Kelompok pelanggaran I: Larangan Iklan Pangan yang Mengandung

89

4.6.9 Kelompok pelanggaran I: Larangan Iklan Pangan yang Mengandung

Bahan Tertentu atau Untuk Kelompok Orang Tertentu Dari hasil evaluasi menggunakan decision tree diketahui bahwa kesesuaian iklan terhadap kelompok pelanggaran I bervariasi, yaitu 80 MK dan 100 MK. Jumlah iklan yang 100 memenuhi peraturan pada kelompok pelanggaran I berjumlah 327 iklan 71,55 dari keseluruhan iklan yang dievaluasi, yang artinya prosentase iklan yang telah memenuhi peraturan yang berkaitan dengan proses dan asal serta sifat bahan pangan lebih rendah daripada yang tidak memenuhi ketentuan. Selanjutnya, 130 iklan 28,45 dari keseluruhan iklan yang dievaluasi 80 MK untuk kelompok pelanggaran I. Tingginya prosentase iklan yang tidak memenuhi satu atau lebih ketentuan pada pelanggaran I menunjukkan perlunya peninjauan kembali peraturan mengenai iklan pangan yang mengandung bahan tertentu atau kelompok orang tertentu, apakah dinilai terlalu memberatkan pelaku iklan, mengingat sebagian besar iklan melanggar ketentuan tersebut. Setelah dilakukan peninjauan kembali, diperlukan sosialisasi dari pemerintah kepada produsen pangan dan agen periklanan mengenai peraturan tersebut. Selain itu, diperlukan pula kesadaran dan pemahaman pemasang iklan mengenai pentingnya mematuhi peraturan yang berlaku khususnya terkait dengan produk yang mengandung bahan tertentu atau untuk kelompok orang tertentu. Kelompok pelanggaran I diuraikan lagi dalam subkelompok pelanggaran yang sebarannya pada iklan yang dievaluasi dapat dilihat pada Tabel 29. Prosentase dalam tabel tersebut berdasarkan total iklan yang tidak 100 MK kelompok pelanggaran G, yaitu 250 iklan yang memungkinkan TMK untuk satu atau lebih subkategori pada kelompok pelanggaran G. Tabel 29. Sebaran pelanggaran iklan pangan yang mengandung bahan tertentu atau untuk kelompok orang tertentu Subkelompok pelanggaran Jumlah 1 Iklan tentang pangan olahan tertentu yang mengandung bahan-bahan yang berkadar tinggi yang dapat membahayakan dan atau mengganggu pertumbuhan dan atau perkembangan anak-anak 123 49,20 2 Iklan yang dievaluasi tentang pangan yang diperuntukkan bagi bayi yang berusia sampai dengan 1 satu tahun 0 0,00 3 Iklan yang dievaluasi menyatakan bahwa pangan tersebut adalah pangan yang diperuntukkan bagi orang yang menjalankan diet khusus 0 0,00 4 Iklan yang dievaluasi tentang pangan yang diperuntukkan bagi bayi dan atau anak berumur dibawah lima tahun 127 2,80 5 Iklan pangan yang dievaluasi dinyatakan khusus untuk penderita diabetes 0,00 Tabel 29 memperlihatkan bahwa pelanggaran tertinggi yang ditemukan dalam kelompok pelanggaran I adalah iklan tentang pangan olahan tertentu yang mengandung bahan-bahan yang berkadar tinggi yang dapat membahayakan dan atau mengganggu pertumbuhan dan atau perkembangan anak-anak 50,40. Prosentase selanjutnya untuk pelanggaran kategori I yaitu untuk subkategori iklan yang dievaluasi tentang pangan yang diperuntukkan bagi bayi dan atau anak berumur dibawah lima tahun 2,80 . Seluruh iklan pangan yang divaluasi dari ketiga media telah memenuhi subkategori iklan yang dievaluasi tentang pangan yang diperuntukkan bagi bayi yang berusia sampai dengan 1 satu tahun, iklan yang dievaluasi menyatakan bahwa pangan tersebut adalah pangan yang diperuntukkan bagi orang yang menjalankan diet khusus dan iklan pangan yang dievaluasi dinyatakan khusus untuk penderita diabetes. 90 Berdasarkan kategori pangan, iklan yang TMK untuk kelompok pelanggaran I mengenai iklan pangan yang mengandung bahan tertentu atau kelompok orang tertentu didominasi oleh iklan dari kategori pangan garam, rempah, sup, saus, salad, produk protein 52,31. Hal tersebut terkait dengan tingginya frekuensi kemunculan iklan dari kategori pangan tersebut di media yang dievaluasi, dan terkait dengan kecenderungan produk kategori tersebut menggunakan bahan berkadar tinggi yang dapat membahayakan dan atau mengganggu pertumbuhan dan atau perkembangan anak-anak sehingga memiliki kemungkinan melanggar subkelompok pelanggaran 1. Selanjutnya yaitu iklan dari serealia dan produk serealia12,31, minuman, tidak termasuk produk susu 9,23, daging dan produk daging 8,46, produk bakeri 6,15, kategori produk pangan untuk keperluan gizi khusus 6,15, es untuk dimakan edible ice, termasuk sherbet dan sorbet 4,62, dan iklan dari kategori pangan buah dan sayur termasuk jamur, umbi, kacang termasuk kacang kedelai, dan lidah buaya, rumput laut, biji-bijian 0,77. Seluruh iklan dari kategori selain itu, yaitu kategori pangan produk- produk susu dan analognya, lemak, minyak, dan emulsi minyak, ikan dan produk perikanan, serta makanan ringan siap santap telah memenuhi ketentuan untuk kelompok pelanggaran I mengenai iklan pangan yang mengandung bahan tertentu atau kelompok orang tertentu. Subkategori 1 kelompok pelanggaran I mengatur mengenai iklan tentang pangan olahan tertentu yang mengandung bahan-bahan yang berkadar tinggi yang dapat membahayakan dan atau mengganggu pertumbuhan dan atau perkembangan anak-anak. Berdasarkan Pasal 47 ayat 3 dan Pasal 52 PP No. 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan diketahui bahwa iklan tentang pangan olahan tertentu yang mengandung bahan-bahan yang berkadar tinggi yang dapat membahayakan dan atau mengganggu pertumbuhan dan atau perkembangan anak-anak tidak boleh dimuat pada media yang secara khusus ditujukan untuk anak-anak dan iklan tersebut harus memuat peringatan tentang dampak negatif pangan tersebut bagi pertumbuhan dan kesehatan anak. Ketentuan ini dimaksudkan untuk mencegah meluasnya konsumsi pangan olahan tertentu yang mengandung bahan-bahan yang berkadar tinggi, misalnya monosodium glutamat MSG, gula, lemak atau karbohidrat, yang dapat membahayakan atau mengganggu pertumbuhan dan atau perkembangan anak-anak. Berdasarkan hasil evaluasi, iklan yang mengandung bahan-bahan yang berkadar tinggi yang dapat membahayakan dan atau mengganggu pertumbuhan dan atau perkembangan anak-anak berjumlah 123 26,91 dari total keseluruhan iklan yang dievaluasi dan semuanya tidak memenuhi ketentuan pada subkategori ini. Tingginya prosentase iklan yang melanggar menunjukkan perlu adanya perlu adanya peninjauan kembali mengenai peraturan tersebut apakah dinilai memberatkan pemasang iklan. Pelanggaran tersebut disebabkan oleh tidak adanya peringatan tentang dampak negatif pangan tersebut bagi pertumbuhan dan kesehatan anak. Pemasang iklan mempertimbangkan ruang yang dibutuhkan untuk memuat peringatan tersebut, sedangkan penambahan ruang iklan akan menambah biaya pemasangan iklan. Selain itu, adanya peringatan akan memberi kesan negatif terhadap produk pangan. Konsumen yang hanya melihat iklan secara sekilas atau kurang mampu memahami maksud peringatan tersebut akan memberikan interpretasi negatif, bahwa produk tersebut mengandung bahan yang berbahaya bagi anak-anak, padahal apabila produk tersebut dikonsumsi dengan tidak berlebihan tidak akan menimbulkan bahaya yang dimaksudkan. Hasil peninjauan kembali tersebut hendaknya dapat disosialisasikan kepada produsen pangan selaku pemasang iklan untuk meminimalisir terjadinya pelanggaran. Berdasarkan kategori pangan, iklan yang TMK untuk subkategori 1 didominasi oleh kategori pangan garam, rempah, sup, saus, salad, produk protein 56,35. Hal tersebut selain terkait tingginya frekuensi kemunculan dan perulangan iklan kategori tersebut di media yang dievaluasi, produk dari kategori pangan tersebut memiliki kecenderungan menggunakan bahan berkadar tinggi seperti penguat rasa jenis monosodium glutamat MSG yang dapat membahayakan dan atau 91 mengganggu pertumbuhan dan atau perkembangan anak-anak. Selanjutnya, 12,70 berasal dari kategori pangan serealia dan produk serealia, 9,52 minuman, tidak termasuk produk susu, 8,73 daging dan produk daging, 6,35 produk bakeri, 4,76 dari kategori pangan es untuk dimakan edible ice, termasuk sherbet dan sorbet, 0,79 produk pangan untuk keperluan gizi khusus, dan 0,79 dari kategori pangan buah dan sayur termasuk jamur, umbi, kacang termasuk kacang kedelai, dan lidah buaya, rumput laut, biji-bijian. Contoh iklan pangan yang TMK untuk subkategori ini dapat dilihat pada Tabel 30. Tabel 30. Contoh pelanggaran subkategori 1 kelompok pelanggaran I: iklan tentang pangan olahan tertentu yang mengandung bahan-bahan yang berkadar tinggi yang dapat membahayakan dan atau mengganggu pertumbuhan dan atau perkembangan anak-anak No. Kode Evaluasi Iklan Kategori Pangan Jenis Pangan Kata-kata atau ilustrasi yang menunjukkan pelanggaran Poin Pelanggaran 1 009 Produk bakeri Krekers Dari label diketahui komposisi produk: Tepung terigu, minyak nabati, gula, pati jagung, pengembang, garam, protein nabati, bubuk bawang, bumbu sapi, bumbu ayam, penguat rasa Monosodium Glutamat MSG Iklan pangan olahan yang mengandung MSG tetapi tidak memuat peringatan tentang dampak negatif pangan tersebut bagi pertumbuhan dan kesehatan anak 2 017 Minuman, tidak termasuk produk susu Minuman serbuk instan Dari label diketahui komposisi produk: gula, asam sitrat, natrium sitrat, natrium karboksimetil selulosa, perisa orange, konsentrat orange, pewarna sunset yellow Cl No. 15985, pewarna tartazine Cl No. 19140, vitamin C, mineral kalsium, pemanis buatan siklamat 0.17 gsachet ADI: 11 mgkg berat badan, dan pemanis buatan aspartam 0.03 gsachet ADI: 50 mgkg berat badan. Iklan pangan olahan yang mengandung siklamat tetapi tidak memuat peringatan tentang dampak negatif pangan tersebut bagi pertumbuhan dan kesehatan anak 3 023 Es untuk dimakan edible ice, termasuk sherbet dan sorbet Es krim Komposisi es krim: krim, skim, air, gula dan stabilizer Iklan pangan olahan yang mengandung gula dalam kadar tinggi tetapi tidak memuat peringatan tentang dampak negatif pangan tersebut bagi pertumbuhan dan kesehatan anak 92 Tabel 30. Lanjutan No. Kode Evaluasi Iklan Kategori Pangan Jenis Pangan Kata-kata atau ilustrasi yang menunjukkan pelanggaran Poin Pelanggaran 4 194 Serealia dan produk serealia Mie Instan Dari label diketahui komposisi produk: tepung terigu, minyak sayur, garam, pengental, pengatur keasaman, pewarna tartrazine Cl 19140, zat besi Bumbu: Garam, gula, penguat rasa mononatrium glutamat, perisa ayam,bubuk lada, perisa soto, daun bawang, bubuk cabe Minyak: Minyak sayur dan bawang merah, bawang goreng Iklan pangan olahan yang mengandung MSG tetapi tidak memuat peringatan tentang dampak negatif pangan tersebut bagi pertumbuhan dan kesehatan anak 5 307 Daging dan produk daging Chicken nugget Dari label diketahui komposisi produk: daging ayam, minyak nabati, tepung roti mengandung pewarna : tartrazine cl 19140, kuning fcf cl 15985, ponceau cl 16255, caramel , air, tepung batter, gula, protein nabati, bumbu- bumbu, garam, pati jagung, penguat rasa mononatrium glutamate, Sekuestran natrium tripolifosfat Iklan pangan olahan yang mengandung MSG tetapi tidak memuat peringatan tentang dampak negatif pangan tersebut bagi pertumbuhan dan kesehatan anak Contoh pertama pada Tabel 30 merupakan iklan dari kategori pangan produk bakeri jenis krekers yang dari komposisinya diketahui mengandung penguat rasa Monosodium Glutamat MSG yang dapat membahayakan dan atau mengganggu pertumbuhan dan atau perkembangan anak-anak. Dari Cahyadi 2008 diketahui bahwa penelitian John Olney pada tahun 1969 menyebutkan bila dalam dosis tinggi 0,5gkgberat badanhari atau dalam dosis yang lebih tinggi, MSG diberikan kepada cindil atau anak tikus putih, akan mengakibatkan kerusakan beberapa sel saraf khususnya di bagian otak yang disebut dengan hypotalamus. Penelitian berikutnya yang dilaporkan adalah bila MSG disuntikkan di bawah kulit pada cindil tikus dan pada bayi monyet, akan timbul pula gejala kerusakan sel saraf otak dengan akibat anak tikus dan anak monyet tersebut menjadi pendek dan gemuk, serta mengalami kerusakan retina mata. Penggunaan MSG dalam pangan bayi di Amerika Serikat pada tahun 1970 yang dikurangi dari 500 mgkg berat badan menjadi 130 mgkg berat badan dalam 4,5 ons pangan bayi ternyata tidak begitu berpengaruh untuk mengurangi kerusakan otak bayi. Berbagai penelitian yang kemudian dilakukan hasilnya sebagian bertentangan dan sebagian mendukung hasil penelitian Olney tersebut. Meskipun akibat dan gejala yang ditimbulkan akibat konsumsi MSG pada manusia belum cukup lengkap untuk dapat disimpulkan, pembatasan asupan MSG pada anak-anak perlu dilakukan untuk meminimalisir efek negatif yang mungkin terjadi mengingat anak-anak lebih sensitif terhadap bahan dengan kadar tinggi. 93 Media yang digunakan oleh iklan pada contoh pertama tersebut tidak secara khusus ditujukan untuk anak-anak, akan tetapi iklan tersebut tidak memuat peringatan tentang dampak negatif pangan tersebut bagi pertumbuhan dan kesehatan anak, maka iklan TMK terhadap subkategori 1 kelompok pelanggaran I. Begitu pula dengan contoh keempat dan kelima yang dari komposisinya diketahui mengandung penguat rasa jenis MSG. Contoh keempat merupakan iklan dari kategori pangan serealia dan produk serealia jenis mie instan, dan contoh kelima dari kategori pangan daging dan produk daging jenis chicken nugget. Kedua contoh tersebut TMK untuk subkategori ini karena tidak memuat peringatan tentang dampak negatif pangan tersebut bagi pertumbuhan dan kesehatan anak akibat adanya kandungan MSG. Contoh kedua pada tabel tersebut merupakan iklan yang berasal dari kategori pangan minuman, tidak termasuk produk susu jenis minuman serbuk instan. Dari komposisinya diketahui bahwa produk mengandung bahan yang berkadar tinggi yaitu pemanis buatan jenis siklamat yang dapat membahayakan dan atau mengganggu pertumbuhan dan atau perkembangan anak-anak. Cahyadi 2008 menyebutkan bahwa meskipun tingkat kemanisan siklamat cukup tinggi, bahan tersebut mampu membahayakan kesehatan. Hasil penelitian pada tikus yang diberikan siklamat dan sakarin menunjukkan terjadinya kanker kemih. Hasil metabolisme siklamat yaitu sikloheksiamin bersifat karsinogenik. Oleh karena itu, ekskresinya melalui urin dapat merangsang pertumbuhan tumor. Penelitian yang lebih baru menunjukkan bahwa siklamat dapat menimbulkan atropi, yaitu terjadinya pengecilan testikular dan kerusakan kromosom. Walaupun pemanis sintetis tersebut terdapat dalam jumlah yang masih di bawah batas minimum, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan tahun 1988 jumlah tersebut hanya ditujukan untuk produk yang rendah kalori atau untuk penderita diabetes, bukan untuk konsumsi umum apalagi untuk anak-anak. Hal tersebut karena anak- anak lebih rentan terhadap bahan yang berkadar tinggi. Media yang digunakan iklan pada contoh kedua tersebut tidak secara khusus ditujukan untuk anak-anak, akan tetapi iklan tersebut tidak memuat peringatan tentang dampak negatif pangan tersebut bagi pertumbuhan dan kesehatan anak. Oleh karena itu, iklan TMK untuk subkategori 1 kelompok pelanggaran I. Contoh ketiga pada tabel tersebut merupakan iklan pangan dari kategori pangan es untuk dimakan edible ice, termasuk sherbet dan sorbet jenis es krim. Secara umum, komposisi bahan- bahan pembuat es krim adalah sebagai berikut: 10-16 lemak susu milkfat, 9-12 padatan susu bukan lemak milk solids-non-fat, MSNF, 12-16 pemanis, 0,2-0,5 penstabil stabilizer dan pengemulsi emulsifier, dan 55-64 air Parlina 2011. Es krim, selain mengandung susu, umumnya tinggi gula. Gula inilah yang menyebabkan es krim menjadi tinggi kalori hingga nutrisi jadi tidak seimbang. Jumlah kalori yang cukup tinggi ini bila masuk ke tubuh anak terus menerus, berpotensi memicu obesitas. Media yang digunakan tidak secara khusus ditujukan untuk anak-anak, akan tetapi iklan tersebut tidak memuat peringatan tentang dampak negatif pangan tersebut bagi pertumbuhan dan kesehatan anak. Oleh karena itu, iklan TMK untuk subkategori 1 kelompok pelanggaran I. Subkategori 2 kelompok pelanggaran I mengatur mengenai iklan tentang pangan yang diperuntukkan bagi bayi yang berusia sampai dengan 1 satu tahun. Pasal 47 ayat 4 PP No. 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan menyebutkan bahwa iklan tentang pangan yang diperuntukkan bagi bayi yang berusia sampai dengan 1 satu tahun hanya boleh dimuat pada media cetak khusus tentang kesehatan dan telah mendapat persetujuan Menteri Kesehatan, serta pada iklan tersebut terdapat keterangan bahwa pangan yang bersangkutan bukan pengganti ASI. Persetujuan Menteri Kesehatan yang dimaksud dalam ayat ini hanya merupakan persetujuan bagi materi iklan, agar dapat lebih terseleksi mengenai penyebarluasan informasi mengenai pangan yang diperuntukkan bagi bayi, dan semata-mata dilakukan untuk lebih meningkatkan penggunaan air susu ibu. Dari evaluasi yang dilakukan, tidak terdapat iklan di ketiga media tentang pangan yang diperuntukkan bagi bayi yang 94 berusia sampai dengan 1 satu tahun, maka keseluruhan iklan dianggap MK untuk subkategori 2 kelompok pelanggaran I. Subkategori selanjutnya untuk kelompok pelanggaran I yaitu mengenai iklan pangan yang menyatakan bahwa pangan tersebut adalah pangan yang diperuntukkan bagi orang yang menjalankan diet khusus. Pasal 49 PP No. 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan menyebutkan bahwa iklan pangan yang menyatakan bahwa pangan tersebut adalah pangan yang diperuntukkan bagi orang yang menjalankan diet khusus harus mencantumkan unsur-unsur dari pangan yang mendukung pernyataan tersebut serta memuat kandungan gizi pangan serta dampak yang mungkin terjadi apabila pangan tersebut dikonsumsi oleh orang lain yang tidak menjalankan diet khusus. Dari evaluasi yang dilakukan, tidak terdapat iklan di ketiga media yang menyatakan bahwa pangan tersebut adalah pangan yang diperuntukkan bagi orang yang menjalankan diet khusus, maka keseluruhan iklan dianggap MK untuk subkategori 3 kelompok pelanggaran I. Subkategori 4 kelompok pelanggaran I mengatur iklan tentang pangan yang diperuntukkan bagi bayi dan atau anak berumur dibawah lima tahun. Pasal 51 PP No. 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan menyebutkan bahwa iklan tentang pangan yang diperuntukkan bagi bayi dan atau anak berumur dibawah lima tahun harus memuat keterangan mengenai peruntukkannya dan memuat peringatan mengenai dampak negatif pangan yang bersangkutan bagi kesehatan. Yang dimaksud dengan pangan yang diperlukan bagi bayi dalam ketentuan ini adalah makanan pendamping ASI seperti bubur bayi, namun tidak termasuk pangan pengganti Air Susu Ibu yang lazim disebut susu formula bayi. Hal tersebut terkait dengan penyebarluasan informasi mengenai pangan yang diperuntukkan bagi bayi, dan semata-mata dilakukan untuk lebih meningkatkan penggunaan Air Susu Ibu. Berdasarkan hasil evaluasi, iklan tentang pangan yang diperuntukkan bagi bayi dan atau anak berumur dibawah lima tahun berjumlah 7 iklan 1,53 dari total keseluruhan iklan yang dievaluasi dan semuanya tidak memenuhi ketentuan pada subkategori ini. Tingginya prosentase iklan yang melanggar menunjukkan perlu adanya perlu adanya peninjauan kembali mengenai peraturan tersebut apakah dinilai memberatkan pemasang iklan. Pelanggaran tersebut terutama disebabkan oleh tidak adanya peringatan mengenai dampak negatif pangan yang bersangkutan bagi kesehatan. Pemasang iklan mempertimbangkan ruang yang dibutuhkan untuk memuat peringatan tersebut, sedangkan penambahan ruang iklan akan menambah biaya pemasangan iklan. Selain itu, adanya peringatan akan memberi kesan negatif terhadap produk pangan. Konsumen yang hanya melihat iklan secara sekilas atau kurang mampu memahami maksud peringatan tersebut akan memberikan interpretasi negatif, bahwa produk tersebut berdampak negatif bagi kesehatan anak, padahal apabila produk tersebut dikonsumsi dengan tidak berlebihan dan tidak secara keseluruhan menggantikan peran ASI, tidak akan menimbulkan dampak negatif tersebut. Hasil peninjauan kembali tersebut hendaknya dapat disosialisasikan kepada produsen pangan selaku pemasang iklan untuk meminimalisir terjadinya pelanggaran. Berdasarkan kategori pangan, iklan yang TMK terhadap subkategori 4 berasal dari kategori produk pangan untuk keperluan gizi khusus. Hal tersebut terkait tingginya frekuensi kemunculan dan perulangan iklan dari kategori produk tersebut, dan produk tersebut ditujukan bagi bayi danatau anak-anak berusia di bawah lima tahun. Contoh iklan yang TMK untuk subkategori ini dapat dilihat pada Tabel 31. 95 Tabel 31. Contoh pelanggaran subkategori 4 kelompok pelanggaran I: iklan tentang pangan yang diperuntukkan bagi bayi dan atau anak berumur dibawah lima tahun No. Kode Evaluasi Iklan Kategori Pangan Jenis Pangan Kata-kata atau ilustrasi yang menunjukkan pelanggaran Poin Pelanggaran 1 353 Produk pangan untuk keperluan gizi khusus Makanan pendamping ASI bubuk instan “Diperuntukkan bagi bayi berusia 8 bulan lebih,...” Iklan diperuntukkan bagi bayi dan atau anak berumur dibawah lima tahun tetapi tidak memuat peringatan mengenai dampak negatif pangan yang bersangkutan bagi kesehatan 2 367 Produk pangan untuk keperluan gizi khusus Biskuit bayi makanan pendamping ASI Produk diperuntukkan bagi bagi bayi di atas 8 bulan. Iklan diperuntukkan bagi bayi dan atau anak berumur dibawah lima tahun tetapi tidak memuat peringatan mengenai dampak negatif pangan yang bersangkutan bagi kesehatan Contoh pertama pada Tabel 31 merupakan iklan dari kategori produk pangan untuk keperluan gizi khusus jenis makanan pendamping ASI bubuk instan yang diperuntukkan bagi bayi berusia 8 bulan ke atas. Iklan tersebut telah memuat keterangan peruntukannya, hanya saja tidak memuat peringatan mengenai dampak negatif pangan yang bersangkutan bagi kesehatan. Oleh karena itu, iklan TMK untuk subkategori 4 kelompok pelanggaran I. Contoh terakhir merupakan iklan dari kategori produk pangan untuk keperluan gizi khusus jenis biskuit bayi makanan pendamping ASI. Produk diperuntukkan bagi bayi di atas 8 bulan, tetapi tidak memuat keterangan peruntukannya dan tidak memuat peringatan mengenai dampak negatif pangan yang bersangkutan bagi kesehatan. Oleh karena itu, iklan TMK untuk subkategori ini. Subkategori terakhir pada kelompok pelanggaran I mengatur mengenai iklan pangan yang dinyatakan khusus untuk penderita diabetes. Petunjuk Teknis Khusus poin ke-6 j Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman menyebutkan bahwa iklan pangan yang dinyatakan khusus untuk penderita diabetes harus tidak mengandung karbohidrat atau jika mengandung karbohidrat berat pada komposisinya harus sangat kurang dibandingkan dengan makanan sejenisnya untuk penderita diabetes dan tidak boleh menyatakan tidak mengandung gula. Pada iklan yang dievaluasi dari ketiga media tidak ditemukan iklan pangan yang dinyatakan khusus untuk penderita diabetes. Oleh karena itu, keseluruhan iklan yang dievaluasi dianggap MK untuk subkategori 5 kelompok pelanggaran I. 96

4.6.10 Kelompok pelanggaran Produk Pangan Kategori Khusus