49 Contoh yang disebutkan dalam Tabel 6 ketiganya mengandung pernyataan bahwa dengan
mengonsumsi produk pangan yang diiklankan dapat meningkatkan kecerdasan. Hal tersebut menyebabkan iklan dengan pernyataan tersebut TMK untuk subkategori 5 kelompok pelanggaran A.
Solusi untuk kasus pelanggaran tersebut, dapat digunakan pernyataan bahwa zat gizi tertentu mampu menunjang perkembangan jaringan otak anak, tidak perlu mencantumkan kata-kata mampu
meningkatkan kecerdasan anak. Akan tetapi pencantuman pernyataan tersebut harus sesuai dengan kandungan gizi produk dan memenuhi syarat pencantuman klaim fungsi gizi atau klaim fungsi lain
yang berlaku.
4.6.2 Kelompok pelanggaran B: Larangan Iklan Pangan Berkaitan dengan
Norma Kesusilaan dan Penggunaan Model Iklan Anak-Anak Berusia di Bawah Lima Tahun
Dari hasil evaluasi menggunakan decision tree diketahui bahwa kesesuaian iklan terhadap kelompok pelanggaran B 100 untuk semua iklan yang dievaluasi pada ketiga media. Kelompok
pelanggaran B dibagi menjadi 2 subkategori, yaitu subkategori 1: iklan pangan yang dievaluasi bertentangan dengan norma-norma kesusilaan dan ketertiban umum, dan subkategori 2 iklan pangan
yang dievaluasi menampilkan anak-anak berusia dibawah 5 lima tahun dalam bentuk apapun. Tidak ada satu pun iklan yang melanggar peraturan dalam subkategori 1. Hal tersebut berarti seluruh iklan
telah memenuhi peraturan yang ditetapkan dalam Pasal 44 ayat 2 PP No. 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan. Semua iklan yang dievaluasi telah memenuhi peraturan mengenai norma
kesusilaan, menunjukkan bahwa produsen pangan dan agen periklanan telah memahami pentingnya mematuhi norma, khususnya norma kesusilaan. Norma kesusilaan adalah salah satu aturan yang
berasal dari akhlak atau hati nurani sendiri tentang apa yang baik dan apa yang buruk . Norma kesusilaan bagi manusia dalam kehidupan masyarakat memegang peranan penting sebab manusia
dinilai baik dan buruk tergantung tingkah laku kesusilaan, terutama mengingat Indonesia menganut budaya ketimuran yang menjunjung tinggi norma kesusilaan Sudarsono, 2007. Oleh karena itu,
penting bagi pelaku iklan untuk mematuhi peraturan mengenai norma kesusilaan. Penggunaan model iklan anak-anak berusia di bawah lima tahun ditemukan pada beberapa
produk kategori produk-produk susu dan analognya. Akan tetapi, menurut Pasal 47 ayat 2 PP No. 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan penggunaan model iklan anak-anak berusia lima tahun
diperbolehkan jika pangan tersebut diperuntukkan bagi anak-anak yang berusia dibawah 5 lima tahun. Produk pada iklan tersebut diperuntukkan bagi anak usia 1-3 tahun, atau di bawah 5 tahun,
maka iklan tersebut MK terhadap peraturan dalam subkategori 2 kelompok pelanggaran B. Tidak ditemukannya iklan yang melanggar peraturan tersebut menunjukkan pemahaman pelaku pangan
mengenai larangan penggunaan model iklan anak-anak berusia di bawah lima tahun. Dalam penjelasan Pasal 47 ayat 2 PP No. 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan disebutkan bahwa
ketentuan ini dimaksudkan untuk menghindari adanya pengeksploitasian anak dalam iklan pangan, khususnya yang semata-mata menampilkan anak-anak dibawah lima tahun namun bukan untuk
pangan yang khusus anak-anak kelompok usia tersebut. Dalam konteks iklan pangan tersebut, dapat saja menampilkan anak-anak berusia dibawah lima tahun, namun ditampilkan dalam suatu konteks
yang lebih luas, misalnya bersama keluarga.
50
4.6.3 Kelompok pelanggaran C: Larangan Iklan Pangan yang