangan, maka semakin tinggi tingkat frekuensi blasting.

4.5 Ikhtisar