2.2. Penyakit Nonmedis
Secara garis besar, sangat sulit membedakan antara penyakit medis dan nonmedis karena penderita merasakan sama sakitnya sehingga tidak bisa dibedakan.
Biasanya setelah proses pengobatan baru akan diketahui apakah seorang pasien menderita penyakit medis atau nonmedis. Apabila pasien menderita penyakit medis
tentu saja akan cepat sembuh dengan pengobatan medis karena ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran sangat berkembang. Tetapi bia dengan pengobatan
medis tidak juga bisa sembuh karena tidak bisa didiagnosis secara tepat. Kadang- kadang diagnosisnya berubah-ubah secara medis tidak mendapatkan hasil maka harus
dicurigai bahwa kasus tersebut tergolong panyakit nonmedis, karena pada dasarnya gangguan utama penyakit nonmedis adalah pada jiwa manusia, bukan pada fisiknya
jasadnya. Hakim, 2010.
2.2.1. Jenis Penyakit Nonmedis
Penyakit nonmedis yang biasanya diderita oleh masyarakat terbagi atas 2 jenis yaitu sebagai berikut :
1. Penderita hanya merasakan sakit pada jiwanya.
Penderita pada kelompok 1 tidak merasakan sakit pada fisiknya, dia hanya merasa gelisah, tertekan, stres, bingung, takut, merasa tidak bertenaga, marah, kesal,
sedih dan putus asa tanpa sebab yang jelas. Kadang-kadang merasakan aneh, pikiran dan perasaan yang bukan-bukan, bahkan ada yang mendengar bisikan di teling, di
kepala, dan di dada dan ada pula yang disertai mimpi buruk, timbul dorong-dorongan
Universitas Sumatera Utara
di pikiran dan perasaan untuk melakukan hal-hal yang tidak wajar seperti bunuh diri, atau menyakiti orang lain serta sulit mengendalikan diri.
Penderita dalam kesehariannya selalu merasakan tidak enak, tidak nyaman, bahkan ada yang merasakan ketakutan dan terancam oleh sesuatu yang tidak jelas
atau hal-hal yang tidak masuk akal, tidak bisa tidur, nafsu makan turun. Gangguan- gangguan ini pada mulanya tidak begitu kuat dan jarang terjadi, tapi lama kelamaan
akan bertambah parah sampai keadaan yang tidak bisa lagi ditanggung oleh si penderita.
2. Penderita merasakan sakit pada fisik jasad dan jiwanya.
Penderita pada kelompok 2 biasanya di dahului oleh gejala seperti pada kelompok 1 tetapi ada juga yang tidak melewati tahap tersebut, langsung saja fisiknya
sakit baik dengan ada tanda-tanda sebelumnya maupun tanpa tanda-tanda yang sifatnya tiba-tiba.
2.2.2. Penyebab Penyakit Nonmedis
Banyak di antara pihak yang salah dalam mengambil kesimpulan atau dugaan terhadap penyakit yang diderita seseorang, tanpa penelitian serta pengetahuan dan
pemahaman yang benar tentang penyakit nonmedis. Tentunya hal ini akan merugikan dan memperparah kondisi kesehatan penderitanya. Salah satu hal yang sangat
mendasar untuk mendiagnosis penyakit nonmedis secara tepat adalah punya pengetahuan yang cukup tentang berbagai macam penyebab penyakit nonmedis dan
mampu mengenalinya secara baik dan benar. Walaupun penyembuh penyakit nonmedis sangat hebat, namun tanpa pengetahuan yang mendalam tentang berbagai
Universitas Sumatera Utara
macam penyebab penyakit nonmedis maka akan sulit mendiagnosis penyakit pasiennya secara tepat Hakim, 2010.
Menurut Hakim 2010 menyebutkan bahwa terdapat 3 kelompok penyebab penyakit nonmedis yang menyangkut persoalan dengan aspek yang sangat luas pada
manusia yaitu sebagai berikut : 1.
Faktor internal Adalah kasus penyakit yang disebabkan oleh kesalahan si penderita sendiri
baik yang disengaja maupun tidak sengaja, diketahui maupun tidak diketahui, sadar maupun tidak sadar, menyebabkan terjadinya konflik atau disintegrasi atara jiwa
sekunder yang satu dengan jiwa sekunder yang lain atau bahkan antara jiwa sekunder dengan jiwa pertama. Contohnya seorang pejabat personalia di suatu instansi
pemerintah datang berobat dengan keluhan mulutnya selalu bau dan bertahun-tahun diobati dengan obat apapun tidak pernah sembuh. Setelah ditanyakan oleh pengobat
penyembuh apakah dia sering menasehati orang, dan ternyata memang benar dia sering menasehati orang dan menjadi khotib di mesjid kantornya. Kemudian
pengobat penyembuh langsung menyebutkan bahwa pejabat personalia tadi telah melanggar apa yang dinasehatinya kepada orang lain, dan akhirnya iapun
mengakuinya bahwa ia pernah melakukan korupsi sementara ia selalu memberikan nasehat tentang larangan untuk korupsi. Dari contoh tersebut maka sebenarnya
persoalan utama munculnya faktor internal ini adalah akibat pengembangan khalifah dalam tiap diri manusia yang tidak konsisten. Sehingga hal ini menjadi kategori kasus
yang rumit dan sulit untuk disembuhkan.
Universitas Sumatera Utara
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal ini adalah penyebab yang berasal dari luar diri penderitanya. Sebenarnya terdapat banyak hal lain yang masuk dalam kategori faktor eksternal akan
tetapi jarang diketahui. Ada juga orang yang diganggu jin atau setan karena berbagai sebab. Contoh yang banyak dijumpai pada masyarakat seperti santet, guna-guna,
teluh, tenung. Antara ke empat contoh tersebut juga memiliki perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya yaitu :
a. Santet, merupakan metode penyerangan jarak jauh, serangan ini dapat diketahui
dari tubuh korban yang normal tanpa gejala yang tidak terlalu tampak. Rasa sakit yang ditimbulkan oleh serangan ini umumnya lokal pada bagian tertentu saja
serta bisa datang pada saat-saat tertentu saja dan bila diperiksa oleh tenaga kesehatan misalnya dengan dironsen maka tidak ada terlihat apa-apa. Jenis bahan
yang dipergunakan spesifik umumnya barang mati tidak bernyawa seperti kain, jerami batang padi yang dibentuk menjadi boneka, jarum, silet, beling pecahan
kaca, kembang bunga, kemenyan, dan sebagainya. b.
Teluh, metode ini merupakan kebalikan dari metode santet dan sangat identik yang selalu membawa unsur yang bernyawa seperti binatang. Cara kerjanya yaitu
dengan mengubah suatu bentuk zat tertentu menggunakan ilmu khusus. Ciri serangannya dapat dilihat secara kasat mata orang awam juga bisa melihat.
Gejalanya seperti terlihat cahaya api yang terbang dan masuk ke rumah korban, malam hari terdengar suara benda yang biasanya sering digunakan pasir yang
seperti dilempar ke atap rumah korban, tiba-tiba di rumah ada lintah atau bau
Universitas Sumatera Utara
busuk yang tidak jelas asalnya, dan jika terkena korban dibagian tubuhnya terlihat benjolan yang dapat berpindah-pindah tempat saat dikeluarkan yang
biasanya berisi cacing, kelabang, bambung serangga pohon kelapa urik-urik serangga yang terdapat di kandang kambing, dan sebagainya.
c. Tenung, merupakan ilmu pengembangan dari santet dan teluh yang prinsip
dasarnya sama namun pengaplikasian ilmu ini berbeda karena dapat menggunakan barang dan benda mati. Cara pengirimannya sama seperti teluh,
namun kelebihannya ilmu ini bisa menyusup ke dalam tanah. Gejala dan serangan ini dapat dilihat seperti saat korban makan tiba-tiba dimakanannya
terselip paku, kawat, silet, jarum dan sebagainya. Gejala dari terkenapun tidak jauh beda seperti teluh namun saat dikeluarkan dalam tubuh terdapat jarum, silet,
kawat, serpihan beling kaca, paku, batu kerikil, dan sebagainya. d.
Guna-guna, lebih identik dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan makanan, minuman, dan pakaian. Misalnya ada seseorang yang terlalu suka
dengan seorang korban, kemudian dia memberikan buah makanan kesukaan korban. Saat dimakan oleh korban, maka pengaruhnya akan merasuk dan
mengunci pertahanan tubuh yang berakibat korban akan berbalik suka kepada seseorang tersebut.
3. Kombinasi faktor internal dan faktor eksternal
Kombinasi dua faktor penyebab penyakit nonmedis merupakan kasus paling rumit, apalagi bila variabel yang terlibat di dalamnya sangat banyak. Faktor
kombinasi ini bisa terjadi apabila seseorang mempunyai jimat, benda pusaka yang
Universitas Sumatera Utara
bertuah dikenal dengan isti lah „ada isinya‟, yang spesifikasinya untuk menjaga diri
atau menundukkan orang lain. Ketika yang bersangkutan ingin mencelakai orang lain dengan benda bertuahnya, namun orang tersebut juga mempunyai ilmu pertahanan
yang lebih kuat maka benda yang bertuah tersebut akan berbalik mencelakai si pemiliknya. Sehingga bila sudah seperti ini maka akan sangat sulit disembuhkan.
Penyakit nonmedis yang disebabkan oleh kombinasi antara faktor internal dan faktor eksternal ini merupakan kasus yang sangat sulit untuk didiagnosis dan disembuhkan
kecuali oleh orang yang sangat ahli dan mempunyai kemampuan yang sangat baik. Selain ketiga kelompok penyebab penyakit nonmedis tersebut terdapat juga
yang sering disebut „kekuatan ghaib‟ sebagai penyebab penyakit, karena kecuali sebab fisik terdapat sejumlah makhluk atau kekuatan ghaib yang dipercayai dapat
menimbulkan kerugian di tengah masyarakat terutama penyakit dan kematian. Kekuatan ghaib yang dimaksud bisa bersumber dari jin, roh halus dan setan. Jin
terbagi atas dua macam yaitu jin Islam dan jin kafir yang keduanya juga dapat memengaruhi hidup manusia. Selain jin juga ada setan yang berasal dari roh manusia
yang mati sebelum ajalnya. Misalnya wanita yang mati hamil dan kemudian rohnya juga akan mengganggu wanita hamil lainnya. Sedangkan roh halus adalah roh
manusia yang baik seperti roh orangtua, nenek dan lainnya yang masuk ke dalam tubuh seseorang atau keluarganya untuk mengingatkan keturunannya yang
melupakan dirinya, misalnya sudah lama tidak dibacakan doa-doa dan sebagainya. Orang yang dimasuki dikenal juga dengan „kerasukan roh halus‟ biasanya akan
Universitas Sumatera Utara
meniru tingkah laku dari roh yang masuk ke dalam tubuhnya misalnya, cara makan, berbicara, dan tingkah laku lainnya Sianipar, 1989.
2.2.3. Cara Menentukan Penyakit Nonmedis