Ciri-ciri Kemampuan Memahami Bacaan
yang dialami sang tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya reading for main ideas.
c. Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap
bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan ketiga untuk mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita reading for main ideas.
d. Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan
seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang kepada para pembaca, dan kualitas-kualitas para tokoh yang membuat mereka
berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi reading for inference.
e. Membaca untuk menemukan apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai
seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut
membaca untuk
mengelompokkan, membaca
untuk mengklasifikasikan reading to classify.
f. Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan
ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh sang tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini
disebut membaca menilai, membaca mengevaluasi reading ro evaluate. g.
Membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua
cerita mempunyai persamaan, dan bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk membandingkan atai mempertentangkan
reading to compare or contrast.
23
Ada beberapa pengembangan tujuan dalam membaca antara lain: a.
Penyesuaian antara kecepatan membaca dengan tujuan yang ingin dicapai dan taraf kesulitan bahan. Penyesuaian ini menghasilkan berbagai jenis
membaca, yaitu membaca survei, membaca selintas, dan pemahaman bacaan.
b. Pengamatan bacaan. Pengamatan ini mencakup kegiatan memerhatikan
kesanggupan untuk kecepatan membaca dengan tujuan dan kesulitan bacaan, mengenai kebutuhan akan pemahaman melalui penjelasan tujuan,
23
Alex. A dan H. Achmad, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Kencana, 2010, h. 75-76
18
konsep, serta keperluan untuk membaca ulang. Kegiatan lain yang tekstual, fonemik, struktural, serta daftar kata untuk memahami kata-kata.
c. Pengembangan pemahaman.
d. Kegiatan latihan keterampilan dasar yang mencakup diskusi, membaca
lebih lanjut, dan menulis.
24
Pemahaman terhadap bacaan dapat dipandang sebagai suatu proses yang bergulir, terus-menerus, dan berkelanjutan. Membaca pemahaman sebagai suatu
proses mempercayai bahwa upaya memahami bacaan sudah terjadi ketika peserta didik belum membaca buku apapun. Kemudian, pemahaman itu menapaki tahapan
yang berbeda dan terus berubah saat baris demi baris, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf dari bacaan mulai dibaca. Selanjutnya, pemahaman bacaan
itu akan mencapai tahapan yang lain ketika peserta didik sampai pada bagian terakhir bacaan itu, yakni ketika menutup buku, novel atau yang lainnya.
Penetapan tujuan membaca bagi peserta didik harus memenuhi dua syarat, yaitu “1 menggunakan pernyataan yang jelas tepat tentang apa yang harus
diperhatikan atau dicari oleh siswa ketika membaca, dan 2 memberikan gambaran yang mudah ditangkap oleh siswa tentang apa yang semestinya mampu
mereka lakukan setelah selesai membaca .”
25
Ketika peserta didik membaca suatu bacaan, tujuan sebenarnya bukan untuk mencari kata dan gambar secepat mungkin namun untuk mengidentifikasi
dan memahmi makna dari suatu bacaan tersebut seefisien mungkin dan kemudian mentransfer informasi ini ke dalam memori jangka panjang dalam otak peserta
didik. Bayangkan apabila peserta didik sedang mencari harta karun di suatu
danau, adalah tidak mungkin untuk menyelami setiap meter dari danau tersebut. Langkah yang benar, adalah peserta didik harus memulai dengan menyewa kapal
yang dilengkapi dengan radar untuk mendeteksi setiap barang yang mungkin serupa dengan harta karun. Dengan cara ini, maka seluruh danau telah diseleksi
dengan cepat, menandai area-area tertentu yang dicurigai dan baru memulai menyelam di area tersebut. Dengan cara ini, maka kemungkinan peserta didik
24
Ibid,.h. 75-76
25
Tata Hartati, dkk, Pendidikan Bahasa Indonesia di Kelas Rendah, Bandung: UPI PRESS, 2008, h. 255
19