pertanian, sehingga berpeluang terhadap semakin sempitnya pekerjaan di sektor pertanian akibatnya semakin sempitnya luas lahan yang dimiliki.
5.4.2 Luas Lahan yang dimiliki
Rendahnya kepemilikan lahan masyarakat di Desa Cipinang, akan mempengaruhi rendahnya luas lahan yang dimiliki. Hal tersebut sebagaimana
terlihat pada Gambar 15 di bawah ini.
Keterangan:
n
Kampung Joglo = 30 rumah tangga
n
Kampung Gunung Cabe = 30 rumah tangga
Gambar 14. Luas Kepemilikan Lahan Pertanian Berdasarkan Lapisan Sosial Gambar 14 di atas menunjukkan bahwa luas lahan pertanian di Kampung
Gunung Cabe lebih banyak dibandingkan Kampung Joglo. Hal ini dikarenakan jumlah pabrik industri pertambangan di Kampung Joglo tergolong banyak,
sehingga banyak masyarakat yang menjual lahannya ke pihak perusahaan untuk dijadikan sebagai area pertambangan. Sementara itu jumlah pabrik industri
pertambangan di Kampung Gunung Cabe tergolong sedikit, sehingga jumlah anggota masyarakat yang menjual lahan pertaniannya kepada pihak perusahaan
pun masih sedikit. Sebesar 50 persen atau sebanyak empat rumahtangga pada kategori lapisan atas masyarakat Kampung Joglo memiliki luas lahan antara 100
hingga 1000 meter persegi. Hal ini dikarenakan masyarakat pada lapisan atas di
Persentase responden
Kampung Joglo Jumlah pertambangan banyak
Kampung Joglo merupakan masyarakat yang bergerak di dua sektor pekerjaan sekaligus yaitu sebagai petani dan pekerja perusahaan atau berdagang, sehingga
memiliki kemampuan keuangan yang lebih tinggi dalam menopang kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup utama ditopang dari hasil berdagang atau bekerja di
perusahaan pertambangan, sedangkan hasil pertanian hanya digunakan untuk konsumsi keluarga saja atau subsisten.
Di Kampung Gunung Cabe, jumlah masyarakat lapisan bawah yang memiliki luas lahan pertanian tinggi, lebih banyak dibandingkan dengan lapisan
atas. Sebesar 13 persen pada lapisan atas memiliki lahan dengan luas antara 1000 hingga 5000 meter persegi. Terdapat 24 persen atau sebanyak dua rumahtangga
yang memiliki luas lahan pertanian antara 100 hingga 1000 meter persegi, sedangkan hanya sebesar 25 persen atau sebanyak satu rumahtangga saja pada
lapisan atas yang memiliki luas lahan antara 100 hingga 1000 meter persegi. Hal ini dikarenakan mayoritas masyarakat pada lapisan bawah di Kampung Gunung
Cabe hanya bergerak di sektor pertanian. Pemenuhan kebutuhan hidup sangat bergantung pada sektor pertanian sehingga rumahtangga tersebut lebih memilih
untuk tidak menjual lahan yang dimiliki. Namun secara agregat, mayoritas masyarakat di Kampung Joglo dan Kampung Gunung Cabe berstatus tidak
memiliki lahan pertanian. Hal ini akan menimbulkan dampak pada semakin sempitnya kesempatan kerja sektor pertanian.
5.5 Rumahtangga yang Menjual Lahan Pertanian