Gambar 4.1 Proses kegiatan belajar mengajar VII-4 Pratindakan
c. Pengamatan
Tahap pengamatan dilakukan persamaan dengan tahap pelaksanaan. Pengamatan dilakukan oleh peneliti, untuk mengamati keaktifan siswa dalam
pembelajaran. Pada awal mengamati keaktifan siswa dalam pembelajaran. Pada awal pengamatan atau observasi, yaitu kendala mengenal seluruh siswa. Melalui
pengamatan yang teliti akhirnya peneliti dapat mengisi dengan baik. Hasil pengamatan siswa melalui lembar observasi dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Hasil Rata-rata Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
Rencana Pratindakan
No urut
subjek
Aspek Pengamatan Jumlah
1 2
3 4
5 6
7 1
30 20
10 10
70 2
30 10
10 10
10 70
3 20
10 10
10 10
10 70
4 10
10 5
30 10
10 10
10 70
6 20
10 30
7 30
10 10
10 60
8 30
10 10
10 10
70 9
20 10
30 10
30 10
40 45
11 10
10 10
30 12
30 10
40 13
20 10
10 40
14 30
10 10
10 60
15 30
20 10
10 70
16 10
10 10
10 40
17 20
10 10
10 50
18 30
10 40
19 30
10 10
10 60
20 10
10 21
30 20
10 10
10 10
90 22
20 20
23 30
20 10
60 24
10 10
10 30
25 30
10 40
26 10
10 20
27 30
10 40
28 10
10 10
30 29
30 10
40 30
30 10
10 10
60 Skor
510 200
110 170
130 150
120 Jumlah
1390 Keterangan:
Skor Penilaian Pengamatan Siswa: 1.
Siswa memperhatikan penjelasan pendidik : 30
2. siswa dapat memberikan jawaban atas pertanyaan
: 20 3.
siswa mengemukakan pendapat : 10
4. siswa dapat mengerjakan tugas dengan tepat waktu
: 10 5.
siswa dampak antusias selama mengikuti pembelajaran : 10 6.
siswa dapat menerima materi dengan baik : 10
7. siswa terlibat langsung dalam kegiatan selama pembelajaran :10
Total Skor = Jumlah Skor yang di dapat Guru
Jumlah Siswa = 1390
30 = 46,33
Pada tabel 4.3 terlihat bahwa dari sepuluh aspek kegiatan yang di observasi peneliti terhadap siswa pada pratindakan didapatkan rata-rata 46,33
dalam hal ini siswa dapat dikatakan pasif dalam pembelajaran. Pada pratindakan peneliti juga memberikan pretest terhadap siswa, di
mana pendidik hanya ingin mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa sebelum materi disampaikan. Hasil tes disajikan dalam tabel 4.
Tabel 4.4 Nilai Pemahaman Bacaan Pertemuan Pratindakan
No Urut
Subjek Aspek Penilaian
Skor Katergori Perolehan
Skor 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10
1 10 10
- 10 10 10 10
- -
10 70
Lebih dari cukup
2 10
- -
10 10 10 -
- 10 10
60 Cukup
3 10 10
- 10
- 10 10
- 10
- 60
Cukup 4
- 10
- 10 10 10 10
- 10 10
70 Lebih baik
cukup 5
- 10
- 10
- 10 10
- 10
- 50
Hampir cukup
6 -
- -
10 -
10 10 -
10 10 50
Hampir cukup
7 10 10
- 10 10
- 10 10 10 10
80 Baik
8 10
- 10 10
- 10
- -
10 -
50 Hampir
cukup 9
- 10
- 10 10 10 10 10 10 10
80 Baik
10 -
- 10
- -
- -
- -
10 20
Buruk 11
10 10 -
- 10
- 10 10 10
- 60
Cukup 12
- 10 10 10
- 10 10 10 10 10
80 Baik
13 -
- -
10 -
10 10 -
10 10 50
Hampir cukup
14 10 10
- 10 10 10 10 10
- 10
80 Baik
15 10 10
- 10 10 10 10
- 10 10
80 Baik
16 10 10
- 10 10 10 10 10
- 10
80 Baik
17 -
10 -
- -
10 10 -
- 10
40 Kurang
Cukup 18
- 10 10 10 10 10 10
- -
10 70
Lebih dari cukup
19 -
- 10 10 10 10 10 10 10 10
80 Baik
20 -
- -
- -
10 10 10 -
10 40
Kurang 21
10 10 -
10 10 10 10 10 -
10 80
Baik 47
22 10
- -
- 10
- 10 10 10
- 50
Hampir cukup
23 10 10
- 10
- 10 10
- 10
- 60
Cukup 24
- 10
- 10 10 10 10 10
- 10
70 Lebih dari
cukup 25
- 10
- 10
- 10 10
- 10 10
60 Cukup
26 -
10 -
10 10 10 10 -
10 10 70
Baik 27
10 10 -
10 -
10 10 -
10 -
60 Lebih dari
cukup 28
10 10 -
10 10 10 10 10 -
10 80
Baik 29
10 10 -
10 10 10 10 -
10 10 80
Baik 30
- 10
- 10
- 10 10
- 10
- 50
Hampir cukup
Total skor 1910
Soal latihan lihat lampiran 1 Keterangan nilai dengan angka
100 = Istimewa 90 = Baik sekali
80 = Baik 70 = Lebih dari cukup
60 = Cukup 50 = Hampir cukup
40 = Kurang 30 = Kurang sekali
20 = Buruk 10 = Buruk Sekali
Total Skor = Jumlah Skor yang didapat Guru
Jumlah Siswa = 1910
30 = 63,67
Berdasarkan tabel di atas tingkat penugasan siswa tertinggi, dapat dilihat pada Tabel 4.5
48
Tabel 4.5 Presentasi Tingkat Pemahaman Bacaan
Pertemuan Pratindakan Tingkat Penugasan
Pratindakan
Nilai tertinggi siswa 80
Nilai terendah siswa 20
Rata-rata 63,67
Berdasarkan hasil tabel di atas terlihat bahwa nilai pretest siswa masih dari nilai KKM 75, yaitu 63,67 dalam hal ini maka harus ada tindakan lanjut
pada pertemuan siklus I. d.
Refleksi Pada tahap Refleksi pertama bahwa hasil penelitian refleksi lembar
observasi siswa masih banyak yang perlu diperbaiki dalam keaktifan pada pertemuan pratindakan. Dalam persiapan guru pada pertemuan yang selanjutnya
harus lebih meningkat dari pertemuan yang sebelumnya, dengan mendapatkan nilai rata-rata kurang dari KKM 75, yaitu 63,67 dari 30 siswa yang mendapatkan
nilai terendah, yaitu dengan skor 20 disebabkan pengisian yang asal atau kurang tepat. Hal ini menyatakan keaktifan siswa dalam bertanya masih kurang baik.
Selanjutnya siswa merasa kesulitan dalam memahami isi bacaan. Namun ketika memperhatikan penjelasan guru ada sebagian siswa yang dapat memahami
walaupun tidak secara keseluruhan. Berdasarkan hasil pada nilai rata-rata kurang dari KKM, yaitu 63,67 yang
menunjukkan bahwa peneliti harus melakukan tindakan lanjut pada pertemuan siklus I. Perencanaan selanjutnya pertemuan siklus I untuk memperbaiki
pertemuan pratindakan adalah dengan menggunakan media gambar dalam memahami bacaan.
49
2. Temuan Penelitian Pembelajaran Siklus I
a. Perencanaan
Setelah melaksanakan tes pratindakan, peneliti merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada siklus I terkait dengan masalah yang telah ditemukan.
Perencanaan pada penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengatasi masalah dengan mempersiapkan segala sesuatu untuk melakukan kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas, sehingga dapat meningkatkan hasil pemahaman siswa dalam bacaan. Adapun perencanaan pada penelitian pada siklus I, yaitu peneliti
mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP untuk pertemuan kedua, lembar observasi siswa dan lembar soal individu di mana lembar ini menyatakan
pada akhir siklus I. Materi yang diajarkan pada siklus I ini mengenai pengulangan pada materi pratindakan serta penggunaan media gambar pada artikel.
b. Pelaksanaan 1. Pertemuan siklus I Selasa, 29 April 2014
Pada pertemuan siklus I ini akan dilaksanakan proses pembelajaran pemahaman dalam membaca melalui media gambar. Soal yang diberikan berbeda
dengan pertemuan pratindakan, pada pertemuan siklus I lebih ke pemahaman siswa dalam membaca melalui media gambar sehingga siswa dapat memahami isi
gambar pada artikel ke dalam bentuk bacaan. Guru memberikan materi yang berkenaan dengan pemahaman siswa
terhadap bacaan melalui media gambar sehingga siswa dapat memahami isi bacaan.
Pada pertemuan ini, seperti biasa seluruh siswa sudah hadir di dalam kelas. Ketika pendidik telah memasuki kelas, kemudian pendidik mencatat materi yang
akan dipelajari setelah itu baru menjelaskan kepada siswa. Dalam mencatat materi yang diberikan siswa terlihat antusias. Ketika siswa mencatat materi yang ada di
papan tulis, pendidik bertanya tentang materi yang diajarkan, ada beberapa siswa yang belum mengerti, karena mereka terlihat ngobrol dengan teman sebangkunya
ketika pendidik memberikan penjelasan materi. Para siswa terlihat serius ketika mengerjakan soal posttest, dan mereka mencoba memahami bacaan melalui media
gambar yang sudah disediakan pendidik. 50
Gambar 4.2 Proses kegiatan belajar mengajar VII-4 siklus I
Dengan adanya rata-rata yang mengarah pada meningkatnya kemampuan memahami bacaan kepada siswa dalam belajar bahasa Indonesia, maka penelitian
pada siklus I dapat dianggap baik dengan penggunaan media gambar dapat mempermudah siswa dalam kegiatan belajar. Hasil tes belajar melalui siklus I
sudah menunjukan dengan rata-rata tes siswa mengalami peningkatan. c.
Pengamatan Tahap pengamatan dilakukan persamaan dengan tahap pelaksanaan.
Pengamatan dilakukan oleh peneliti, untuk mengamati keaktifan siswa dalam pembelajaran. Pada siklus I pengamatan atau observasi berlangsung dengan baik,
karena peneliti sudah dapat mengenal lebih baik siswa. Hasil pengamatan peserta didik melalui lembar observasi dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Rata-rata Keaktifan Peserta Didik dalam Pembelajaran
Pertemuan Siklus I
No Urut
Subjek Aspek Pengmatan
Jumlah 1
2 3
4 5
6 7
1 30
20 10
10 10
10 90
2 20
10 10
10 10
60 3
30 10
10 10
60 4
30 10
10 10
10 70
51
5 10
10 10
10 40
6 30
10 10
10 60
7 30
20 10
10 10
80 8
20 10
10 10
50 9
30 10
10 10
10 70
10 30
20 10
10 70
11 30
10 40
12 30
10 10
50 13
30 10
10 10
10 70
14 30
20 10
60 15
30 20
10 10
10 80
16 30
20 10
10 10
80 17
30 20
10 10
10 80
18 20
10 10
40 19
30 20
10 10
10 80
20 30
10 10
10 10
70 21
20 10
10 10
50 22
30 10
10 50
23 10
10 10
10 10
50 24
30 20
10 60
25 10
10 10
30 26
30 10
10 50
27 10
10 20
28 30
10 40
29 10
10 10
30 30
20 10
10 40
Skor 600 280 160 180 130 210 160
Jumlah 1720
Keterangan: Skor Penilaian Pengamatan Siswa:
1. Siswa memperhatikan penjelasan pendidik
: 30 2.
Siswa dapat memberikan jawaban atas pertanyaan : 20
3. Siswa mengemukakan pendapat
: 10 4.
Siswa dapat mengerjakan tugas dengan tepat waktu : 10
5. Siswa dampak antusias selama mengikuti pembelajaran : 10
6. Siswa dapat menerima materi dengan baik
: 10 7.
Siswa terlibat langsung dalam kegiatan selama pembelajaran :10 52
Total Skor = Jumlah Skor yang didapat Guru
Jumlah Siswa = 1720
30 = 57,33
Tabel 4.6 terlihat bahwa dari aspek atau aktivitas yang bervariasi mulai dari lembar observasi siswa pada pertemuan pratindakan hingga pertemuan siklus
I mengalami peningkatan, didapatkan rata-rata 57,33 dengan kategori keaktifan berprestasi peserta didik mengalami tingkat perkembangan dalam pembelajaran.
Hasil observasi siswa pada siklus I ini dapat memotivasi siswa pada proses kegiatan pembelajaran serta siswa lebih rajin lagi dalam pembelajaran bahasa
Indonesia.
Tabel 4.7 Nilai Pemahaman Bacaan Pertemuan Siklus I
No Urut
Subje k
Aspek Penilaian Skor
Katergori Perolehan
Skor 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 1
10 10 10
- 10
10 10
10 10 10
90 Baik
Sekali 2
10 -
10 10
- 10
- 10
10 10 70
Lebih dari cukup
3 10 10
- -
10 10
- 10
10 10 70
Lebih dari cukup
4 10
- 10
10 10
- 10
10 10 10
80 Baik
5 10 10
- 10
- 10
10 -
10 10 70
Lebih dari cukup
6 10
- 10
10 10
- -
10 10 10
70 Lebih dari
cukup 7
10 -
10 -
10 10
10 10
10 10 80
Baik 8
10 -
10 10 -
10 10
10 10 10
80 Baik
9 10
- 10
- 10
10 10
10 10 10
80 Baik
10 10 10
- 10
10 10
- -
10 10 70
Lebih dari cukup
11 10
- 10
- 10
10 10
10 10 10
80 Baik
12 10 10
10 10
10 -
10 10
- 10
80 Baik
13 10
10 10
10 10
10 10
70 Lebih dari
cukup 53
14 10 10
10 10
- 10
10 10
10 10 90
Baik sekali
15 10 10
10 10
- 10
10 10
10 10 90
Baik sekali
16 10 10
10 10
10 10
- 10
10 10 90
Baik
sekali
17 10
- 10
- -
10 10
10 10 10
70 Lebih dari
cukup 18
10 10 10
- 10
10 -
10 -
10 70
Lebih dari cukup
19 10
- 10
- 10
10 10
10 10 10
80 Baik
20 10 10
- 10
- 10
10 10
10 10 80
Baik 21
10 -
10 -
10 10
10 10
10 10 80
Baik
22 10
- 10
10 10
- 10
10 10 10
80 Baik
23 10
- 10
10 10
- 10
10 10 10
80 Baik
24 10 10
10 -
10 10
10 10
- 10
80 Baik
25 10 10
10 10
- 10
10 10
- 10
80 Baik
26 10
- 10
- 10
10 10
10 -
10 70
Lebih dari cukup
27 10
- 10
- 10
10 10
10 10 10
80 Baik
28 10 10
10 10
10 -
10 10
10 10 90
Baik sekali
29 10 10
10 -
10 10
10 10
10 10 90
Baik sekali
30 10 10
10 -
- 10
- 10
10 10 70
Lebih dari cukup
Total skor 2360
Soal latihan siklus I lihat lampiran 2 Keterangan nilai dengan angka
100 = Istimewa 90 = Baik sekali
80 = Baik 70 = Lebih dari cukup
60 = Cukup 50 = Hampir cukup
40 = Kurang 30 = Kurang sekali
20 = Buruk 10 = Buruk Sekali
Total Skor = Jumlah Skor yang didapat Guru
Jumlah Siswa 54
= 2360 30
= 78.67 Berdasarkan hasil rata-rata diperoleh tingkat pembelajaran pada siklus
pertama, maka penugasan tertinggi, penugasan terendah, dan rata-rata tingkat penugasan yang dirangkum dalam tabel 4.8.
Tabel 4.8 Presentasi Tingkat Pemahaman Bacaan
Pertemuan Siklus I Tingkat Penugasan
Siklus I
Nilai teringgi siswa 90
Nilai terndah siswa 70
Rata-rata 78,67
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, terlihat bahwa nilai refleksi siklus I dari nilai KKM 75 adanya peningkatan, yaitu nilai rata-rata 78,67 dan ada beberapa
siswa yang mendapatkan nilai terbaik dengan point 80 dan 90. Dari pertanyaan yang diberikan siswa dapat menjawab dengan tepat, hal ini terjadi karena siswa
tersebut termasuk siswa yang rajin belajar dan sering membaca. Tetapi masih terdapat siswa yang mendapatkan nilai sedang hal itu terjadi karena siswa tersebut
masih belum benar memahami benar isi gambar dengan baik. Proses pembelajaran pada siklus I ini secara keseluruhan mengalami
perubahan ke arah yang lebih baik. Namun, peningkatan tersebut belum mencapai hasil yang diharapkan sehingga diperlukan siklus tambahan agar memahami
bacaan kepada siswa dapat maksimal. d.
Refleksi Dalam kegiatan belajar pemahaman bacaan melalui media gambar telah
berhasil membuat siswa lebih antusias. Peningkatan pemahaman siswa dalam proses belajar terlihat aktif. Hal tersebut dapat dilihat pada lembar observasi.
Penerapan media gambar dalam memahami bacaan membuat siswa lebih tertarik untuk belajar bahasa Indonesia. Namun rata-rata skor yang di dapat dari siswa
55
dikatakan cukup berhasil dengan rata-rata 78,67 maka dilanjutkan kegiatan siklus II agar keberhasilan siswa dapat dikatakan berhasil.
3. Temuan Penelitian Pembelajaran Siklus II
a. Perencanaan
Pada perencanaan siklus II, peneliti merencakan tindakan yang akan dilaksanakan. Tindakan diberikan hampir sama dengan tindakan siklus I, namun
ada sedikit perubahan dan tambahan, untuk memperbaiki tindakan siklus II. Adapun rincian perencanaan pelaksanakan tindakan siklus II, yaitu
1 Peneliti merencanakan tindakan lanjut untuk mencari solusi dalam
mengatasi masalah pada siklus I 2
Peneliti menyusun langkah pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
3 Peneliti menyiapkan media pembelajaran yang lebih menarik dari siklus I,
agar peserta didik dapat memahami materi yang diajarkan. b.
Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan pada siklus II, dilakukan hari Selasa, 20 Mei 2014.
1 Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama siklus II ini akan dilaksanakan proses pembelajaran diawali dengan membahas soal-soal pada siklus I yang belum
dipahami peserta didik. Setelah pembahasan soal tersebut, kemudian peneliti meminta peserta didik untuk memberikan penjelasan mengenai materi yang
dijelaskan pada siklus I sehingga dengan kegiatan tersebut peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran. Setelah beberapa peserta didik menjelaskan gagasan
utama, tema, dan pengembangan dalam sebuah bacaan, kemudian peneliti memberikan contoh media gambar yang lebih menarik lagi dan peserta didik
dengan mudah memahami isi dari bacaan tersebut. Sebelum proses pembelajaran berakhir peneliti menyimpulkan kegiatan
pembelajaran pada pertemuan siklus II. Peserta didik tampak memperhatikan dengan seksama. Pelajaran diakhiri dengan bunyi bel bahwa jam pertama sudah
berakhir dan berlanjut untuk jam kedua. 56
2 Pertemuan kedua
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua siklus II dilakukan dengan memperlihatkan media gambar yang lebih menarik kemudian peserta didik
diberikan 10 soal pilihan ganda dengan menggunakan media gambar yang lebih tertarik dengan peserta didik. Saat pembagian soal, peserta didik mulai antusias
untuk membaca teks tersebut. Peserta didik diminta untuk mencari gagasan utama, tema, hal yang
menarik dari bacaan dan lain sebagainya. Mereka sudah mulai memahami isi bacaan, dan lebih antusias dalam mengerjakan soal yang diberikan. Bahkan dari
mereka sudah tidak sungkan lagi untuk bertanya kepada peneliti untuk hal yang mereka belum ketahui, jika merasa kesulitan tanpa menunggu peneliti bertanya
terlebih dahulu.
Gambar 5 Proses kegiatan belajar mengajar kelas VII-4 Siklus II
57
c. Pengamaan
Setelah dilakukan tindakan dengan media gambar yang lebih menarik pada kegiatan belajar dalam pemahaman bacaan siswa, peneliti melakukan pengamatan
bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Pengamatan dilakukan oleh peneliti, untuk mengamati keaktifan peserta didik dalam pembelajaran. Pada pertemuansiklus II
pengamatan atau observasi berlangsung baik, karena peneliti sudah dapat mengenal semua peserta didik. Hasil pengamatan peserta didik melalui lembar
observasi dapat dilihat pada tabel 4.9
Tabel 4.9 Hasil Rata-rata Keaktifan siswa dalam Pembelajaran
Pertemuan Siklus II
No Urut Subjek
Aspek Penilaian Jumlah
1 2
3 4
5 6
7 1
30 20
10 10
10 10
90 2
20 10
10 10
10 60
3 30
10 10
10 60
4 30
10 10
10 10
70 5
20 10
10 10
10 60
6 30
10 10
10 10
70 7
30 20
10 10
10 10
90 8
30 20
10 10
10 80
9 30
10 10
10 10
10 80
10 30
20 10
10 70
11 30
20 10
10 10
80 12
30 10
10 10
60 13
30 10
10 10
10 70
14 30
20 10
10 70
15 30
20 10
10 10
10 90
16 30
20 10
10 10
10 90
17 30
20 10
10 10
10 90
18 20
10 10
10 10
60 19
30 20
10 10
10 80
20 30
10 10
10 10
70 21
20 10
10 10
10 60
22 30
10 10
10 60
58
23 20
10 10
10 10
10 70
24 30
20 10
60 25
30 10
10 10
60 26
30 10
10 10
60 27
30 20
10 10
70 28
30 10
10 10
60 29
20 10
10 10
10 60
30 20
10 10
10 10
60 Skor
690 380
190 220 190 230
210 Jumlah
2110 Keterangan:
Skor Penilaian Pengamatan Siswa: 1.
Siswa memperhatikan penjelasan pendidik : 30
2. Siswa dapat memberikan jawaban atas pertanyaan
: 20 3.
Siswa mengemukakan pendapat : 10
4. Siswa dapat mengerjakan tugas dengan tepat waktu
: 10 5.
Siswa dampak antusias selama mengikuti pembelajaran : 10
6. Siswa dapat menerima materi dengan baik
: 10 7.
Siswa terlibat langsung dalam kegiatan selama pembelajaran :10
Total Skor = Jumlah Skor yang didapat Guru
Jumlah Siswa = 2110
30 = 70,33
Tabel 4.9 terlihat bahwa dari aspek atau aktivitas yang bervariasi mulai dari lembar observasi siswa pada pratindakan, siklus I, sampai siklus II
mengalami peningkatan, didapatkan rata-rata 70,33 siswa mampu lebih aktif dalam pembelajaran.
Hasil observasi peserta didik pada siklus II ini dapat memotivasi peserta didik pada proses kegiatan pembelajaran serta siswa lebih rajin lagi dalam
pembelajaran bahasa Indonesia 59
Dengan adanya data-data yang mengarah pada meningkatnya kemampuan memahami suatu bacaan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, maka penelitian
dapat dihentikan pada siklus II dan dianggap penggunaan media gambar dapat meningkatkan pemahaman bacaan siswa dalam kegiatan belajar. Hasil skor akhir
siswa pada Siklus II dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Nilai Pemahaman Bacaan Pertemuan Siklus II
No Urut
Subjek
Aspek Penilaian Skor
Kategori Perolehan
Skor
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
1 10
10 10
10 10
10 10
10 10
10 100
Istimewa 2
10 10
10 10
10 10
10 10
80 Baik
3 10
10 10
10 10
10 10
10 80
Baik 4
10 10
10 10
10 10
10 10
10 90
Baik sekali
5 10
10 10
10 10
10 10
10 80
Baik 6
10 10
10 10
10 10
10 10
80 Baik
7 10
10 10
10 10
10 10
10 80
Baik 8
10 10
10 10
10 10
10 10
80 Baik
9 10
10 10
10 10
10 10
10 10
90 Baik
sekali 10
10 10
10 10
10 10
10 10
80 Baik
11 10
10 10
10 10
10 10
10 80
Baik 12
10 10
10 10
10 10
10 10
80 Baik
13 10
10 10
10 10
10 10
10 80
Baik 14
10 10
10 10
10 10
10 10
10 10
100 Baik
15 10
10 10
10 10
10 10
10 10
10 100
Istimewa 16
10 10
10 10
10 10
10 10
10 10
100 Istimewa
17 10
10 10
10 10
10 10
10 80
Istimewa 18
10 10
10 10
10 10
10 10
10 90
Baik 19
10 10
10 10
10 10
10 10
10 10
100 Baik
sekali 20
10 10
10 10
10 10
10 10
80 Istimewa
21 10
10 10
10 10
10 10
10 10
90 Baik
22 10
10 10
10 10
10 10
10 80
Baik sekali
23 10
10 10
10 10
10 10
10 10
10 100
Baik 60
24 10
10 10
10 10
10 10
10 10
90 Istimewa
25 10
10 10
10 10
10 10
10 10
90 Baik
sekali 26
10 10
10 10
10 10
10 10
80 Baik
sekali 27
10 10
10 10
10 10
10 10
10 90
Baik 28
10 10
10 10
10 10
10 10
80 Baik
sekali 29
10 10
10 10
10 10
10 10
80 Baik
30 10
10 10
10 10
10 10
10 80
Baik
Jumlah
2590 Keterangan
Soal latihan siklus II lihat lampiran 3 100 = Istimewa
90 = Baik sekali 80 = Baik
70 = Lebih dari cukup 60 = Cukup
50 = Hampir cukup 40 = Kurang
30 = Kurang sekali 20 = Buruk
10 = Buruk Sekali
Total Skor = Jumlah Skor yang didapat Guru
Jumlah Siswa
= 2590 30
= 86,33 Berdasarkan hasil rata-rata diperoleh tingkat pembelajaran pada siklus II,
maka penugasan tertinggi, penugasan terendah, dan rata-rata tingkat penugasan yang dirangkum dalam tabel 4.11.
61
Tabel 4.11 Presentasi Tingkat Pemahaman Bacaan
Pertemuan Siklus II Tingkat Penugasan
Siklus II
Nilai tertinggi siswa 100
Nilai terendah siswa 80
Rata-rata 86,33
Berdasarkan tabel 4.11 di atas, terlihat bahwa nilai refleksi siklus II dari nilai KKM 75 adanya peningkatan, yaitu nilai rata-rata 86,33 dan ada beberapa
peserta didik yang mendapatkan nilai terbaik dengan point 90 dan 100. Dari pertanyaan yang diberikan siswa dapat menjawab dengan tepat, hal ini terjadi
karena siswa tersebut termasuk siswa yang rajin belajar dan sering membaca dengan didukung dalam penggunaan media gambar yang menarik, maka siswa
mampu menjawab pertanyaan dengan tepat. Proses pembelajaran pada siklus II ini secara keseluruhan mengalami
perubahan yang lebih membaik dari siklus I. Peningkatan siswa dalam penelitian siklus II mengalami peningkatan pemahaman dalam bacaan sehingga siswa
mampu memahami dari bacaan tersebut, serta menjawab pertanyaan dengan tepat. d.
Refleksi Dalam proses pembelajaran memahami bacaan melalui media gambar
telah berhasil membuat siswa lebih semangat dalam belajar dan memahami isi bacaan. Peningkatan pemahaman bacaan dalam proses pembelajaran siswa terlihat
aktif. Hal tersebut dapat dilihat pada lembar observasi. Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dapat disimpulkan bahwa
penerapan media gambar dalam memahami bacaan dapat meningkatkan pemahaman siswa yang signifikan sehingga tidak diperlukan lagi adanya tindakan
pada siklus selanjutnya. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari suasana belajar yang lebih menyenangkan dan antusias siswa dalam proses pembelajaran.
62
D. Pemeriksaan Keabsahan Data
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, instrumen tes yang digunakan adalah penugasan pemahaman bacaan. Selain mengunakan tes
pemahaman penelitian ini juga menggunakan lembar observasi kepada siswa pada setiap akhir pertemuan.
Untuk mengetahui kebenaran dan memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dilakukan member check. Kegiatan ini meliputi memeriksa kembali
keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi dari narasumber, memeriksa apakah informasi tersebut tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga
dapat dipastikan keasliannya, dan memastikan kebenaran data. Seperti menggunakan tespenugasan dan lembar observasi, dalam hal ini seluruh siswa
mengisi instrumen tersebut dengan baik dan sesuai pendapat mereka masing- masing.
Keseluruhan instrumen observasi pada pertemuan kedia ini diisi oleh beberapa siswa dengan 90 poin karena dalam pertemuan kali ini pendidik
mengajar dengan metode dan media yang lebih menarik. Selain observasi untuk mengetahui aktivitas siswa pada setiap pertemuan, tetapi untuk mengetahui
pemahaman dan penugasaan siswa terhadap materi yang diberikan, dilakukan dengan memeriksa tes akhir siswa. Soal tes dibuat dengan silabus sekolah
mengenai kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tes akhir siklus digunakan untuk melengkapi data pengamatan peneingkatan memahami
bacaan melalui media gambar pada pembelajaran bahasa Indonesia. 63
E. Analisis Data
Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari berbagai sumber baik tes maupun nontes. Diantaranya sebagai berikut.
1. Data Hasil Tes Siklus
Tabel 4.12 Data Perolehan Nilai Tes Pada Akhir Siklus
No Urut Subjek
Skor Pratindakan
Skor Siklus I Skor Siklus
II 1
70 90
100 2
60 70
80 3
60 70
80 4
70 80
90 5
50 70
80 6
50 70
80 7
80 80
80 8
50 80
80 9
80 80
90 10
20 70
80 11
60 80
80 12
80 80
80 13
50 70
80 14
80 90
100 15
80 90
100 16
80 90
100 17
40 70
80 18
70 70
90 19
80 80
100 20
40 80
80 21
80 80
90 22
50 80
80 23
60 80
100 24
70 80
90 25
60 80
90 26
70 70
80 27
60 80
90 28
80 90
80 29
80 90
80 30
50 70
80 Jumlah rata-
rata keseluruhan
63,67 78,67
86,33 64
Indikator ketuntasan belajar siswa mendapatkan nilai KKM 75 pada siklus II, berarti siswa telah tuntas belajar materi ini. dilihat dari persentase,
tingkat penguasaan belajar untuk akhir siklus mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata pada pratindakan dengan skor rata-rata 63,67,
tetapi pada refleksi I siklus I mulai meningkat dengan skor 78,67 dan mengalami peningkatan pada refleksi II siklus II dengan skor 86,33.
2. Lembar Observasi
Setiap melakukan tindakan pembelajaran, lembar observasi juga digunakan untuk menganalisis dan merefleksi setiap siklus tindakan pembelajaran.
Hasil observasi itu dapat di lihat pada tabel 4.13
Tabel 4.13 Hasil rata-rata keaktifan siswa dalam pembelajaran
No Proses KBM
Pratindakan Siklus I Siklus II
1 siswa
memperhatikan penjelasan
Pendidik 510
600 690
2 siswa dapat memberikan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan 200
280 380
3 siswa mengemukakan pendapat
110 160
190
4 siswa dapat mengerjaan tugas dengan
baik, tepat pada waktunya 170
180 220
5 siswa tampak antusias mengikuti
pembelajaran 130
130 190
6 siswa dapat menerima materi dengan
baik 150
210 230
7 siswa terlibat langsung dalam kegiatan
selama pembelajaran 120
160 210
Jumlah 1390
1720 2110
Jumlah rata-rata keseluruhan 46,33
57,33 70,33
65
Berdasarkan tabel 4.13 dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran bahasa Indonesia rata-rata keseluruhan skor keaktifan siswa
pada rencana pratindakan siswa pasif dalam pembelajaran, karena dalam pratindakan siswa sungkan untuk menanyakan apa yang belum diketahui dalam
bacaan tersebut. Dalam siklus I mulai aktif dalam bertanya maupun dalam memberikan argumen pada jawabannya, serta mampu memahami isi bacaan
melalui media gambar. Pada siklus II siswa sudah terbiasa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dengan berani, mereka mampu aktif dalam pembelajaran di
kelas melalui media gambar yang lebih menarik. Rata-rata skor keaktifan siswa sudah meningkat secara baik dalam
mengikuti pembelajaran, penggunaan media gambar yang menarik pun membuat siswa mampu memahami isi bacaan dengan cepat dan menjawab pertanyaan
dengan tepat.
F. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hasil Pratindakan
Berdasarkan soal pilihan ganda pada pratindakan menunjukkan hasil pertemuan pratindakan kurang dari KKM 75, yaitu 63,67. Memerhatikan
pencapaian siswa tersebut, dapat dikatakan bahwa peningkatan memahami bacaan masih rendah. Hal ini mungkin disebabkan oleh kesulitan siswa dalam memahami
isi bacaan. Maka dari itu tindakan dilanjutkan ke pertemuan siklus I. 2.
Hasil Siklus I dan Siklus II Siklus I menunjukkan adanya peningkatan karena perbaikan-perbaikan di
antaranya, perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Dari keempat langkah tersebut peneliti merupakan hasil yang memuaskan, yaitu dapat dilihat
bahwa pada siklus I hasil yang didapat dengan skor 78.67 dibandingkan dengan hasil pratindakan, yaitu dengan skor 63,67. Namun, pada penelitian siklus II pun
mengalami peningkat yang lebih tinggi, yaitu dengan skor 86,33. Ini membuktikan bahwa penelitian siklus II ini siswa lebih termotivasi dalam
memahami bacaan melalui media gambar. 66
Media gambar dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat meningkatkan pemahaman bacaan karena siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, sehingga
mempermudah siswa dalam menjawab soal dari bacaan tersebut. Pada awalnya peneliti menjelaskan materi dengan menerapkan media gambar, siswa
memperhatikan maka siswa pun dapat memahami bacaan dengan baik. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada hasil akhir siklus II dan observasi.
Kemampuan memahami bacaan siswa meningkat pada siklus II diiringi peningkatan rata-rata keseluruhan indikator yang terdapat dalam belajar.
Penelitian diakhiri siklus karena telah memenuhi kriteria keberhasilan penelitian. Seiring dengan meningkatnya kemampuan siswa dalam memahami bacaan
karena terdapatnya sikap antusias, memperhatikan penjelasan pendidik, serta mengerjakan soal dengan sungguh-sungguh, membuat siswa lebih memahami
materi yang telah dipelajari. Dilihat dari hasil tes siswa maka akan terlihat peningkatan kemampuan
memahami bacaan sebelum dan sesudah menggunakan media, hasil itu dapat dilihat.
Hasil pratindakan
70 60 60
70 50 50 80 50 80 20 60 80 50 80
80 80
40 70 80
40 80 50 60 70 60 70 60 80 80 60
Hasil siklus I
90 70 70
80 70 70 80 80 80 70 80 80 70 90
90 90
70 70 80
80 80 80 80 80 80 70 80 90 90 70
Hasil siklus II
100 80 80 90 80 80 80
80 90 80 80 80 80 100 100 100 80
90 100 80 90 80 100 90 90 80 90 80 80 80
67