Saham Ekuitas atau Shares

berupa bagi hasil, marjin atau berupe fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. Pendapatan yang diperoleh investor pemegang obligasi tergantung kepada prinsip yang dipergunakan, apabila berdasar kepada mudharabah atau musyarakah dengan skema bagi hasil maka akan memperoleh pendapatan dalam bentuk return dengan penggunaan term indicativeexpected return karena sifatnya yang floating tergantung pada kinerja pendapatan yang dihasilkan. Apabila menggunakan skim ijarah akan menerima pendapatan dalam bentuk margin atau fee, demikian pula pada dasar murabahah atau salam atau istishna sebagai bentuk jual beli dengan skema cost plus basis akan memberikan fixed return. Obligasi syariah yang juga dikenal dengan sukuk memiliki perbedaan pokok dengan obligasi konvensional antara lain berupa penggunaan konsep imbalan dan bagi hasil sebagai pengganti bunga, adanya suatu transaksi pendukung underlying transaction berupa sejumlah tertentu aset yang menjadi dasar penerbitan sukuk, dan adanya akad atau perjanjian antara para pihak yang disusun berdasarkan prinsip- prinsip syariah. Sejauh ini, obligasi syariah diatur dalam fatwa DSN MUI antara lain fawa DSN MUI No.32DSN-MUIIX2002 tentang obligasi syariah, No. 33DSN- MUIIX2002 tentang obligasi syariah mudharabah, No.41DSN-MUIIII2004 tentang obligasi syariah ijarah dan No. 59DSN-MUIV2007 tentang obligasi syariah mudharabah konversi. Disamping itu, pada tanggal 7 Mei 2008 disahkan UU No.19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara SBSN yang menjadi legal basis bagi penerbitan dan pengelolaan sukuk negara atau SBSN. Sukuk negara atau SBSN adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing.

c. Reksadana Syariah

Reksadana adalah suatu sarana yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal yang selanjutnya diinvestasikan dalam bentuk portofolio efek yang dikelola oleh manajer investasi. 19 Berdasarkan Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Indonesia, reksadana diartikan sebagai suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek saham, obligasi, valuta asing, deposito oleh manajer investasi. Dengan kata lain, reksadana merupakan suatu wadah berinvestasi secara kolektif untuk ditempatkan dalam portofolio berdasarkan kebijakan investasi yang ditetapkan oleh fund manager atau manajer investasi. Pengertian portofolio sendiri adalah sekumpulan sekuritas atau surat berharga atau efek atau instrumen investasi yang berada dalam satu pengelolaan. 20 Sedangkan reksadana syariah adalah reksadana yang pengelolaannya dan kebijakan investasinya mengacu pada syariat Islam. Reksadana syariah tidak akan menginvestasikan dananya pada instrumen investasi dari perusahaan yang 19 Abdul Hamid, Pasar Modal Syariah, h.78. 20 Mustafa Edwin Nasution, dkk, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007, h. 308