Pengertian Pertambangan Tinjauan Pustaka .1 Pengertian Ekologi

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Ekologi Ekologi didefinisikan sebagai ilmu tentang hubungan timbal-balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Haeckel, seorang ahli biologi, pada pertengahan dasawarsa 1860-an. Ekologi berasal dari bahasa yunani yaitu oikos yang berarti rumah tangga, dan logos yang berarti ilmu, sehingga secara harfiah ekologi berarti ilmu tentang rumahtangga makhluk hidup Kristanto, 2004. Menurut Silalahi 2001 hal yang paling penting dari ekologi ialah konsep ekosistem. Ekosistem ialah suatu ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Dalam sistem ini, semua komponen bekerja secara teratur sebagai suatu kesatuan. Ekosistem terbentuk oleh komponen hidup biotic dan tak hidup abiotic di suatu tempat yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Keteraturan terjadi disebabkan oleh adanya arus materi dan energi yang terkendalikan oleh arus informasi antara komponen dalam ekosistem itu. Ketentuan ekosistem menunjukkan adanya suatu keseimbangan tertentu dari ekosistem. Keseimbangan ini bukan statis melainkan dinamis, karena berubah-ubah. Perubahan ini dapat besar atau kecil, dilakukan baik oleh manusia maupun secara alami. Sama halnya dengan Adiwibowo 2007 yang menyatakan bahwa dalam ekologi dipelajari bagaimana makhluk hidup berinteraksi timbal balik dengan lingkungan hidupnya baik yang bersifat hidup biotic maupun tak hidup abiotic sedemikian rupa, sehingga terbentuk suatu jaring-jaring sistem kehidupan pada berbagai tingkatan organisasi. Di dalam ekosistem, tumbuhan, hewan, dan mikro organisme saling berinteraksi melakukan transaksi materi dan energi membentuk satu kesatuan sistem kehidupan.

2.1.2 Pengertian Pertambangan

Industri pertambangan adalah suatu industri dimana bahan galian mineral diproses dan dipisahkan dari material pengikut yang tidak diperlukan. Dalam industri mineral, proses untuk mendapatkan mineral-mineral yang ekonomis biasanya menggunakan metode ekstraksi, yaitu proses pemisahan mineral-mineral dari batuan terhadap mineral pengikut yang tidak diperlukan. Mineral-mineral yang tidak diperlukan akan menjadi limbah industri pertambangan dan mempunyai kontribusi yang cukup signifikan pada pencemaran dan degradasi lingkungan. Industri pertambangan sebagai industri hulu yang menghasilkan sumberdaya mineral dan merupakan sumber bahan baku bagi industri hilir yang diperlukan oleh umat manusia di dunia Noor, 2006. Salim 2007 menyatakan bahwa usaha pertambangan terdiri atas usaha penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan dan penjualan. 1. Penyelidikan umum merupakan usaha untuk menyelidiki secara geologi umum atau fisika, di daratan perairan dan dari udara, segala sesuatu dengan maksud untuk membuat peta geologi umum atau untuk menetapkan tanda- tanda adanya bahan galian pada umumnya. 2. Usaha eksplorasi adalah segala penyelidikan geologi pertambangan untuk menetapkan lebih telitiseksama adanya sifat letakan bahan galian. 3. Usaha eksploitasi adalah usaha pertambangan dengan maksud untuk menghasilkan bahan galian dan memanfaatkannya. 4. Usaha pengolahan dan pemurnian adalah pengerjaan untuk mempertinggi mutu bahan galian serta untuk memanfaatkan dan memperoleh unsur-unsur yang terdapat pada bahan galian. 5. Usaha pengangkutan adalah segala usaha pemindahan bahan galian dan hasil pengolahan serta pemurnian bahan galian dari daerah eksplorasi atau tempat pengolahanpemurnian. 6. Usaha penjualan adalah segala sesuatu usaha penjualan bahan galian dan hasil pengolahanpemurnian bahan galian. Berdasarkan jenis pengelolaannya, kegiatan penambangan terdiri atas dua macam yaitu kegiatan penambangan yang dilakukan oleh badan usaha yang ditunjuk secara langsung oleh negara melalui Kuasa Pertambangan KP maupun Kontrak Karya KK, dan penambangan yang dilakukan oleh rakyat secara manual. Kegiatan penambangan oleh badan usaha biasanya dilakukan dengan menggunakan teknologi yang lebih canggih sehingga hasil yang diharapkan lebih banyak dengan alokasi waktu yang lebih efisien, sedangkan penambangan rakyat merupakan aktivitas penambangan dengan menggunakan alat-alat sederhana. Di Indonesia, segala bentuk kegiatan industri pada sektor pertambangan diharapkan mampu menyumbang pada peningkatan ekonomi dan pembangunan negara. Kegiatan eksploitasi oleh industri pertambangan terus dilakukan demi pengejaran pembangunan melalui penghasilan devisa negara. Hal ini dilakukan seiring dengan meningkatnya jumlah permintaan akan sumberdaya alam mineral akibat meningkatnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun, sebagaimana terlihat pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Jumlah Produksi Barang Tambang Ton menurut Jenis Tambang dari Tahun 1996-2008 di Indonesia. Tahun Batu Bara ton Bauksit ton Nikel ton Emas ton Perak ton Granit ton Bijih Besi ton 1996 50,332,047 841,976 3,426,867 83,564 255,404 4,827,058 425,101 1997 55,982,040 808,749 2,829,936 86,928 249,392 8,824,088 516,403 1998 58,504,660 1,055,647 2,736,640 123,862 383,191 9,662,649 509,978 1999 62,108,239 1,116,323 2,798,449 127,768 361,377 8,720,155 502,198 2000 67,105,675 1,150,776 2,434,585 109,612 310,430 5,941,370 420,418 2001 71,072,961 1,237,006 2,473,825 148,528 333,561 3,976,274 440,648 2002 105,539,301 1,283,485 2,120,582 140,246 281,903 3,975,434 190,946 2003 113,525,813 1,262,705 2,499,728 138,475 272,050 3,938,915 245,911 2004 128,479,707 1,331,519 2,105,957 86,855 255,053 4,035,040 79,635 2005 149,665,233 1,441,899 3,790,896 142,894 326,993 4,302,849 87,940 2006 162,294,657 2,117,630 3,869,883 138,992 270,624 4,514,654 84,954 2007 188,663,068 1 251 147 7 112 870 117 854 268 967 1 793 440 84 371 2008 178 930 188 1,152,322 6,571,764 64,390 226,051 2,050,000 445,525,932 Sumber: Data Badan Pusat Statistika, 2009 Tabel 1 menjelaskan jumlah produksi tambang dari tahun ke tahun, berdasarkan potensi sumberdaya mineral yang ada di Indonesia. Peningkatan jumlah penduduk berimplikasi terhadap peningkatan jumlah permintaan sumberdaya mineral. Hal ini mendorong semakin dilakukannya eksploitasi sumberdaya alam tambang yang ada.

2.1.3 Kebijakan Perizinan Usaha Pertambangan