Aktivitas pertambangan yang dilakukan oleh swasta menimbulkan berbagai dampak negatif dan positif pada aspek sosio-ekonomi dan ekologi. Berbagai
dampak yang ditimbulkan mendorong dilakukannya paradigma pembangunan berkelanjutan. Pembangunan tidak hanya
mengejar pada peningkatan perekonomian negara saja melainkan juga melihat pada aspek Analisis
Manajemen dan Dampak Lingkungan AMDAL sebelum dilakukannya aktivitas pertambangan, maupun upaya reklamasi lahan pasca tambang. Aktivitas
pembangunan terus dilakukan namun tidak mengurangi kualitas hidup manusia dan lingkungan di masa yang akan datang.
2.3 Kerangka Pemikiran
Keterangan: = hubungan langsung kuantitatif
= hubungan tidak langsung kualitatif = awal hipotesis kualitatif
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Dampak aktivitas Pertambangan pada Aspek Sosio-Ekonomi dan Sosio-Ekologi Masyarakat Desa
Frekuensi Blasting Sosial
Tingkat Konflik di Masyarakat
Ekonomi Ekologi
Tingkat Gangguan Terhadap Sumber Air
Tingkat Perubahan Udara
Tingkat Polusi Suara Tingkat Kesehatan Masyarakat
Tingkat Kesempatan Kerja Pertanian
Tingkat Kesempatan Kerja Non Pertanian
Jumlah Pabrik Industri
Pertambangan
2.4 Hipotesis Penelitian
Dari kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah: 1.
Terdapat hubungan perubahan pola kehidupan sosio-ekonomi masyarakat lokal akibat aktivitas pertambangan. Jika semakin banyak jumlah pabrik
industri pertambangan, maka: Semakin tinggi tingkat frekuensi blasting.
Semakin rendah tingkat kesempatan kerja sektor pertanian dan semakin tinggi tingkat kesempatan kerja sektor non pertanian di
kawasan yang sama menyebabkan semakin tinggi tingkat persaingan sehingga semakin tinggi tingkat konflik yang terjadi di
masyarakat. 2.
Terdapat hubungan perubahan sosio-ekologi masyarakat lokal akibat aktivitas pertambangan. Jika semakin tinggi tingkat frekuensi blasting,
maka: Semakin tinggi tingkat gangguan terhadap air, perubahan udara,
dan polusi suara sehingga mengakibatkan tingkat kesehatan semakin buruk dan semakin tinggi konflik yang terjadi di
masyarakat.
2.5 Definisi Konseptual
1. Aktivitas pertambangan merupakan aktivitas pengerukan terhadap sumberdaya mineral yang terdapat di dalam tanah.
2. Pabrik industri pertambangan adalah tempat pengolahan bahan tambang setelah sebelumnya dilakukan aktivitas pengerukan tanah.
3. Blasting merupakan aktivitas peledakan dan pengeboran bawah tanah dengan menggunakan dinamit.
4. Dampak sosio-ekonomi merupakan dampak yang ditimbulkan oleh adanya aktivitas pertambangan pada pola dan struktur ekonomi
masyarakat serta hubungan sosial antar masyarakat.
5. Dampak sosio-ekologi merupakan dampak yang ditimbulkan oleh adanya aktivitas pertambangan pada aspek lingkungan di sekitar wilayah
pertambangan. 6. Sumber air adalah tempat dimana air tersedia, yang digunakan untuk
kehidupan sehari-hari. 7. Perubahan udara merupakan peristiwa terjadinya perubahan kondisi
udara akibat debu sebagai buangan limbah di sekitar wilayah penambangan.
8. Polusi suara adalah bunyi atau suara berupa kebisingan yang ditimbulkan oleh adanya aktivitas blasting ataupun kendaraan truk pengangkut barang
tambang. 9. Kesehatan adalah kondisi fisik atau tubuh seseorang yang memiliki
kondisi sehat dan terbebas dari penyakit. 10. Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari. 11. Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh seseorang sebagai
imbalan atas pekerjaan yang telah dilakukan. 12. Kesempatan kerja adalah peluang seseorang untuk memperoleh
pekerjaan. 13. Konflik merupakan hubungan pertentangan antara satu orang atau lebih
karena adanya perbedaan tujuan. 14. Bahan galian golongan C merupakan jenis bahan galian tambang yang
dipergunakan sebagai bahan bangunan industri seperti andesit, pasir, dsb.
2.6 Definisi Operasional