Pabrik Industri Pertambangan di Desa Cipinang

Perusahaan ini merupakan perusahaan skala kecil yang mengeruk area pegunungan bernama Gunung Cabe. Keberadaan perusahaan-perusahaan tersebut memberikan dampak pada sektor perekonomian warga yang kini lebih dominan sebagai buruh harian lepas, yang memanfaatkan sisa-sisa tambang hasil galian perusahaan tersebut. Kontur wilayah Desa Cipinang yang dikelilingi bukit membuat kondisi tanahnya cukup subur dan sangat potensial dalam pengembangan sektor pertanian.

4.4.1 Pabrik Industri Pertambangan di Desa Cipinang

Pada penelitian ini, studi perbandingan dilakukan berdasarkan pada banyaknya jumlah pabrik industri pertambangan untuk mengetahui dampaknya pada sektor pertanian. Dari Desa Cipinang dilakukan pengklasteran menjadi dua kampung yaitu Kampung yang memiliki jumlah pabrik industri pertambangan sedikit dengan sektor pertanian masih banyak yaitu Kampung Gunung Cabe sedangkan kampung yang memiliki jumlah pabrik industri pertambangan banyak dengan sektor pertanian sedikit yaitu Kampung Joglo. Di Kampung Gunung Cabe terdapat satu perusahaan yang dikuasai oleh PT K. Sementara itu di Kampung Joglo, jumlah total pabrik industri pertambangan sebanyak empat perusahaan. Dua perusahaan skala besar dikuasai oleh PT L dan PT M yang hingga kini masih produktif dan dua perusahaan lainnya yaitu PT H sebagai perusahaan skala kecil yang hanya dikuasai oleh beberapa orang saja, sedangkan PT N merupakan perusahaan pertambangan yang dulu telah bangkrut namun dalam waktu yang dekat akan segera melakukan aktivitas pertambangan kembali. Bentuk kegiatan Corporate Social Responsibility CSR yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan di kedua kampung tersebut masih tergolong charity, karena kegiatan pemberdayaan masyarakat masih belum dilakukan. Hal tersebut sebagaimana terlihat oleh adanya pemberian uang tunai yang diberikan oleh perusahaan sebesar Rp 400.000 untuk pengelolaan masjid, Rp 300.000 untuk kegiatan kepemudaan, dan Rp 600.000 untuk lingkungan. Sementara itu PT M memberikan uang sebesar Rp 500.000 perbulan untuk lingkungan dan Rp 150.000 untuk kegiatan kepemudaan, sedangkan PT R memberikan uang setiap satu bulan sekali sebesar Rp 200.000 untuk lingkungan. Selain itu, pihak PT L juga membuat sumur sebanyak empat buah untuk dipergunakan oleh masyarakat, sedangkan PT M membuat sumur sebanyak tiga buah yang dapat dipergunakan oleh masyarakat Kampung Joglo.

4.4.2 Aktivitas Blasting