Larangan Iklan Pangan Berkaitan dengan Penyertaan Undian, Larangan Iklan Pangan yang Mengandung Bahan Tertentu atau Untuk

20 sari apel apple juice, yaitu produk cair yang keruh atau jernih yang diperoleh dari buah apel dan jumlah padatan tidak kurang dari 10. Subkategori selanjutnya diatur dalam Petunjuk Teknis Umum poin ke-5 Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman yang menyebutkan bahwa iklan makanan yang menyerupai atau dimaksudkan sebagai pengganti jenis makanan tertentu harus menyebutkan nama bahan yang digunakan. Contoh produknya adalah susu kedelai. Subkategori 5 kategori pelanggaran G yang diatur dalam Petunjuk Teknis Umum poin ke-9 Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman menyebutkan bahwa kata “segar” hanya boleh digunakan untuk makanan yang diproses, berasal dari satu ingredien, dan belum mengalami penurunan mutu secara keseluruhan. Kata “segar” juga boleh digunakan dalam kalimat atau ilustrasi yang tidak terkait secara langsung dengan pangan, misalnya: susu segar, daging segar, sayur segar. Pemakaian kata “segar” dapat dimaksudkan untuk meminum minuman yang dingin. Selanjutnya, subkategori 6 kategori G diatur dalam Petunjuk Teknis Umum poin ke-9 Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman yang menyebutkan bahwa penggunaan kata “alami” pada iklan hanya untuk bahan mentah, produk yang tidak dicampur, dan tidak diproses. Poin peraturan tersebut juga mengatur mengenai penggunaan kata “murni” pada iklan, yaitu hanya diperbolehkan jika produk tersebut tidak ditambah apa-apa. Sedangkan, kata-kata “dibuat dari” dapat digunakan pada iklan jika produk yang bersangkutan seluruhnya terdiri dari satu bahan. Subkategori terakhir untuk kategori pelanggaran G diatur dalam Bab V Ketentuan Umum Surat Keputusan Kepala Badan POM No. HK.00.05.52.1831 Tentang Pedoman Periklanan Pangan yang menyebutkan bahwa iklan pangan dilarang memuat kalimat, kata-kata, pernyataan yang menyesatkan, dan atau menimbulkan penafsiran yang salah berkaitan dengan asal dan sifat bahan pangan. Contoh pernyataan tersebut pada iklan yaitu: minyak sawit non kolesterol, kacang garing non kolesterol. Minyak sawit dan kacang garing berasal dari bahan nabati, sedangkan kolesterol hanya terdapat pada produk pangan hewani. Contoh lainnya yaitu penggunaan gambar yang tidak sesuai dengan asal bahan. Gambar buah, sayuran, daging, dan bahan lainnya hanya boleh ditampilkan bila bahan tersebut merupakan bahan utama dalam ingredien tersebut, atau apabila berasal dari satu sumber. Iklan dapat melanggar satu atau lebih ketentuan untuk subkategori pelanggaran tersebut. Iklan yang MK untuk semua subkategori pada kategori pelanggaran G berarti memiliki compliance 100 terhadap peraturan mengenai proses, asal, dan sifat bahan pangan.

2.7.8 Larangan Iklan Pangan Berkaitan dengan Penyertaan Undian,

Sayembara, dan Hadiah Kategori pelanggaran H yaitu sekelompok peraturan berkaitan dengan penyertaan undian, sayembara, dan hadiah. Dalam Bab VIII Surat Keputusan Kepala Badan POM No. HK.00.05.52.1831 Tentang Pedoman Periklanan Pangan dijelaskan bahwa iklan pangan yang menyertakan undian dan hadiah langsung yang mengundang keikutsertaan konsumen, harus secara jelas dan lengkap menyebutkan syarat-syarat kesertaan, jenis dan jumlah hadiah yang ditawarkan, serta cara-cara penyerahannya. Iklan pangan yang menyertakan undian dan sayembara harus mencantumkan tanggal 21 penarikan dan cara pengumuman pemenangnya serta menyebutkan izin yang berlaku untuk itu. Iklan pangan yang menyertakan hadiah langsung tidak boleh mensyaratkan “selama persediaan masih ada” atau ungkapan lain yang sejenisnya. Iklan yang MK untuk kategori pelanggaran H berarti memiliki compliance 100 terhadap peraturan mengenai penyertaan undian, sayembara, dan hadiah.

2.7.9 Larangan Iklan Pangan yang Mengandung Bahan Tertentu atau Untuk

Kelompok Orang Tertentu Kategori pelanggaran I yaitu sekelompok peraturan berkaitan dengan pangan yang mengandung bahan tertentu atau untuk orang tertentu. Peraturan pertama yang menjadi dasar subkategori 1 kategori pelanggaran tersebut yaitu Pasal 47 ayat 3 dan Pasal 52 PP No. 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan. Pasal 47 ayat 3 menyebutkan bahwa iklan tentang pangan olahan tertentu yang mengandung bahan-bahan yang berkadar tinggi yang dapat membahayakan dan atau mengganggu pertumbuhan dan atau perkembangan anak-anak dilarang dimuat dalam media apapun yang secara khusus ditujukan untuk anak-anak, sedangkan Pasal 52 menyebutkan bahwa iklan tentang pangan olahan yang mengandung bahan yang dapat mengganggu pertumbuhan dan atau kesehatan anak wajib memuat peringatan tentang dampak negatif pangan tersebut bagi pertumbuhan dan kesehatan anak. Ketentuan ini dimaksudkan untuk mencegah meluasnya konsumsi pangan olahan tertentu yang mengandung bahan-bahan yang berkadar tinggi, misalnya monosodium glutamat MSG, gula, lemak atau karbohidrat, yang dapat membahayakan atau mengganggu pertumbuhan dan atau perkembangan anak-anak. Selanjutnya, subkategori 2 diatur dalam Pasal 47 ayat 4 PP No. 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan yang menyebutkan bahwa iklan tentang pangan yang diperuntukkan bagi bayi yang berusia sampai dengan 1 satu tahun, dilarang dimuat dalam media massa, kecuali dalam media cetak khusus tentang kesehatan, setelah mendapat persetujuan Menteri Kesehatan, dan dalam iklan yang bersangkutan wajib memuat keterangan bahwa pangan yang bersangkutan bukan pengganti ASI. Persetujuan Menteri Kesehatan yang dimaksud dalam ayat ini hanya merupakan persetujuan bagi materi iklan, agar dapat lebih terseleksi mengenai penyebarluasan informasi mengenai pangan yang diperuntukkan bagi bayi, dan semata-mata dilakukan untuk lebih meningkatkan penggunaan Air Susu Ibu. Yang dimaksud dengan pangan yang diperuntukkan bagi bayi adalah susu bayi, namun tidak termasuk makanan pendamping ASI seperti bubur bayi. Peraturan selanjutnya mengenai pangan yang mengandung bahan tertentu atau untuk orang tertentu yaitu Pasal 49 PP No. 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan yang menyebutkan bahwa iklan dalam media massa yang menyatakan bahwa pangan tersebut adalah pangan yang diperuntukkan bagi orang yang menjalankan diet khusus, wajib mencantumkan unsur-unsur dari pangan yang mendukung pernyataan tersebut dan keterangan tentang kandungan gizi pangan serta dampak yang mungkin terjadi apabila pangan tersebut dikonsumsi oleh orang lain yang tidak menjalankan diet khusus dimaksud. Peraturan tersebut yang menjadi dasar subkategori 3 kategori pelanggaran I. Selanjutnya, subkategori 4 diatur dalam Pasal 51 PP No. 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan yang menyebutkan bahwa iklan tentang pangan yang diperuntukkan bagi bayi dan atau anak berumur dibawah lima tahun wajib memuat keterangan mengenai peruntukkannya dan memuat peringatan mengenai dampak negatif pangan yang bersangkutan bagi kesehatan. Yang dimaksud dengan pangan yang diperlukan bagi bayi dalam ketentuan ini adalah makanan pendamping ASI seperti bubur bayi, namun tidak termasuk pangan pengganti Air Susu Ibu yang lazim disebut susu formula bayi. 22 Subkategori terakhir kategori pelanggaran I diatur dalam Petunjuk Teknis Khusus poin ke-6 j Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman yang menyebutkan bahwa iklan makanan tidak boleh dinyatakan khusus untuk penderita diabetes, kecuali tidak mengandung karbohidrat, atau berat karbohidrat pada komposisinya sangat kurang dibandingkan dengan makanan sejenisnya untuk penderita diabetes. Iklan makanan khusus untuk penderita diabetes tidak boleh dinyatakan tidak mengandung gula bila makanan tersebut mengandung karbohidrat. Iklan dapat melanggar satu atau lebih ketentuan untuk subkategori pelanggaran tersebut. Iklan yang MK untuk semua subkategori pada kategori pelanggaran I berarti memiliki compliance 100 terhadap peraturan mengenai pangan yang mengandung bahan tertentu atau untuk orang tertentu.

2.7.10 Larangan Pada Iklan Produk Pangan Khusus