pengobatan tidak bisa timbul dari pilihan dan keyakinan sendiri. Hal ini juga sangat dipengaruhi oleh keputusan orang terdekat atau keluarga. Seperti pengalaman sakit
Kak Pipit, yang terpaksa mengikuti keputusan dari suami, mertua dan ibunya untuk berobat ke dukun. Meskipun ia seorang tenaga kesehatan yang sering menangani
pasien penyakit TB paru dan telah memiliki pengetahuan. Namun keputusan itu tidak dapat dihindarinya, dengan alasan takut bila harus bertanggung jawab ketika terjadi
sesuatu kepada bayi yang dikandungnya karena tidak mengikuti keputusan tersebut. Sehingga dengan begitu, sumber informasi juga bisa mengalahkan keyakinan sendiri
untuk memilih upaya pengobatan yang diinginkan.
7.2. Pengobatan Tradisional
Menurut Timmermans 2001 yang dikutip dari Walcott 2004 bahwa terdapat beraneka ragam pengobatan tradisional yaitu diantaranya :
Terapi yang “berdasarkan cara-cara” seperti terapi spiritual yang terkait hal ghaib atau terapi dengan tusukan jarum.
Terapai yang “berdasarkan obat-obatan” seperti jamu dan pengobatan herbal lainnya.
Terapi yang “berdasarkan alat-alat” dan “berdasarkan mantra-mantra” yang digarisbawahi oleh seorang yang dinamakan dengan dukun.
Dalam penelitian ini, jenis pengobatan tradisional dibagi berdasarkan keterangan yang didapatkan dari informan yang mempunyai riwayat penyakit “kena
aji” racun maupun dari masyarakat setempat. Diantaranya pengobatan tradisional
Universitas Sumatera Utara
ini yaitu pengobatan oleh dukun dan pengobatan oleh kiyai atau ustadz buya. Namun pada masyarakat setempat pengobatan oleh kiyai atau ustadz buya ini lebih sering
dikategorikan masyarakat kepada dukun juga. Sehingga dalam penyajian berikut ini, mengabungkan kedua pengobatan tradisional ini dengan penyebutan pengobatan oleh
dukun saja dengan alasan hanya untuk memudahkan dalam memahami bacaan. Dari hasil wawancara dengan informan dan beberapa orang masyarakat
setempat, menerangkan bahwa dukun memiliki peran yang bermacam-macam dan tidak hanya khusus kepada pengobatan saja. Kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh
dukun bisa dipakai untuk berbagai tujuan seperti santet, meramalkan dan mempercantik. Seorang dukun bisa berhubungan dengan dunia spiritual serta pada
umumnya ia juga memiliki kemampuan untuk mengobati beraneka macam penyakit, baik penyakit luar maupun penyakit tidak luar. Penyakit luar disini artinya yaitu
penyakit yang kelihatan secara kasat mata, sedangkan penyakit tidak luar mempunyai arti kebalikannya.
Macam-macam dukun dan pengobatannya
Dari berbagai penjelasan yang peneliti dapatkan dari informan, masyarakat setempat, bahkan penjelasan dari dukunnya bahwa dukun yang ada di daerah
penelitian sangat banyak dan beragam cara pengobatannya. Dukun dianggap sebagai sosok orang yang dapat dijadikan sebagai penolong dalam beberapa hal seperti
mengobati penyakit ataupun permasalahn lainnya. Namun selain adanya kategori dukun penolong, terdapat pula kategori dukun yang cenderung bertindak sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
Dukun tersebut menjalankan dua macam keahlian yang bertentangan yaitu selain sebagai penolong ia juga dengan sengaja menyakiti orang lain dengan ilmu atau
dengan keahlian yang dimilikinya. Alasannya yaitu adanya harapan apabila orang tersebut telah sakit maka akan datang berobat kepadanya serta ia juga tidak
menginginkan pasiennya terlalu cepat sembuh sehingga frekuensi pengobatan dibuat agak banyak dan berulang. Maksud tindakan yang seperti itu tidaklah sulit
diperkirakan yang mana pastinya untuk memperoleh penghasilan atau balas jasa yang lebih besar.
Adanya keberadaan dukun yang seperti tersebut diatas, tidak dapat dibuktikan dengan pasti keberadaannya. Semua responden ketika ditanya mengenai siapa dan
dimana dukun yang berbuat seperti itu, tidak seorangpun yang dapat tidak berani menunjukkan identitasnya. Masing-
masing hanya menyebutkan bahwa “pasti adalah dukun yang seperti itu”. Namun terdapat salah satu informan merupakan seorang
dukun bernama Tua Sambo menjelaskan bahwa, meskipun terdapat banyak dukun yang dapat mengobati penyakit “kena aji” racun dengan kategori baik penolong
maupun tidak, maka dalam proses pengobatannya terdapat juga dukun yang tidak benar sifat pengobatannya tidak benar bohong:
. . . “jadi ada lagi ya nak ya, kalau berobat di Subulussalam, itu mungkin nokoh sebenarnya. Memang ibu itu udah haji, seperti keponakan saya yang
bilang namanya SiMar. Setiap yang berobat kesitu, batuk keluar daging, batuk keluar yang lain. Udah 3 bulan yang lalu dia undangan, semua gitu
yang berobat sama ibu itu tapi akhirnya gak sembuh. Karena kita gak tau
juga, kadang orang itu untuk mencari uang makannya juga dari situ.”
Universitas Sumatera Utara
Kepastian benar atau tidaknya dukun tersebut proses pengobatannya, tidak bisa juga dipastikan. Selanjutnya menurut penjelasan Tua Sambo yaitu bahwa dukun
yang den gan sengaja memberikan “aji” racun kepada orang lain karena pada
dasarnya ketika dibuatnya ramuan “aji” racun tersebut terlebih dahulu dukun memelihara sebangsa jin yang sewaktu-
waktu dapat disuruh untuk membawa “aji” racun dan memasukkannya ke tubuh seseorang. Meskipun biasanya calon korban
memang karena bersalah bahkan ada juga yang tidak. Namun semua itu dilandasi dengan berbagai alasan, untuk pemberian “aji” racun ini sendiri biasanya
merupakan suatu keharusan bagi yang punya untuk memberikannya kepada orang lain dengan alasan bisa membahayakan diri sendiri ataupun keluarga. Seperti
penjelasan Tua Sambo berikut ini : “Hm. . . ya ada, itu kalo gak dikasih nak, kena ke dia sendiri atau kadang
kena keluarganya. Itu seperti yang Tua bilang tadi, dia kan sebelum mendapatkan itu ada janji dulu dengan jin yang ada sama dia. . .”
Selanjutnya dari berbagai macam dukun yang ada di daerah penelitian,
sehingga peneliti mengelompokkan dukun tersebut sesuai dalam tabel dibawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7.1. Gambaran Macam-macam Dukun dan Pengobatannya Sehubungan
dengan Pengobatan Penyakit “Kena Aji” Racun di Desa Lipat Kajang Kecamatan Simpang Kanan Kabupaten Aceh Singkil
No. Pengobatan Oleh Dukun
Nama Bahan Alat Obat
yang Digunakan Cara pengobatan
1 Tua
Sambo Jenis aji keras:
- cicak tokek - santan kelapa
- sirih - daun bunga
raya kembang sepatu
- daun selasih - lidah buaya
Jenis aji ringan: - daun sirih
- daun cirit babi - kelapa muda
- cengkeh - gula batu
Jenis aji keras Semua bahan cicak, santan kelapa,
sirih, daun bungan kembang sepatu, daun selasih dan lidah buaya direbus.
Kemudian, ketika ramuannya masih hangat dioleskan ke bagian tubuh yang
sakit.
Jenis aji ringan Penderita harus kinang sirih
mengunyah sirih dan airnya ditelan, setelah 3 hari berikutnya minum air
kelapa muda yang dibakar dicampur cengkeh dan gula batu dan diminum
pada saat terik matahari.
2 Imam
Wahidin atau
mbah Pandan
Sari Jenis kelapa
hijau yang muda Keris dan
kemenyan uang 105 ribu
rupiah seratus ribu untuk
pembuka pengobatan, dan
5 ribu untuk penutup
Pantangan makan cabe,
makanan yang berminyak-
minyak, dan ikan asin
Hanya makanan yang direbus
Kelapa muda yang diambil dengan syarat ketika diambil dari batangnya yaitu tidak
boleh mengenai tanah disyarati dengan membaca mantra-mantra sambil
diarahkan ke keris yang diasapi dengan kemenyan yang dibakar. Penderita
diminta minum air kelapa tersebut, tidak beberapa lama kemudian akan muntah ke
dalam panci putih yang berisi air. Bila muntahan ada isinya maka berarti telah
“kena aji” racun
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7.1. Lanjutan
No. Pengobatan Oleh Dukun
Nama Bahan Alat Obat
yang Digunakan Cara pengobatan
saja Satu panci putih
yang berisi air 3
Ibu Wirjah
Daun sirih sebanyak tiga
helai Air minum satu
botol Piring
Kain putih untuk penutup piring
Uang senilai 110 ribu rupiah
Diagnosa awal yaitu daun sirih sebanyak tiga helai diletakkan di dada sebelah
kanan dan kiri serta di tengah diantara dada kanan dan kiri. Kemudian Ibu Hajah
membacakan ayat-ayat. Bila daun sirih
seperti terbakar, berarti telah “kena aji” racun. Ketika pengobatan penderita
diminta berwudhu kemudian mengambil uang senilai 110 ribu rupiah dan
diletakkan dibawah piring sebagai syarat lancarnya pengobatan. Piring diisi dengan
air minum dan ditutup kain putih, penderita serta piring tersebut ditutup
dengan jubah putih. Penderita diminta menghela nafas sedalam-dalamnya
sampai muntah, sambil dibacakan ayat- ayat dan mantra-mantra. Bila ada
muntahan dalam piring maka itulah “aji” racun. Pengecekkan akhir untuk
memastikan tidak ada lagi aji racun dalam tubuh maka proses dilakukan
seperti diagnosa awal. Dan membacakan ayat untuk menutup jalan masuk aji ke
tubuh
4 Dukun di
Pangkal Buah
Telur ayam kampung
Susu Madu
Setiap kali penderita datang untuk berobat, telur ayak kampuang yang sudah
direbus setengah matang dikocok dengan susu dan diberi sedikit madu. Kemudian
penderita diminta untuk meminumnya.
5 Ustadz
Mukhdin Air minum
Air minum yang dibawa oleh penderita kemudian disyarati dengan dibacakan
ayat-ayat dan diminum tiap pagi dan malam
6 Buya
Beras Beras ditumbuk setelah dan di campur air
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7.1. Lanjutan
No Pengobatan Oleh Dukun
Nama Bahan Alat Obat
yang Digunakan Cara pengobatan
Sidingin Air
Pandan serta daun pandan yang telah dihaluskan,
kemudian campuran ramuan ini dioleskan di bagian dada dan punggung pada
malam hari ketika mau tidur. Terapi untuk penderita yaitu setiap pagi harus
batuk sampai terasa mau muntah baru berhenti. Bila ada keluar sesuatu benda
baik dalam bentuk makanan atau benda lainnnya berarti aji racun sudah keluar.
7 Ustadz
Adek --
-- 8
Dukun Singkohor
-- --
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa tiap-tiap dukun memiliki bahan alat obat serta cara pengobatan yang berbeda. Tentunya mereka juga memiliki alasan
mengenai setiap tindakan yang mereka lakukan terhadap penderita. Pada umumnya setiap dukun tetap meminta penderita untuk “muntah”, hal ini dilakukan dengan
tujuan agar “aji” racun yang ada telah termakan terminum dan telah berada dalam tubuh dapat keluar. Menurut penjelasan Ibu Hajah yang diceritakan kembali oleh
Wiwid merupakan informan yang pernah menderita penyakit “kena aji” racun, penderita memang diharuskan untuk muntah agar “aji” racun yang ada dalam tubuh
dapat keluar karena sifat “aji” racun tersebut selain dapat merusak sistem yang ada dalam tubuh juga tidak akan hancur atau dengan kata lain tidak dapat dicerna oleh
tubuh. Maka dengan itu “aji” racun harus dikeluarkan dengan cara seperti itu.
Universitas Sumatera Utara
Bila dibahas satu persatu kandungan dan manfaat dari setiap bahan obat yang digunakan oleh semua dukun untuk mengobati penyakit “kena aji” racun, maka
terlihat pada uraian berikut ini : -
Cicak tokek : secara tradisional daging tokek bermanfaat untuk mengobati penyakit asma dan penyakit kulit gatal, korengan, kudis, eksim, dan lain-lain
bahkan dibeberapa daerah mempercayai bahwa mengkomsumsi daging tokek dapat bermanfaat sebagai obat penambah gairah sksual pria.
-
Santan kelapa : dapat menjadikan kulit halus dan juga mengandung antioksidan
yang dapat melindungi kulit. -
Sirih : mengobati batuk dan sesak nafas, membersihkan dan merapetkan daerah kewanitaan, memperkuat gigi.
- Daun bunga raya bunga kembang sepatu : digunakan untuk ramuan untuk
bronchitis, kencing nanah, haid tidak teratur, sakit panas, demam, gondok, bisul atau abses, batuk dan sariawan.
- Daun selasih : untuk mengobati berbagai macam penyakit, baik fisik maupun
psikis seperti menghilangkan stress. -
Lidah buaya : dapat digunakan sebagai detoksifikasi peluruh racun alami dalam tubuh, mengatasi gangguan pencernaan misalnya panas perut serta iritasi usus dan
tukak lambung, menjaga kesehatan mulut, untuk perawatan kulit, mencegah diabetes, membantu gerakan usus, menjaga berat badan, untuk kekebalan,
menyembuhkan luka bakar, dan menghilangkan ketombe.
Universitas Sumatera Utara
- Jenis kelapa hijau yang muda : mencegah keracunan, panas dalam, sakit demam
panas, demam berdarah, influenza, kencing batu, sakit saat haid, cacing kremi, sakit gigi; ubanan, ketombe; sihir, kerasukan makhluk halus, sawanen sakit
karena terkejut, takut atau depresi. -
Pantangan makan cabe, makanan yang berminyak-minyak, dan ikan asin, hanya memakan makanan yang direbus-rebus saja : karena lebih aman dan alami
makanan yang direbus dari pada makanan yang digoreng dengan minyak, serta akan memelihara zat-zat gizi dalam makanan. Sedangkan makanan berminyak dan
cabe dapat memperburuk kondisi penderita yang sedang menderita batuk. -
Telur ayam kampung : untuk mengobati penyakit tenggorokan, batuk, paru-paru, ginjal dan saluran kencing, penyakit kuning, mengerakkan nafsu hub intim,
memperkuat urat syaraf, meningkatkan staminakekuatan karena didalamnya mengandung kolesterol.
- Susu : mencegah osteoporosis dan menjaga tulang tetap kuat, menurunkan tekanan
darah, mencegah kerusakan gigi dan menjaga kesehatan mulut, mengurangi keasaman mulut, merangsang air liur, mengurangi plak dan mencegah gigi
berlubang. menetralisir racun seperti logam atau timah yang mungkin terkandung dalam makanan, mencegah terjadinya kanker kolon atau kanker usus, mencegah
diabetes tipe 2, mempercantik kulit, membantu agar lebih cepat tidur. -
Madu : menjaga kesehatan mata, untuk mengobati luka, memperkuat sel darah putih, menambah kesuburan suami istri, penambah tenaga stamina, menstabilkan
tekanan darah, mengobati anemia, mengobati alergi, mencegah osteoporosis,
Universitas Sumatera Utara
mencegah infeksi pada luka, mengatasi gangguan pernafasan, mengatasi sembelit, menghilangkan gejala penyakit asma, mengatasi gangguan jantung, mengatasi
radang tenggorokan, meningkatkan gairah seks, -
Air minum : selain meningkatkan energi, minum air di pagi hari akan membantu meringankan fungsi ginjal dalam hal menghilangkan berbagai racun dan produk
buangan limbah dari dalam tubuh. Hal ini karena saat malam hari tubuh tidak mendapatkan asupan cairan.
-
Beras : mengkontrol tingkat kadar gula darah dalam tubuh, mengandung fenolik salah satu zat antioksidan yang mampu menghambat radikal bebas pemicu
kanker, menurunkan keakutan asma, menjaga metabolisme energi.
- Pandan : supaya ramuan menjadi wangi.
- Kelapa muda yang dibakar : supaya tahan lama kelapa dan kandungan didalamnya.
- Cengkeh : menghitamkan alis mata, mengobati campak, menambah denyut
jantung, mengatasi sakit gigi, menghilangkan bau mulut, obat masuk angin, obat sakit kepala, mengatasi radang lambung, untuk obat batuk,
- Gula batu : untuk menambah manis ramuan yang akan diminum, serta gula juga
merupakan sumber energi untuk tubuh. Dilihat dari manfaat yang diberikan oleh setiap obat atau bahan yang
digunakan selama proses pengobatan penyakit “kena aji” racun, dapat disimpulkan bahwa semua bahan yang digunakan memiliki khasiat dan kegunaannya masing-
masing untuk kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
Dari delapan dukun tersebut di atas, hanya terdapat satu dukun yaitu Tua Sambo yang peneliti wawancarai sehubungan dengan penyakit “kena aji” racun
mulai dari asal usul penyakitnya sampai dengan cara pengobatan dan pencegahannya. Lima dukun diantaranya Imam Jukimin atau mbah Pandan Sari, Ibu Rosinah Bancin
atau Ibu Hajah, Dukun di Pangkal Buah, Ustadz Muslim, dan Buya Batu Korong informasi mengenai bahan alat obat yang digunakan serta cara pengobatan yang
dilakukan, peneliti peroleh dari penjelasan informan yang mempunyai riwayat pernah dan atau sedang menderita penyakit “kena aji” racun tersebut. Sedangkan dua
dukun lagi yaitu Ustadz Adek Buya dan Dukun di Singkohor peneliti ketahui dari masyarakat setempat, akan tetapi peneliti tidak memperoleh informasi mengenai
bahan alat obat yang digunakan serta cara pengobatan yang dilakukan.
Sumber dan cara memperoleh keahlian
Setiap dukun selain mengunakan bahan alat obat dan cara pengobatan yang berbeda, mereka tentunya juga memiliki sumber pengetahuan dan cara memperoleh
keahlian yang berbeda juga. Pada dasarnya tidak ada pendidikan formal untuk kebanyakan keahlian dan keterampilan dalam pengobatan yang dilakukan oleh setiap
dukun Walcott, 2004. Keahlian dan keterampilan ini kebanyakan diperoleh dari keturunan saja
misalnya ketika orangtua atau keluarganya ada yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk mengobati penyakit “kena aji” racun. Maka biasanya akan
diturunkan juga kepada saudaranya yang dirasa bisa atau bahkan yang mau
Universitas Sumatera Utara
memperoleh keahlian dan keterampilan tersebut. Disamping adanya faktor keturunan, cara lain untuk memperoleh keahlian dan keterampilan untuk menjadi seorang dukun
juga diperoleh dari bakat dari Tuhan atau dengan kata lain memperoleh ilham yang secara langsung didapat dari “alam ghaib atau suci”. Misalnya diperoleh dalam
mimpi dan ilham pada saat menghadapi suatu peristiwa yang gawat atau aneh, seperti setelah menderita penyakit keras, kematian anak, hidup sebagai seorang gelandangan
dan mengalami gangguan jiwa, bahkan ada juga yang memperoleh ilham setelah mendapatkan dirinya mati atau dikenal juga dengan sebutan mati suri Sianipar,
1989. Bila sumber dan cara memperoleh kehalian pada dukun ini dikaitkan dengan
fenomena dukun yang dapat mengobati penyakit “kena aji” racun, maka juga diperoleh suatu cerita yang lain. Pada penelitian mengenai “aji” racun ini, peneliti
hanya mewawancarai secara mendalam tentang sumber dan cara memperoleh keahlian yang dimiliki oleh Tua Sambo. Tua Sambo yang merupakan salah seorang
masyarakat di Aceh Singkil yang mempunyai pengalaman tentang sumber dan cara memperoleh keahliannya dalam mengobati penderita penyakit “kena aji” racun ini.
Sebelum Tua Sambo memiliki keahlian atau keterampilan untuk mengobati ada orang lain guru yang mengajarinya atau bahkan mukjizat yang diperoleh.
Menurut cerita Tua Sambo ia bisa mengobati orang karena memang keahlian yang dimilikinya diperoleh dari gurunya yang berasal dari tanah Jawa dulunya. Meskipun
Tua Sambo adalah seorang yang berasal dari Etnis Batak Pak-pak, namun tidak menghentikan niatnya untuk mempelajari ilmu yang justru berasal dari Etnis lain.
Universitas Sumatera Utara
Pada awal mulanya menurut Tua Sambo hampir semua keluarganya menentang keinginannya untuk menjadikan Mbah Tarno sebagai gurunya untuk mempelajari
mengenai berbagai hal. Mbah Tarno memilih Tua Sambo dikarenakan oleh aura yang dimiliki oleh Tua Sambo sedikit berbeda dengan beberapa orang yang dikenalnya.
Pintu bathin Tua sambo lebih bersifat terbuka untuk menerima ilmu yang akan diberikan oleh Mbah Tarno, begitulah penjelasan dari Mbah Tarno yang diceritakan
kembali oleh Tua sambo. Dalam proses pendalaman ilmu, terdapat 2 dua ilmu yang dipelajari oleh
Tua Sambo. Terdiri atas ilmu kebathinan dan ilmu tenaga dalam, yangmana kedua ilmu ini sama-sama mempunyai aliran pengobatan alternatif yang terkait hal ghaib.
Peran utama dari dukun yang memiliki kemampuan dalam pengobatan alternatif yang terkait hal ghaib adalah untuk berhubungan dengan dunia lain atau supranatural yang
bisa memakai pengaruh dari luar dunia manusia untuk membantu orang yang sakit dan untuk alasan lainnya Walcott, 2004. Menurut Tua Sambo, dalam budaya orang
Jawa terdapat kepercayaan mistik yang kuat sekali yang menyediakan kesamaan dalam dasar pola pikir untuk semua jenis pengobatan yang terkait hal ghaib. Sakit
yang misterius hapat dapat ditolong secara mistik, karena pengobatan yang diberikan akan lebih efektif. Memang dasar-dasar pola pikir orang Jawa sangat berbau
kepercayaan ini juga, kepercayaan mistik juga termasuk sebagian dari identitas orang Jawa sejak zaman dahulunya.
Dilihat dari sejarah kepercayaan mistik dalam Mulder 1998 yang peneliti kutip dari hasil penelitian Esther Walcott tahun 2004, menyebutkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
kepercayaan mistik telah ada sejak abad dua belas pada waktu agama Hindu dan agama Budha paling berpengaruh. Kepercayaan mistik masih hidup selama proses
Islamisasi pada akhir abad tiga belas tetapi bentuknya berubah untuk menyesuaikan dengan agama yang baru. Pada akhir abad Sembilan belas kepercayaan ini mulai
dianggap keberadaannya sebagai bagian dari budaya bangsa Indonesia. Kecendrungan ini bisa dilihat sebagai jawaban terhadap penjajahan, yaitu ada
kecendrungan untuk masyarakat tertentu untuk memperkuat budaya pribumi atau menciptakan identitas yang melawan identitas penjajah. Di Jawa kecendrungan ini
terlihat sebagai pengakuan kepercayaan mistik yang merupakan bagian dari budaya Jawa. Sifat “spiritualisme” dinilai penting sekali, oleh karena itu kepercayaan mistik
tumbuh dan masih hidup dengan kuat sampai saat ini. Berdasarkan sejarah adanya kepercayaan mistik dalam pengobatan alternatif
yang terkait hal ghaib, maka dengan itu mempelajari ilmu kebatinan dan ilmu tenaga dalam juga merupakan bagian dari itu semua. Berikut adalah penjelasan yang
diberikan oleh Tua Sambo sehubungan dengan ilmu yang dipelajarinya dari Mbah Tarno yaitu ilmu kebatinan dan ilmu tenaga dalam, yang telah peneliti tuangkan
dalam bentuk penjelasan yang lebih rinci. 1.
Ilmu Kebathinan Menurut Tua Sambo, kebathinan adalah jenis pengobatan dan latihan yang
asli Jawa. Ahli kebathinan sangat berbau mistik dan mengakui bahwa setiap orang mempunyai bathin dan lahir. Seseorang yang berlatih kebathinan memiliki peran
utama untuk menghilangkan ketidakseimbangan dalam masyarakat, misalnya adanya
Universitas Sumatera Utara
kejadian penyakit atau kejadian lainnya yang dapat merusak keseimbangan yang ada dalam masyarakat. Dalam ilmu kebathinan terdapat dunia jenis energi dalam
kehidupan yaitu energi yang positif dan energi yang negatif, yangmana sumber energi negatif berasal dari situasi yang tidak ada keseimbangan. Energi negatif inilah yang
melawan energi positif yang ada dalam tubuh manusia seperti kesabaran, penerimaan, kerendahan hati, pengetahuan diri sendiri, kesopanan, dan lain sebagainya. Sehingga
dengan begitu masyarakat seharusnya dilindungi dari seseorang yang tidak menginginkan adanya energi positif ini. Selain itu, menurut Tua Sambo dalam tubuh
manusiapun terdapat 3 tiga roh yang terdiri dari : a.
Roh rohaniah yang nantinya kembali kepada Allah. b.
Roh suthoniah yang ada pada tubuh manusia yang letaknya di kanan atau di sebelah kiri.
c. Roh fathoniah yang berada di sebelah atas dan bawah. Seperti misalnya ada
orang terjatuh dan lumpuh badan bagian bawah sampai akhirnya badan bagian bawah mengecil akan tetapi orangnya tetap hidup, nah itu berarti roh
suthoniah dan atau roh fathoniahnya sudah hilang. Selanjutnya Tua Sambo pun percaya dengan adanya sifat dunia yang tidak
bisa dilihat, dan adanya faktor penyebab penyakit yang tidak nampak dengan kasat mata dan kemudian gejala-gejalanya terkadang juga tidak selalu nampak. Oleh karena
itu penyebab ini harus diobati dengan kekuatan-kekuatan yang tidak nampak. Sehubungan dengan adanya penyakit “kena aji” racun yang menggunakan ramuan
dan unsur mistik, maka menurut Tua Sambo proses penyambuhannya pun juga harus
Universitas Sumatera Utara
menggunakan kedua unsur tersebut yaitu dengan menggunakan ramuan dan mistik juga. Seperti dengan ramuan yang harus diminum dan memasang pagar diri kepada
penderitanya langsung caranya bermacam-macam sesuai dengan penyakitnya, misalnya dengan dimandikan dengan air ramuan, diberikan jimat, dipasangkan susuk,
bahkan diminta untuk minum ramuan yang telah dibacai mantra. Seseorang yang menderita suatu penyakit, bila meminta pertolongan Tua Sambo untuk melakukan
proses penyambuhan maka Tua Sambo selalu menyarankan sipenderita untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan selalu beribadah dengan baik. Alasannya yaitu
pada dasarnya menurut Tua Sambo, dalam prakteknya ilmu kebathinan harus selalu ada kesadaran akan ajaran agama dan kepercayaan kepada Tuhan karena hanya berkat
pertolongan Tuhanlah diperoleh kesembuhan dari penyakit apapun. 2.
Ilmu Tenaga Dalam Ilmu tenaga dalam menurut pandangan Tua Sambo yaitu merupakan hasil dari
pengaturan energi yang ada dalam tubuh. Tua Sambo menggunakan ilmu tenaga dalam untuk mengobati penderita yang “sakit raga” dan “sakit jiwa”. Seseorang yang
menderita “sakit raga” berarti menderita penyakit luar seperti sakit perut atau sakit kepala dan sebaga
inya. Untuk yang menderita penyakit “sakit jiwa” berarti seseorang tersebut telah kesurupan jin atau makhluk halus dari dunia ghaib. Makhluk ini bersifat
jahat, dan biasanya digunakan juga oleh orang-orang yang mempunyai maksud tertentu. Seperti pada penya
kit “kena aji” racun yang telah peneliti jelaskan dalam sub bahasan “kenapa bisa terkena aji racun”. Disitu dijelaskan bahwa jin yang
sifatnya melayang-layang, juga terkadang tinggal dalam suatu benda dan sering
Universitas Sumatera Utara
dipuja-puja oleh masyarakat yang meyakininya untuk sebagai salah satu syarat pembuatan dan penyebaran “aji” racun. Maka dengan memiliki keahlian ilmu
tenaga dalam, jin yang terikut bersama makanan minuman dan ada dalam tubuh seorang penderita penyakit “kena aji” racun dapat dikeluarkan.
Tua Sambo juga menganggap bahwa kesehatan dalam ilmu tenaga dalam adalah sebagai sesuatu yang dapat dikontrol seseorang dari perilakunya, seperti
menjaga kesehatan raga dan kesehatan jiwa. Penyakit dapat diobati sesuai dengan jenis penyakitnya, seperti penyakit yang disebabkan oleh makhluk diluar manusia
sehingga hampir sama dengan ilmu kebathinan pengobatannya tetap dengan menggunakan unsur mistik. Namun tidak cukup hanya dengan pengobatan yang
diberikan oleh Tua sambo saja, diri pribadi dari penderita juga harus lebih kuat sehingga tidak mudah diganggu atau dirasuki oleh makhluk lain. Untuk membuat diri
agar lebih kuat, biasanya Tua Sambo menyarakan untuk : selalu beribadah kepada Tuhan, ikhlas, sabar dan tidak mudah stress, tidak mempunyai rasa dendam, sakit
hati, maupun iri hati kepada orang lain, serta memakan makanan yang bergizi serta istirahat yang cukup.
Tempat dan waktu pengobatan
Dari 8 delapan dukun yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk mengobati orang yang menderita penyakit “kena aji” racun, secara umum dapat
dikatakan bahwa pasienlah yang datang mengunjungi dukun ke rumahnya. Meskipun tidak ada tempat atau ruang praktek khusus yang disediakan dukun untuk melayani
Universitas Sumatera Utara
pasien yang datang. Akan tetapi sekali-sekali dukun juga diminta untuk mendatangi rumah pasien, ini biasanya dilakukan ketika pasien dalam keadaan parah atau dengan
kata lain tidak sanggup untuk datang langsung ke rumah dukun tersebut untuk mendapatkan pengobatan.
Waktu pengobatanpun tidak banyak dari dukun yang menentukan kepastian waktunya, alasannya yaitu karena peran sebagai dukun merupakan peran yang harus
dilakukan sebagai bentuk upaya saling tolong menolong sesama manusia. Bila ada waktu, ketika diminta untuk mengobati pastilah dukun melakukan proses
pengobatannya dengan segera. Menurut penjelasan Tua Sambo, biasanya masyarakat tahu dengan sendirinya kapan biasanya dukun itu mempunyai waktu untuk
melakukan proses pengobatan. Hal ini dilihat dari kebiasaan keseharian dukun itu sendiri, misalnya bila kesehariannya dukun tersebut berprofesi sebagai penjual sayur
keliling setiap pagi sampai siang seperti Tua Sambo dan siang sampai sore biasanya diisi dengan kegiatan pengajian dan sebagainya. Maka kebanyakan pasien datang
untuk berobat ketika malam hari setelah waktu maghrib dan makan malam. Sehingga dengan bgeitu dapat disimpulkan bahwa tempat dan waktu pengobatan oleh dukun
sangat berbeda dengan dokter. Dokter mempunyai tempat khusus yang sering disebut dengan tempat praktek dan waktu yang sudah ditentukan untuk melakukan
pengobatan kepada pasien. Sedangkan dukun tempat dan waktu pengobatan ditentukan oleh jumlah dan kondisi pasien yang datang untuk meminta pengobatan
kepadanya.
Universitas Sumatera Utara
Biaya pengobatan
Biaya pengobatan yang ada di setiap pengobatan yang diberikan oleh dukun sangatlah bervariasi, ada yang memastikan biayanya, ada yang meminta biaya
termasuk syarat pengobatan juga dan bahkan ada juga yang mengeluarkan biaya dengan sistem “sukarela”. Seperti pengobatan yang dilakukan oleh Imam Jukimin
atau mbah Pandan Sari yang biaya pengobatannya sebesar 105 ribu rupiah dan Ibu Rosinah Bancin atau Ibu Hajah sebesar 110 ribu rupiah. Kedua dukun ini memang
telah menyebutkan secara jelas besar uang yang dikeluarkan oleh pasien selama proses pengobatan dilakukan, karena uang tersebut juga dijadikan sebagai syarat
lancarnya pengobatan. Namun dengan begitu kebanyakan dukun biasanya lebih sering menggunakan sistem biaya “sukarela” dan jumlah biayanya terserah pasien
tersebut sesuai dengan kemampuan dan keikhlasannya. Biasaya seseorang dari golongan ekonomi atas membayar lebih banyak daripada golongan ekonomi bawah,
meskipun begitu ini tergantung pada kebijaksanaan pasien itu sendiri. Dan jika proses penyembuhan dengan satu jenis pengobatan lebih cepat daripada jenis pengobatan
lainnya, biasanya pasien juga melebihkan biaya atas jasa dukun tersebut Walcott, 2004.
7.3. Pengobatan Medis Modern
Pengobatan medis modern yang dimaksud disini adalah merupakan pengobatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang telah mendapatkan
pengetahuan dan keterampilan sebelumnya dengan mengikuti jenjang pendidikan
Universitas Sumatera Utara
formal. Pengobatan medis moderen biasanya dilakukan di puskesmas, tempat praktek dokter dan rumah sakit baik rumah sakit.
Untuk pengobatan penyakit “kena aji” racun selain adanya pengobatan secara tradisional yang dilakukan oleh dukun, terdapat juga pengobatan medis
moderennya yaitu yang dilakukan di puskesmas maupun rumah sakit. Memang sampai saat ini belum ada data di Puskesmas yang menunjukkan bahwa adanya
penderita penyakit “kena aji” racun. Menurut persepsi tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas menyebutkan bahwa penyakit tersebut termasuk kepada penyakit TB
paru. Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Puskesmas setempat,
menyebutkan bahwa dalam bulan Juli tidak terdapat penambahan penderita TB paru, namun jumlah penderita dari bulan Januari sampai dengan Juni tahun 2012 yaitu
sebanyak 25 orang yang sebanyak 250 orang jumlah penderita suspect secara keseluruhan. Untuk Desa Lipat Kajang yang menjadi daerah penelitian, jumlah
penderita TB paru yaitu berjumlah 5 orang. Menurut tenaga kesehatan di Puskesmas, meskipun tidak banyak penderita TB paru namun yaitu hanya 5 orang, namun
penderita suspectnya bisa mencapai 50 orang dari 1420 orang jumlah penduduk Desa Lipat Kajang.
Selain itu penyakit ISPA merupakan penyakit terbanyak yang diderita masyarakat dalam bulan Juli tahun 2012 ini yaitu sebanyak 347 orang. Selanjutnya
dispesia sebanyak 169 orang, reumatik sebanyak 157 orang, infeksi kulit 58 orang, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Jumlah penderita setiap penyakit khususnya pada penyakit TB paru yang ada di Puskesmas belum bisa dikatakan jumlah pastinya, karena menurut tenaga
Puskesmas sendiri menyebutkan bahwa banyak diantara masyarakat yang tidak mau memeriksakan dan berobat ke Puskesmas. Sehingga hal ini menyulitkan tenaga
kesehatan untuk melakukan upaya pengobatan kepada masyarakat yang telah menderita penyakit TB paru.
Kemungkinan gejala penyakit “kena aji” racun dikategorikan kepada penyakit tersebut di atas bisa saja terjadi, namun diperlukan suatu pemeriksaan yang
intensif kepada penderitanya. Sampai saat ini upaya yang dilakukan oleh tenaga kesehatan baik di Puskesmas maupun Dinas Kesehatan masih melakukan upaya
pengobatan yang diberikan kepada setiap penderita yang datang untuk berobat, sementara itu upaya yang bersifat promosi kesehatan kepada penderita yang tidak
datang ke Puskesmas maupun masyarakat secara umumnya belum dilakukan secara maksimal.
Berikut adalah gambar puskesmas yang biasaya digunakan masyarakat Desa Lipat Kajang Kecamatan Simpang Kanan untuk mendapatkan pengobatan terhadap
penyakitnya.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 7.2. Puskesmas Simpang Kanan
Universitas Sumatera Utara
BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan