Kategori Khusus Produk Minuman Keras Minuman Beralkohol

102 menyebutkan bahwa iklan berupa makanan diet bebas gluten MK jika diperoleh dari serealia yang dihilangkan glutennya. Iklan yang termasuk kategori khusus produk makanan diet yang dievaluasi berasal kategori pangan produk pangan untuk keperluan gizi khusus jenis mie instan rendah kalori kode evaluasi 273. Iklan tersebut memuat kalimat “Mie instant rendah lemak rendah garam”. Berdasarkan peraturan pada subkategori 1 syarat makanan diet rendah natrium yaitu kadar natrium pada pangan tersebut tidak lebih dari setengah kandungan natrium yang terdapat pada produk normal yang sejenis, dan tidak lebih dari 120 mg100g produk akhir. Diketahui kandungan natrium produk pada produk akhir 150 mg100g, maka iklan tersebut TMK untuk subkategori 1 kategori khusus E. Iklan tersebut hanya memuat keterangan rendah garam, oleh karena itu dianggap MK untuk subkategori lainnya dan memiliki compliance 86 terhadap kategori khusus produk makanan pelengkap food suplement dan mineral.

F. Kategori Khusus Produk Minuman Keras Minuman Beralkohol

Hasil evaluasi dari ketiga media menunjukkan hanya tidak ada satu pun iklan yang termasuk dalam kategori khusus produk minuman keras minuman beralkohol. Hal tersebut terkait dengan segmentasi pembaca majalah dan tabloid yaitu wanita, ibu rumah tangga, dan pasangan muda yang bukan merupakan konsumen utama produk tersebut. 4.7 Tinjauan Peraturan dengan Tingkat Pelanggaran Tinggi Subkelompok pelanggaran dengan jumlah pelanggaran tertinggi yaitu subkelompok 1 kelompok pelanggaran I mengenai iklan tentang pangan olahan tertentu yang mengandung bahan- bahan yang berkadar tinggi yang dapat membahayakan dan atau mengganggu pertumbuhan dan atau perkembangan anak-anak. Diketahui 123 iklan 26,91 dari total keseluruhan iklan yang dievaluasi tidak memenuhi ketentuan pada poin peraturan ini. Dasar dari subkelompok pelanggaran tersebut adalah Pasal 47 ayat 3 dan Pasal 52 PP No. 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan yang menyebutkan bahwa iklan tentang pangan olahan tertentu yang mengandung bahan-bahan yang berkadar tinggi yang dapat membahayakan dan atau mengganggu pertumbuhan dan atau perkembangan anak-anak tidak boleh dimuat pada media yang secara khusus ditujukan untuk anak- anak dan iklan tersebut harus memuat peringatan tentang dampak negatif pangan tersebut bagi pertumbuhan dan kesehatan anak. Seluruh iklan yang tidak memenuhi ketentuan terhadap subkelompok pelanggaran ini dimuat pada media yang tidak secara khusus ditujukan untuk anak-anak, akan tetapi iklan tersebut tidak mencantumkan peringatan tentang dampak negatif pangan bagi pertumbuhan dan kesehatan anak. Kewajiban adanya peringatan tentang dampak negatif pangan tersebut bagi pertumbuhan dan kesehatan anak dimaksudkan untuk mencegah meluasnya konsumsi pangan olahan tertentu yang mengandung bahan-bahan yang berkadar tinggi, misalnya monosodium glutamat MSG, gula, lemak atau karbohidrat, yang dapat membahayakan atau mengganggu pertumbuhan dan atau perkembangan anak-anak. Akan tetapi, pemerintah selaku pembuat peraturan hendaknya meninjau kembali apakah peraturan tersebut yang pada dasarnya bertujuan melindungi konsumen dinilai memberatkan pemasang iklan. Hal tersebut diperkuat dengan fakta tingginya pelanggaran terhadap poin peraturan tersebut. Produsen selaku pemasang iklan dalam hal ini mempertimbangkan ruang yang dibutuhkan 103 untuk memuat peringatan tersebut dan kesan negatif yang dapat ditimbulkan akan adanya peringatan tersebut pada iklan pangan. Konsumen yang hanya melihat iklan secara sekilas atau kurang mampu memahami maksud peringatan tersebut akan memberikan interpretasi negatif, bahwa produk tersebut mengandung bahan yang berbahaya bagi anak-anak, padahal apabila produk tersebut dikonsumsi dengan tidak berlebihan tidak akan menimbulkan bahaya yang dimaksudkan. Peninjauan kembali oleh pemerintah dalam hal ini dapat dilakukan dengan merevisi isi peraturan, menambahkan keterangan pada penjelasan peraturan, atau meningkatkan sosialisasi terhadap poin peraturan tersebut. Revisi dapat dilakukan apabila dinilai tidak perlu mencantumkan dampak peringatan negatif pada iklan, cukup pada label saja. Penambahan keterangan pada penjelasan dapat dilakukan untuk memperjelas sejauh mana dampak negatif yang perlu dicantumkan, apakah dapat dilakukan dengan mencantumkan anjuran konsumsi produk. Sedangkan peningkatan sosialisasi dapat dilakukan jika dinilai poin peraturan sudah cukup jelas dan representatif. Sosialisasi secara spesifik terhadap poin peraturan tersebut dapat ditingkatkan untuk sebagai sarana informasi, penyamaan persepsi dan interpretasi antara pemerintah dengan pelaku industri sebagai pemasang iklan. Adanya solusi tersebut diharapkan mampu meminimalisir pelanggaran iklan pangan terhadap poin peraturan tersebut. Subkelompok pelanggaran dengan tingkat pelanggaran tertinggi selanjutnya yaitu subkelompok 2 kelompok pelanggaran kategori khusus produk hasil olah susu jenis susu krim penuh, susu kental manis, susu skim dan “filled milk”, yaitu sebanyak 111 iklan 24,29 dari total keseluruhan iklan yang dievaluasi tidak memenuhi ketentuan untuk subkelompok tersebut. Peraturan yang menjadi dasar ketentuan tersebut adalah Petunjuk Teknis Khusus poin ke-1 Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman yang menyebutkan bahwa iklan produk jenis 1 susu krim penuh harus mencantumkan spot peringatan yang berbunyi “Perhatian Tidak cocok untuk bayi berumur di bawah 6 bulan”, dan iklan produk jenis 2 susu kental manis, susu skim dan “filled milk” tidak boleh diiklankan untuk bayi berusia sampai dengan 12 bulan dan harus mencantumkan spot peringatan yang berbunyi “Perhatian Tidak cocok untuk bayi”. Keseluruhan iklan produk jenis 1 tidak mencantumkan spot peringatan tersebut. Keseluruhan iklan produk jenis 2 tidak diiklankan untuk bayi berusia sampai dengan 12 bulan tetapi tidak mencantumkan spot peringatan yang dimaksud. Maksud dari peraturan yang mewajibkan pencantuman spot keterangan tersebut pada dasarnya untuk melindungi konsumen dalam hal ini bayi agar tidak mendapat asupan gizi yang tidak sesuai. Air susu ibu ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi, akan tetapi penggunaan pengganti air susu ibu PASI berupa susu formula untuk bayi tidak dapat dihindarkan ketika bayi tidak dapat mengkonsumsi ASI dengan cukup karena berbagai kondisi dan keadaan. Produk susu formula tersebut diformulasikan khusus sehingga memiliki kandungan seperti ASI. Karena kekhususannya, disepakati bahwa semua susu formula yang diproduksi harus memiliki kandungan zat gizi sesuai CODEX STAN 72 tahun 1981. Susu formula sangat berbeda dengan susu sapi murni, meski bahan baku susu formula dari susu sapi. Dalam susu formula, ada tambahan nutrisi yang sudah terukur dan disesuaikan dengan gizi yang dibutuhkan bayi Anonim 2009. Konsumsi produk susu selain susu formula pada bayi sangat tidak dianjurkan karena mampu menimbulkan gangguan saluran cerna, gangguan perilaku dan gangguan organ tubuh lainnya. Gejala seperti malabsorbsi, alergi, intoleransi ataupun penyakit metabolik dapat terjadi pada bayi jika memperoleh asupan gizi yang tidak sesuai. Pelanggaran terhadap poin peraturan tersebut disebabkan oleh pertimbangan dari produsen sebagai pemasang iklan mengenai ruang yang dibutuhkan untuk memuat peringatan tersebut, sedangkan penambahan ruang iklan akan menambah biaya pemasangan iklan. Beberapa iklan jenis 104 ini telah mencantumkan peringatan tersebut dengan cara lain, yaitu penulisan keterangan peruntukan produk untuk anak-anak dengan range usia tertentu. Akan tetapi, iklan tersebut masih dianggap TMK mengingat poin peraturan menyebutkan bahwa spot peringatan harus berbunyi “Perhatian Tidak cocok untuk bayi berumur di bawah 6 bulan” untuk produk jenis susu krim penuh dan “Perhatian Tidak cocok untuk bayi” untuk produk susu kental manis, susu skim dan “filled milk”. Solusi yang dapat dilakukan untuk meminimalisir pelanggaran yang terjadi terhadap poin pelanggaran tersebut adalah perlu adanya peninjauan kembali oleh pemerintah. Peninjauan dapat dilakukan dengan merevisi peraturan yang ada atau meningkatkan sosialisasi terhadap poin peraturan yang telah ada. Revisi yang dimaksud adalah mempertimbangkan kembali isi peraturan apakah pencantuman peringatan tidak cocok untuk bayi harus dilakukan sama persis sesuai dengan bunyi yang tertulis pada poin peraturan, atau apakah boleh dilakukan dengan cara lain, seperti pencantuman peruntukan produk. Pencantuman peruntukan produk untuk anak range usia tertentu pada dasarnya sudah memberikan keterangan bahwa produk susu tersebut tidak cocok untuk bayi. Apabila berdasarkan pertimbangan lain pencantuman peringatan harus sama persis dengan poin peraturan, perlu adanya sosialisasi kembali dari pihak Menteri Kesehatan selaku pembuat peraturan kepada produsen selaku pemasang iklan. Sosialisasi tersebut dimaksudkan sebagai sarana informasi dan penyamaan persepsi mengenai poin peraturan tersebut secara spesifik.

4.8 Sebaran Kelompok pelanggaran Pada Setiap Kategori Pangan