menambah pengetahuan tetapi juga menambah wawasan pengalaman dari berbagai sumber sesuai dengan apa yang dibacanya. Dengan membaca siswa juga
dapat mempelajari nilai-nilai moral dalam hidup. Maka membaca pemahaman perlu ditingkatkan dan dikuasai siswa agar dapat memahami bacaan.
Proses pemahaman dalam membaca melibatkan dua hal pokok, yaitu pengetahuan yang telah dijumpai oleh pembaca, pengetahuan tentang struktur
teks, dan kegiatan menemukan makna. Kegiatan pemahaman dalam bacaan harus menguasai bahasa dan tulisan yang digunakan dalam bacaan yang dibacanya dan
mampu menangkap informasi atau isi bacaan tersebut. Untuk dapat memahami isi suatu bacaan dengan baik diperlukan adanya kemampuan membaca pemahaman
dengan baik pula. Untuk memahami sebuah bacaan siswa harus fokus dengan apa yang
dibaca agar dapat memahami dengan jelas ide pokok atau gagasan utama, serta adanya beberapa kalimat penjelas yang terdapat dalam bacaan, maka perlu
peningkatan pemahaman yang jelas agar siswa dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pendidik.
Dalam membaca siswa memerlukan pemahaman terhadap pokok pikiran dan mampu memahami informasi apa yang terdapat dalam bacaan tersebut.
Sehingga bisa menarik siswa untuk bisa membaca dengan fokus. Dengan demikian siswa dituntut untuk dapat memahami bacaan agar dapat memahami
bacaan. Dari kebanyakan siswa di sekolah biasanya kurang dapat memahami
bacaan karena siswa hanya membaca sekilas dari bacaan tersebut. Hal itu dibuktikan pada saat siswa diberikan tugas oleh pendidik mata pelajaran, siswa
sering kali tidak menjawab soal yang sesuai dengan apa yang ditanyakan, karena itu diakibatkan dengan kurang kefokusannya saat mereka sedang membaca
sehingga mereka tidak dapat memahami apa yang dijelaskan atau informasi yang diterima siswa setelah membaca. Dengan demikian pendidik harus sering
memberikan tugas membaca kepada siswa dan memberikan media yang baik dalam kegiatan belajar membaca pemahaman, sehingga siswa dapat menjawab
4
pertanyaan dengan baik dan tepat. Semakin pendidik memberikan tugas membaca maka siswa dapat terlatih dalam memahami apa yang dibacanya.
Untuk memberikan peningkatan pemahaman kepada siswa, maka kegiatan pembelajaran harus dikemas dan disajikan secara menarik. Tidak sedikit, metode
dan cara pembelajaran telah dikembangkan dan dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam pelaksanaannya, kegiatan pembelajaran tidak dapat terlepas
dari penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam proses
pembelajaran. Pemanfaatan media merupakan bagian yang harus mendapat perhatian pendidik sebagai fasilotator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh
karena itu, setiap pendidik perlu mempelajari bagaimana menetapan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam
proses pembelajaran. Salah satu media yang dapat digunakan pendidik dalam upaya
meningkatkan prestasi membaca peserta didik melalui media gambar. Media gambar diberikan agar siswa dapat memahami sebuah peristiwa yang terdapat
dalam gambar, melatih daya tanggap siswa dalam memahami bacaan dengan melihat gambar. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran membaca
dimaksudkan agar pemahaman peserta didik terhadap isi bacaan. Media gambar ini memancing siswa untuk lebih aktif bertanya dan berpendapat mengenai isi
bacaan. Berdasarkan uraian di atas maka penulis menganggap penting untuk
meneliti dengan judul “Peningkatan Kemampuan Memahami Bacaan Melalui Media Gambar pada Siswa Kelas VII-4 SMP Darussalam Ciputat Tahun Pelajaran
20132014”. 5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah
– masalah sebagai berikut :
1.
Rendahnya hasil belajar siswa
2.
Penggunaan media dan metode pembelajaran yang monoton
3.
Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami bacaan
4.
Siswa pasif dalam menerima materi pelajaran
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka peneliti membatasi masalah pada
“Peningkatan Kemampuan Memahami Bacaan Melalui Media Gambar di kelas VII-4 Sekolah Menengah Pertama SMP
Darussalam Ciputat Semester Genap Tahun Pelajaran 20132014
”.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Bagaimana meningkatkan
kemampuan memahami bacaan melalui media gambar di kelas VII-4 SMP Darussalam Ciputat semester genap tahun pelajaran 20132014
?”
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui peningkatan memahami bacaan di SMP Darussalam, sedangkan secara khusus bertujuan untuk
“Mengetahui peningkatan memahami bacaan melalui media gambar di kelas VII-4 SMP Darussalam Ciputat tahun pelajaran 20132014
.” 6
F. Manfaat Penelitian
Manfaat Teoretis : 1.
Guru Penelitian ini supaya menjadikan penambahan bahan ajar bagi guru dapat
memahami sebuah bacaan dengan baik.
2. Peneliti
Penelitian ini juga berguna untuk meningkatkan kemampuan memahami bacaan melalui media gambar.
3. Siswa
Penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan memahami bacaan siswa melalui media gambar.
Manfaat Praktis : 1.
Guru Dengan adanya penelitian ini, guru dapat memberikan motivasi siswa
dalam praktik pembelajaran. 2.
Peneliti Peneliti dapat memperoleh solusi yang muncul dalam kaitannya dengan
materi membaca di kelas. 3.
Siswa siswa termotivasi untuk gemar dalam membaca.
7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Perbedaaan Keterampilan dan Kemampuan
1. Keterampilan Membaca
Keterampilan membaca dapat dibedakan menjadi beberapa klasifikasi: 1 membaca pemahaman; 2 membaca ekstensif; 3 membaca cepat. Secara praktis,
membaca dapat dibedakan menjadi: membaca lisan dan membaca dalam hati. Sebagai suatu keterampilan berbahasa, membaca merupakan suatu hal yang harus
dipenuhi oleh semua anggota komunitas yang membuka diri dalam cakrawala pemikiran positif, referensial, berpikiran luas multidimensional, dan ke arah depan
demi kemajuan kualitas hidup dan kehidupan manusia. Membaca merupakan satu dari empat keterampilan berbahas
a. “Dalam komunikasi tulisan, lambang-lambang bunyi bahasa di ubah menjadi lambang-
lambang tulisan atau huruf-huruf menurut alfabet .”
1
Membaca merupakan “proses berpikir untuk dapat memahami bacaan. Seorang pembaca terlebih dahulu harus
memahami kata-kata dan kalimat yang dihadapi melalui proses asosiasi dan eksperimental, kemudian membuat kesimpulan dengan menghubungkan isi
preposisi yang terdapat dalam materi bacaan .”
2
Membaca adalah salah satu keterampilan berbahasa untuk menambah wawasan serta membina daya nalar seseorang. Brigid Smith berpendapat bahwa
“reading began to be regarded as a whole language activity in which context, prediction and meaning were as important as the structure of the sentence or the
discrete parts of the words. ”
3
Artiny a “membaca dapat didefinisikan sebagai
kegiatan berbahasa secara keseluruhan yang didalamnya terdapat konteks, prediksi, dan makna yang sama pentingnya dengan struktur kalimat atau bagian-
bagian dari struktur kata.”
1
Alex. A dan H. Achmad, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Kencana, 2010, h. 74
2
Novi Resmini, dkk, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi, Bandung: UPI PRESS, 2006, h. 80
3
Brigid Smith, Through Writing to Reading; Classroom Strategis for Supportinf Literacy, New York: Routledge, 1997, h. 7
8
Membaca adalah salah satu proses kejiwaan yang sangat rumit yang berlangsung pada diri pembaca.
4
Pada dasarnya pembaca merekonstruksi amanat atau isi yang tersurat dan yang tesurat atau yang tersirat dalam bacaan yang
dihadapinya. Kemampuan membaca adalah hasil proses belajar dan pembentukan yang terus menerus. Menurut pendapat para ahli, kemampuan ini bukanlah
warisan biologis turun-temurun seperti halnya warna kulit, bentuk rambut, dan ciri-ciri jasmani lainnya.
Menurut Caroline, “reading is a set of skills that involves making sense
and deriving meaning from the printed word. In order to read, we must be able to decode sound but the printed word and also comprehend what we read.”
5
Artinya: “ membaca adalah seperangkat keterampilan yang meliputi sesuatu yang masuk akal dan kata yang mempunyai makna dari kata yang dicetak. Agar bisa
membaca, kita harus mampu mengucapkan kata yang dicetak dan juga mengerti apa yang kita baca. Dengan demikian pembaca harus mampu menyusun makna
apa yang tertuang dalam kalimat-kalimat yang demikian oleh penulis, kemudian mengembangkan pengertian-pengertian sesuai dengan kemampuan berpikirnya
sendiri serta secara luas dan mendalam dari apa yang telah dibaca. Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat ahli bahwa dengan
keterampilan yang dimiliki seseorang dengan membaca dapat menambah wawasan yang belum diketahuinya, baik membaca buku maupun membaca koran.
Keterampilan membaca mempengaruhi kebiasaan dan budaya membaca. Orang yang mempunyai hobi membaca secara reflektif senantiasa meningkatkan
kualitas membacanya. Dalam diri seorang akan terbina tata cara yang baik dan benar serta situasional sesuai dengan keadaan yang ada di sekitarnya. Hobi
membaca merupakan suatu kebutuhan batiniah yang senantiasa harus dipenuhi setiap hari sebelum bersangkutan istirahat setelah lelah menjalankan fungsi, peran
tanggung jawab, dan kewajibannya berkaitan dengan status, baik struktural atau fungsional sosial.
4
M. Silitonga, dkk, Kemampuan Berbahasa Indonesia Siswa Kelas III SMP Sumatra Utara: Membaca dan Menulis, Jakarta: DEPDIKBUD, 1984, h. 8
5
Caroline T, Linse, Partical English Language Teaching Young Learners, New York: McGraw-Hill, 2006, h. 69
9