mahal sebaliknya menjadi lebih murah oleh karena ada orang yang mau meminjamkan kendaraan transportasi ke lokasi pelayanan.
c. Kekuatan pendorong meningkat dan kekuatan penahan menurun. Misalnya ada
dukungan dan partisipasi dari anggota keluarga untuk segera berobat.
2.5. Penyakit TB Paru
Penyakit TB paru merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Menurut data dari WHO, bahwa terdapat 9 sembilan juta orang penduduk dunia setiap
tahunnya menderita penyakit TB paru. Serta diperkirakan 95 penderita berada di negara berkembang, selain itu diperkirakan ditemukan 8 juta kasus baru penyakit TB
paru setiap tahunnya Alsagaff, 2005. Di Indonesia penyakit ini adalah penyumbang pasien ketiga terbesar di dunia, setelah India dan Cina serta penyebab kematian
nomor tiga pada semua kelompok usia setelah penyakit kardiovaskular dan penyakit saluran pernafasan lainnya, dan nomor 1 satu dari seluruh penyakit infeksi Alfian,
2005.
2.5.1. Definisi Penyakit TB Paru
Penyakit tuberkulosis paru TB paru adalah penyakit menular yang menyerang paru-paru, penyakit ini disebabkan oleh kuman bakteri Mycobacterium
Tuberkulosis. Miko bakteria adalah kuman bakteri aerob, berbentuk batang, yang tidak membentuk spora. Sebagian besar kuman bakteri tuberkulosis menyerang paru,
tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Tuberkulosis paru merupakan salah
Universitas Sumatera Utara
satu penyakit saluran pernafasan bagian bawah. Di Indonesia penyakit ini merupakan penyakit infeksi terpenting setelah malaria Girsang, 2002.
Apabila seseorang sudah terpapar dengan kuman bakteri penyebab tuberkulosis akan berakibat buruk seperti menurunkan daya kerja atau produktivitas
kerja, menularkan kepada orang lain terutama pada keluarga yang bertempat tinggal serumah, dan dapat menyebabkan kematian. Pada penyakit tuberkulosis jaringan pang
paling sering diserang adalah paru-paru 95,9 . Cara penularan melalui ludah atau dahak penderita yang mengandung basil tuberkulosis paru. Pada waktu batuk butir-
butir air ludah beterbangan diudara dan terhisap oleh orang yang sehat dan masuk kedalam parunya yang kemudian menyebabkan penyakit TB Paru Hiswani, 2002.
2.5.2. Gejala dan Diagnosa TB Paru
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah,
batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu
bulan. Diagnosis TB paru pada orang dewasa dapat ditegakkan dengan
ditemukannya BTA pada pemeriksaan dahak secara mikroskopis. Hasil pemeriksaan dinyatakan positip apabila sedikitnya 2 dari 3 spesimen sewaktu
– pagi – sewaktu SPS Basil Tahan Asam BTA hasilnya positif. Berikut adalah cara untuk
memastikan seseorang menderita penyakit TB paru yaitu Alfian, 2005 :
Universitas Sumatera Utara
1. Untuk mengetahui secara pasti, seseorang menderita penyakit TBC atau tidak,
yaitu dengan pemeriksaan dahaknya di laboratorium klinik dahak=riak, bukan ludah.
2. Pemeriksaan dahak harus dilakukan sebanyak 3kali selama 2 hari.
3. Jika hasilnya positif ada kuman berarti orang tersebut menderita penyakit TBC.
4. Waktu pemeriksaan dahak adalah : SPS Sewaktu Pagi Sewaktu
5. Sewaktu Hari I : dahak diperiksa di laboratorium sewaktu penderita datang
dengan gejala penyakit TB 6.
Sewaktu Hari II : sehabis bangn tidur keesokan harinya, keluarkan dahak, tampung dalam pot wadah yang diberi petugas, tutup rapat, bawa ke rumah sakit.
7. Sewaktu Hari II : penderita akan diminta dahak lagi di rumah sakit.
Penyakit TB paru ditandai dengan gejala yang khas yaitu batuk yang sebenarnya batuk bukan penyakit tapi suatu gejala yang merupakan refleks dari tubuh
untuk mengeluarkan seseuatu yang ada di dalam saluran napas. Sesuatu tersebut bisa lendir
atau benda-benda
asing yang
dapat membuat
tubuh berusaha
mengeluarkannya. Meskipun batuk merupakan sebuah mekanisme perlindungan tubuh, bila terlampau sering maka tentunya akan mengganggu pernapasan. Batuk
dengan durasi yang panjang dapat memengaruhi organ sehingga mengalami peradangan. Batuk yang demikian lebih membahayakan karena adanya infeksi
Indiarti, 2007. Secara umum jenis batuk yang banyak dijumpai yaitu : batuk berdahak dan
batuk tidak berdahak. Selain itu ada juga batuk yang dapat terjadi akibat infeksi
Universitas Sumatera Utara
saluran napas dan alergi, batuk kronis, batuk akut, batuk rejan atau pertusis Indiarti, 2007.
1. Batuk akibat infeksi saluran napas dan alergi
Batuk akibat infeksi saluran napas dan alergi yang terdiri atas infeksi saluran napas atas dan saluran napas bawah. Batuk yang disebabkan oleh infeksi saluran
napas atas seringkali lebih ringan misalnya batuk karena flu, amandel, atau radang tenggorokan. Sementara batuk yang disebabkan oleh infeksi saluran napas bawah
seringkali lebih berat seperti pada penderita pneumonia. Adapun batuk yang disebabkan oleh alergi sering terjadi pada penderita asma.
2. Batuk kronis
Adalah batuk yang berlangsung selama atau lebih dari 14 hari dan atau berulang. Batuk ini disebut juga dengan batuk berulang, yang apabila batuk
berlangsung selama 3 kali episode berturut-turut dalam 3 bulan. Misalnya seseorang batuk pada bulan Maret, April dan Mei secara berturut-turut dan sebaliknya batuk
dapat pula hanya sekali misalnya pada bulan Maret saja, tetapi berlangsung selama 14 hari atau lebih. Batuk kronis berulang ini harus dicurigai sebab seringkali merupakan
gejala adanya suatu penyakit serta membutuhkan penanganan yang khusus oleh dokter. Batuk ini bisa menjadi suatu gejala dari penyakit TB paru dan asma.
3. Batuk akut
Batuk akut seringkali lebih ringan, misalnya karena flu, radang tenggorokan atau tersedak. Namun ada penyakit yang ditandai oleh batuk akut misalnya
pneumonia. Pneumonia adalah suatu radang atau infeksi paru-paru yang seringkali
Universitas Sumatera Utara
disebabkan oleh kuman atau bakteri yang ditandai dengan panas tinggi, tenggorokan merah dan seperti bengkak. Jika darahnya diperiksa, maka sel darah putihnya
meningkat. Dengan demikian infeksi harus diobati dengan antibiotic. 4.
Batuk rejan atau pertusis Batuk yang berat bunyinya seringkali terjadi terjadi 6-10 kali, kemudian
terdengar bunyi melengking, dokter menyebutnya dengan batuk rejan atau pertusis, dan orang awam lebih mengenal dengan batuk 100 hari. Dikatakan demikian karena
batuknya memang dalam waktu lama, namun dengan perawatan biasa batuk baru akan sembuh pada 7-8 minggu atau sampai 3 bulan, sehingga pola makan akan
terganggu dan mengakibatkan penurunan berat badan. Batuk rejan seringkali diawali dengan pilek biasa dan batuknya lebih sering
terjadi di malam hari. Setelah berlangsung 2 minggu batuk bertambah parah, suara menjadi serak dan sulit bernapas. Serangan batuk yang demikian dapat menyebabkan
penderitanya muntah serta keluar darah dari mulut, hidung dan terlihat perdarahan pada bagian putih mata. Serangan batuk dapat timbul dengan tiba-tiba, kadang jika
terjadi pertukaran suhu. Pada akhir minggu ke empat bahkan lebih batuk mulai reda dan bisa sembuh, namun batuk rejan ini bersifat menular kepada orang lain.
Universitas Sumatera Utara
2.6. Kerangka Pikir