Pengobatan Tradisional sebagai Kepercayaan Mistik

Dalam budaya ini ada kepercayaan „Mistik‟ yang kuat sekali. Segala keadaan kehidupan sebetulnya melindungi kesiembangan ini.

2.3.3. Pengobatan Tradisional sebagai Kepercayaan Mistik

Kepercayaan mistik menyediakan kesamaan dalam dasar pola-pikir untuk semua jenis pengobatan yang terkait hal ghaib. Memang dasar-dasar pola fikir orang Jawa sangat berbau kepercayaan ini juga. Kepercayaan mistik termasuk sebagian dari identitas orang Jawa karena sudah diusahkan sejak zaman dahulu, nenek moyang Soewandi, 2009. Kepercayaan Mistik bisa ketahui sejak abad dua belas pada waktu agama Hindu dan agama Budha paling berpengaruh. Kepercayaan mistik masih hidup selama proses Islamisasi pada akhir abad tiga belas tetapi bentuknya berubah untuk menyesuaikan dengan agama ini yang baru. Menurut Mulder 1998 yang dikutip pada Walcott 2004 pada akhir abad sembilan belas kepercayaan ini mulai dianggap dengan sengaja sebagai simbang budaya Indonesia. Kecenderungan ini bisa dilihat sebagai jawaban terhadap penjajahan. Yaitu, ada kecenderungan untuk masyarakat tertentu untuk memperkuatkan budaya pribumi atau menciptakan identitas yang melawan identitas penjajah Walcott, 2004. Di Jawa kecenderungan ini terlihat sebagai pengakuan kepercayaan mistik sebagai bagian dari budaya Jawa. Sifat „spiritualisme‟ dinilai penting sekali dari pada „materialisme‟ – sifat yang diasosiasikan dengan seorang Belanda. Pada saat ini, ada keinginan bersama masyarakat Belanda untuk mengalami kepercayaan yang bersifat Universitas Sumatera Utara hal „ghaib‟ serta hal „mistik‟. Oleh karena itu, kepercayaan Mistik tumbuh dengan semangat dan masih hidup dengan kuat sampai masa ini Soewandi, 2009. Apabila semua aspek kehidupan dipengaruhi kepercayaan ini kemudian berikut bahwa pengobatan juga dipengaruhi kepercayaan ini juga. Kepercayaan Mistik mengutamakan tujuan masyarakat unt uk tetap mendapat keadaan „rukun‟ dalam kehidupan dan seluruh masyarakat. Bila tidak ada keseimbangan, maka tidak ada „rukun‟ dan ini bisa terlihat lewat pengaruh jahat dari dunia ghaib. Situasi ini yang ideal adalah situasi yang bersiembang. Masih ada hal „jahat‟, masih ada hal „baik‟ dan hubungan di antara dunia supranatural dan dunia manusia saling berhubungan. Manusia yang pokok dalam proses ini bisa menentukan apakah situasi bisa hidup atau tidak lewat perilakunya. Akan tetapi manusia harus mengakui bahwa ada yang lebih kuasa dari pada manusia dalam dunia itu alias Tuhan atau Allah. Manusia harus memilihara perilakunya dan tindakan supaya setuju dengan „rukun‟. Seperti sudah disebut, seseorang bisa mendapat kontrol dirinya kalau mendapatkan keseimbangan batin dan lahirnya. Kemudian tidak ada kekacauan dalam masyarakat maka tidak ada alasan untuk kekacauan di dunia lain. Pada pihak yang lain, kalau orang tidak memilahara perilakunya lalu ini menyebabkan kekacauan dalam masyarakat Sianipar, 1989. 2.4. Perilaku Penggunaan Pelayanan Kesehatan Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme makhluk hidup yang bersangkutan. Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau Universitas Sumatera Utara aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati secara langsung. Menurut Skinner 1938, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar Notoatmodjo, 2003. Meskipun perilaku adalah dalam bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme orang, namun dalam memberikan respons sangat bergantung pada karakteristik atau faktor – faktor lain dari orang yang bersangkutan. Faktor – faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni : 1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given atau bawaan, misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya. 2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, social, budaya, ekonomi, politik, dsb. Salah satu contohnya adalah media elektronikcetak dan penyuluhan, teman sosial, dan lain-lain. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang. Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa perilaku adalah merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang, yang merupakan hasil bersama atau resultante antara berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Dengan Universitas Sumatera Utara perkataan lain perilaku manusia sangatlah kompleks, dan mempunyai bentang yang sangat luas. Benyamin Bloom 1908 seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia itu ke dalam tiga domain yaitu kognitif cognitive, efektif affective, dan psikomotor pshycomotor. Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni : 1. Pengetahuan knowladge Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers 1974 yang dikutip oleh Notoatmodjo 2003 mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurut, yakni: a. Tahu know Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali recall sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Universitas Sumatera Utara b. Memahami comprehension Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. c. Aplikasi application Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan sebgai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. d. Analisa analysis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen –komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintetis synthetis Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian –bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi –formulasi yang ada. f. Evaluasi evaluation Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Universitas Sumatera Utara 2. Sikap attitude Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap merupakan kesiapan untuk beraksi terhadap objek di lingkkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap mencerminkan kesenangan atau ketidaksenangan seseorang terhadap sesuatu yang berasal dari pengalaman atau dari orang yang dekat dengan kita. Sikap juga dapat merupakan suatu pengetahuan, tetapi pengetahuan yang disertai kecenderungan bertindak dengan pengetauhan itu. Beberapa tingkatan sikap menurut Notoatmodjo 2003 yaitu diantaranya : a. Menerima receiving. Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima stimulus yang diberikan objek. b. Menanggapi responding. Menanggapi disini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi. Universitas Sumatera Utara c. Menghargai valving. Menghargai diartikan subjek, atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain dan bahkan mengajak atau mempengaruhi dan menganjurkan orang lain merespons. d. Bertanggung jawab responsible. Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil resiko atas sikapnya itu. 3. Tindakan Suatu rangsangan akan direspon oleh seseorang sesuai dengan arti rangsangan tersebut bagi orang yang bersangkutan. Respon atau reaksi inilah yang disebut dengan perilaku,bentuk-bentuk perilaku itu sendiri dapat bersifat sederhana dan kompleks. Tindakan seseorang terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh bagaimana kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut. Secara logis,sikap dapat dicerminkan dalam suatu bentuk tindakan namun tidak pula dapat dikatakan bahwa sikap dan tindakan memiliki hubungan yang sistematis. Tindakan terdiri dari beberapa tingkatan,yaitu : 1. Persepsi,mengenal dan memilih sebagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. Masyarakat merupakan sekumpulan orang yang memiliki tujuan hidup bersama yang saling berkaitan dan berkesinambungan antara satu kelompok dengan kelompok lain, antara individu dengan individu lain. dalam menjalankan rutinitas Universitas Sumatera Utara sehari-hari tentunya harus dimulai secara terpadu melalui pendekatan struktural, apakah ketika mareka berada dalam lingkungan keluarga atau dalam lingkungan masyarakat itu sendiri, setiap tahap aktifitas sehari-hari hendaknya tidak terlepas dengan nilai-nilai keagamaan dan hukum. Istilah persepsi diartikan sebagai pendapat, pandangan seseorang atau kelompok manusia dan sebagainya. Namun, sebenarnya istilah persepsi memiliki pengertian yang lebih mendalam adalah suatu penglihatan atau gambaran terhadap sesuatu yang dilakukan seseorang atau kelompok. Menurut Thoha 1998 persepsi adalah proses kognitif yang dialami penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Persepsi merupakan penafsiran yang unik terhadap situasi. Yang dimaksud dengan kognitif diatas adalah proses atau kegiatan mental yang dasar seperti berfikir, mengetahui, memahami, dan kegiatan konsepsi mental seperti sikap, kepercayaan dan pengharagaan yang kesemuanya merupakan faktor yang menentukan perilaku. Menurut Soekanto 2007 menyatakan bahwa persepsi adalah kesadaran yang tidak dapat ditafsirkan yang timbul dari stimulus, persepsi itu lahir karena adanya rangsangan yang ditmbulkan. Persepsi masyarakat adalah suatu proses dimana sekelompok manusia yang hidup dan tinggal bersama dalam wilayah tertentu dan memberikan pemahaman atau tanggapan terhadap hal-hal atau peristiwa yang terjadi di lingkungannya. Terbentuknya persepsi dalam diri individu tidak terlepas dari adanya keterkaitan dengan faktor – faktor dari individu itu sendiri. Faktor ini terdiri dari faktor obyektarget yang dipersepsikan tergantung dari karakteristik obyek Universitas Sumatera Utara tersebut. Dalam hal ini adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap obyek target yang dipersepsikan oleh individu. Faktor situasi dipengaruhi oleh waktu, keadaan saat menerima suatu perlakuan, lokasi dan keadaan lingkungan. Variable yang ikut menentukan persepsi individu yang paling penting adalah faktor demografi disebut juga dengan karaktristik individu seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, kepribadian, latar belakang social ekonomi, budaya, lingkungan fisik, dan pengalaman hidup. Faktor-faktor atau karakteristik individu ini sangat berpengaruh menentukan persepsi individu terhadap suatu objek. 2. Respon terpimpin, dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar. 3. Mekanisme,apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah menjadi kebiasaan. 4. Adaptasi,suatu tindakan yang sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

2.4.1. Perilaku Kesehatan

Dokumen yang terkait

Motivasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Pemerintahan Kabupaten Aceh Selatan Untuk Melanjutkan Pendidikan ke Tingkat Sarjana Keperawatan

0 46 61

Higiene Sanitasi Depot dan Analisis Cemaran Mikroba coliform Dan E.coli pada Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Simpang Kanan Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2015

0 9 175

PERUBAHAN MAKNA DAN SIMBOL DI DALAMUPACARA ADAT BEGAHAN KHITANAN PADA MASYARAKAT BOANG DI DESA SILATONGKECAMATAN SIMPANG KANAN KABUPATEN ACEH SINGKIL.

0 1 26

Undangan PK Jalan Lipat Kajang

0 0 1

Higiene Sanitasi Depot dan Analisis Cemaran Mikroba coliform Dan E.coli pada Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Simpang Kanan Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2015

1 1 15

Higiene Sanitasi Depot dan Analisis Cemaran Mikroba coliform Dan E.coli pada Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Simpang Kanan Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2015

0 0 2

Higiene Sanitasi Depot dan Analisis Cemaran Mikroba coliform Dan E.coli pada Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Simpang Kanan Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2015

0 0 7

Higiene Sanitasi Depot dan Analisis Cemaran Mikroba coliform Dan E.coli pada Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Simpang Kanan Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2015

0 1 31

Higiene Sanitasi Depot dan Analisis Cemaran Mikroba coliform Dan E.coli pada Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Simpang Kanan Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2015

0 0 3

Higiene Sanitasi Depot dan Analisis Cemaran Mikroba coliform Dan E.coli pada Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Simpang Kanan Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2015

0 0 57