KESIMPULAN DAN SARAN Pengaruh faktor fundamental perusahaan terhadap beta saham syariah (studi pada Jakarta Islamic Index tahun 2004-2010)

viii DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran 15 Gambar 2.1 Bagan Resiko 28 Gambar 2.2 Penggambaran Beta 36 Gambar 4.1 Uji Normalitas Dengan Grafik 81 Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas 82 ix DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Harga Saham dan Perhitungan Return 109-132 Tahun 2004 – 2010 Lampiran 2. Beta Saham Output SPSS 133- 149 Tahun 2004 - 2010 Lampiran 3. Data Nilai ROE, DER, EPS dan PER 149 Tahun 2004 – 2010 Lampiran 4. Output SPSS Perhitungan Regresi Linear Berganda 150-154 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ajaran Islam menganjurkan umatnya untuk melakukan kegiatan ekonomi yang produktif dan menghasilkan, dan dengan cara-cara yang halal. Kegiatan investasi merupakan salah satu cara untuk mendapatkan imbal hasil dari harta yang dimiliki. Hal tersebut sesuai dengan definisi investasi yaitu penempatan sejumlah kekayaan untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. 1 Pasar modal merupakan salah satu media investasi bagi masyarakat diantara berbagai pilihan investasi lainnya. Oleh karena itu, kebutuhan berinvestasi yang sesuai dengan syariah termasuk sarana investasi di pasar modal sangat dibutuhkan oleh investor yang selama ini belum mau berinvestasi di pasar modal karena alasan kesyariahan. Untuk mengakomodasi kebutuhan investor yang berniat melakukan investasi yang sesuai syariah, maka pada tanggal 3 Juli tahun 2000, Bursa Efek Jakarta BEJ bekerjasama dengan Danareksa Investment Management mengembangkan indeks syariah atau Jakarta Islamic Index. Indeks syariah merupakan kumpulan saham- saham yang memenuhi kriteria investasi dalam syariat Islam. 1 Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Modal Syariah Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008, Edisi Revisi, Cetakan Ke-2, h.7. 2 Pasar modal syariah Islamic Stock Market atau bursa efek syariah adalah kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan efek syariah perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga profesi yang berkaitan dengannya, dimana semua produk dan mekanisme operasionalnya berjalan tidak bertentangan dengan hukum muamalah Islamiyah. 2 Perkembangan indeks saham syariah pertama kali justru dikembangkan di negara yang penduduknya bukan mayoritas bergama Islam, yaitu di Amerika Serikat. Dow Jones Index pertama kali memperkenalkan indeks syariah pada tahun 1999 dengan membentuk Dow Jones Islamic Market Index DJIM. Perbedaan mendasar antara bursa efek konvensional dengan bursa efek syariah adalah bursa efek konvensional dalam perdagangan efeknya tidak mempertimbangkan unsur syariah. Disamping itu, perbedaan indeks konvensional dengan indeks Islam adalah indeks konvensional memasukkan seluruh saham yang tercatat dibursa dengan mengabaikan aspek halal haram, yang penting saham emiten yang terdaftar listing sudah sesuai aturan yang berlaku. 3 Produk investasi berupa saham pada prinsipnya sudah sesuai dengan ajaran Islam. Dalam teori percampuran, Islam mengenal akad syirkah atau musyarakah, yaitu suatu kerjasama antara dua atau lebih pihak untuk melakukan usaha dimana masing-masing pihak menyetorkan sejumlah dana, barang atau jasa. Tidak terdapat istilah atau pembedaan antara saham yang syariah dengan non syariah, tetapi, saham 2 Abdul Hamid, Pasar Modal Syariah Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, Cetakan 1, h.1 3 Abdul Hamid, Pasar Modal Syariah, h.2 3 sebagai bukti kepemilikan suatu perusahaan, dapat dibedakan menurut kegiatan usaha dan tujuan pembelian saham tersebut. Saham menjadi halal jika saham tersebut dikeluarkan oleh perusahaan yang kegiatan usahanya bergerak dibidang yang halal dan atau dalam niat pembelian saham tersebut adalah untuk investasi, bukan untuk spekulasi judi. 4 Setiap keputusan investasi selalu menyangkut dua hal, yaitu risiko dan return. Risiko mempunyai hubungan positif dan linear dengan return yang diharapkan dari suatu investasi, sehingga semakin besar return yang diharapkan, semakin besar pula risiko yang harus ditanggung oleh seorang investor. Dalam melakukan keputusan investasi khususnya pada sekuritas saham, return yang diperoleh berasal dari dua sumber, yaitu dividen dan capital gain, sedangkan risiko investasi saham tercermin pada variabilitas pendapatan return saham yang diperoleh. 5 Bagian risiko saham yang dapat dieliminasi disebut risiko yang terdiversifikasi atau risiko khusus perusahaan, atau risiko yang tidak sistematis, sedangkan risiko yang tidak dapat dieliminasi disebut risiko yang tidak terdiversifikasi, atau risiko pasar, atau risiko sistematis. 6 Risiko khusus perusahaan disebabkan oleh hal-hal seperti gugatan hukum, pemogokan, program pemasaran yang gagal, kegagalan dalam tender besar, dan kejadian-kejadian lain yang unik bagi perusahaan tertentu. Namun risiko ini dapat 4 Abdul Hamid, Pasar Modal Syariah, h.47. 5 Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Modal Syariah, h.14. 6 J. Fred Weston dan Eugene F.Brigham. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Jakarta: Penerbit Erlangga, 1989, Edisi Kesembilan, Jilid 1, h. 132.