Beta Saham Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai

Total siko Re Sistematis Tidak siko Re Sistematis siko Re Sekuritas Jumlah siko Re Oleh karena itu, tidak semua risiko memegang saham adalah relevan, karena bagian dari risiko ini bisa didiversifikasi. Risiko terpenting dari saham adalah risiko yang tidak dapat dihindari atau risiko sistematis. Secara konseptual, hal ini diilustrasikan dalam gambar berikut: Gambar 2.1. Bagan Risiko Beta merupakan tolok ukur tingkat risiko pasar atau tingkat risiko sistematis dari suatu saham. Secara umum, jika beta suatu saham sama dengan 1, maka risikonya secara individual sama besar dengan risiko pasar. Bila beta suatu saham lebih besar dari 1, maka risiko individualnya lebih besar dibanding risiko pasar. Sebaliknya jika beta suatu saham lebih kecil dari 1, maka risikonya secara individual lebih kecil dibandingkan dengan risiko pasar. Konsep beta merupakan elemen penting dalam mengukur tingkat risiko yang terkandung dalam suatu surat berharga. 24 Saham dengan risiko rata-rata didefinisikan sebagai saham yang harganya cenderung turun naik sejalan dengan turun naiknya pasar secara umum, yang diukur dengan indeks tertentu di Indonesia yaitu IHSG. Saham seperti itu menurut definisinya, akan mempunyai beta, b, sebesar 1, yang menandakan bahwa jika harga pasar saham naik 10, harga saham tersebut juga akan naik 10, begitu halnya juga jika yang terjadi adalah penurunan. Jika  =0.5, maka naik turunnya harga saham hanya setengah dari naik turunnya harga pasar saham rata-rata, dan risikonya juga akan setengah dari risiko portofolio dengan  =1. Dipihak lain, portofolio dengan  =2, akan mempunyai tingkat kenaikan dan penurunan serta tingkat risiko dua kali rata-rata. 25 Perubahan kondisi ekonomi, politik dan sosial akan berpengaruh pada risiko investasi dibursa. Jika perubahan tersebut bersifat positif, maka akan menurunkan risiko berinvestasi di bursa, demikian juga sebaliknya. Investasi saham akan memberikan keuntungan atau return berupa capital gain dan dividen yield. Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu. nruteR total terdiri dari capital gain dan yield. 26 24 John D.Martin, dkk, Dasar-dasar Manajemen Keuangan,h.45. 25 J. Fred Weston dan Eugene F.Brigham, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, h.134-135. 26 Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi,Edisi 3, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2003, h.110. Return = Capital gain loss + Yield Atau: 1 1      t t t t t P D P P R Keterangan: t R = Return saham pada periode t t P = Harga saham sekarang periode t. 1  t P = Harga saham periode sebelumnya periode t-1 t D = Dividen kas pada periode t Capital gain loss merupakan selisih dari harga investasi sekarang dengan harga periode yang lalu, dan yield dianggap tidak diperhitungkan sehingga return total dapat dinyatakan sebagai berikut: 1 1     t t t t P P P R Sedangkan tingkat pengembalian pasar rate of market return adalah: 27 1 1     t t t mt IHSG IHSG IHSG R Keterangan: mt R = Retun pasar untuk periode t t IHSG = Indeks pasar periode t 27 Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, h.110. 1  t IHSG = Indeks pasar periode t-1 Risiko sistematis diukur dengan koefisien beta, yaitu koefisien yang menunjukkan kepekaan keuntungan suatu saham terhadap perubahan keuntungan saham-saham secara rata-rata di pasar indeks pasar. Untuk mencari beta suatu saham secara historis kita dapat membuat regresi antara keuntungan historis suatu saham sebagai variabel terikat, dan keuntungan historis indeks pasar misalnya IHSG sebagai variabel bebas. Koefisien regresi hasil perhitungan merupakan beta atau risiko sistematis. Beta sebesar 1 artinya setiap kenaikan atau penurunan keuntungan pasar rm sebasar 1 akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan keutungan saham ri sebesar 1. Dengan demikian, semakin besar beta, semakin peka keuntungan saham terhadap perubahan keuntungan pasar, dan semakin berisiko pula saham tersebut. Saham dengan beta 1 adalah saham yang memiliki risiko sama dengan rata-rata saham di pasar modal. Saham dengan beta lebih dari 1 disebut saham agresif dan saham dengan beta kurang dari 1 disebut saham defensif. 28 Mengetahui beta saham merupakan hal yang penting untuk menganalisa sekuritas tersebut. Beta suatu sekuritas menunjukkan risiko sistematis dari sekuritas tersebut yang tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi. 28 Lukas Setia Atmaja, Teori dan Praktik Manajemen Keuangan Yogyakarta: Penerbit CV. ANDI OFFSET, 2008, h. 45.

5. Tipe Investor

29 Dilihat dari kesediaannya menanggung risiko investasi, investor dapat dikategorikan menjadi 3 kelompok, yaitu 1 tipe investor yang berani mengambil risiko, yang disebut risk taker, atau risk lover, atau risk seeker; 2 tipe investor yang takut atau enggan menanggung risiko, yang disebut risk averter, atau risk aversion; 3 tipe investor yang takut tidak dan berani tidak, atau disebut risk moderate, moderate investor, atau indifference investor. Tipe investor ini hanya berani menanggung risiko yang sebanding dengan return yang akan diperolehnya. Semakin besar risiko yang akan dihadapi semakin tinggi return yang diharapkan. Semakin kecil risiko atas sesuatu saham, semakin kecil return yang diharapkan atau dikenal dengan istilah high risk high return, low risk low return. Tipe risk taker akan merasa sangat senang apabila ditawari saham yang memiliki gejolak harga yang tinggi, atau beta saham yang tinggi, dan tidak tertarik pada saham yang memiliki beta rendah. Tipe risk averter akan merasa senang ditawari saham yang memiliki beta yang rendah, karena risikonya juga rendah. Tipe moderate investor tidak hanya melihat beta saham, tetapi juga melihat return yang ditawarkan oleh saham bersangkutan. Saham yang memiliki beta saham tinggi dan return yang juga tinggi dalam jumlah sebanding sangat disenangi oleh tipe moderate investor. 29 Mohamad Samsul, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006, h.161.

6. Konsep Model Indeks Tunggal Single Index Model

Model indeks tunggal merupakan salah satu alternatif model untuk mengestimasi risiko dari suatu sekuritas. Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari satu saham berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Secara khusus dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham naik, demikian juga sebaliknya jika indeks harga saham turun, maka kebanyakan saham mengalami penurunan harga. Hal ini menunjukkan bahwa return dari sekuritas mungkin berkorelasi karena adanya reaksi umum terhadap perubahan-perubahan nilai pasar. Jika perubahan pasar bisa dinyatakan sebagai tingkat keuntungan indeks pasar, maka tingkat keuntungan suatu saham bisa dinyatakan sebagai: 30 m i i i R a R    Dalam hal ini: i a adalah bagian dari tingkat keuntungan saham i yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar. Variabel ini merupakan variabel yang acak. m R adalah tingkat keutungan indeks pasar. Variabel ini merupakan variabel yang acak. i  adalah beta, yaitu parameter yang mengukur perubahan yang diharapkan pada i R kalau terjadi perubahan pada m R . 30 Suad Husnan, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, h.103-105. Persamaan tersebut memecah tingkat keuntungan suatu saham menjadi dua bagian, yaitu yang independen dari perubahan pasar dan yang dipengaruhi oleh pasar. i  menunjukkan kepekaan tingkat keuntungan suatu saham terhadap tingkat keuntungan indeks pasar. i  sebesar 2 berarti bahwa jika terjadi kenaikan penurunan tingkat keuntungan indeks pasar sebesar 10, maka akan terjadi kenaikan penurunan i R sebesar 20. Parameter i a menunjukkan komponen tingkat keuntungan yang tidak terpengaruh oleh perubahan indeks pasar. Parameter ini bisa dipecah menjadi dua, yaitu i  alpha yang menunjukkan nilai pengharapan i a , dan i e yang menunjukkan elemen acak dari i a . Dengan demikian maka: i i i e a    Dan i e mempunyai nilai pengharapan sebesar nol. Persamaan tingkat keuntungan suatu saham sekarang bisa dinyatakan sebagai: i m i i i e R R      Persamaan tersebut merupakan persamaan regresi linier sederhana yang dihitung dengan i R sebagai variabel tergantung dan m R sebagai variabel independen. Dimana m R dan i e adalah variabel random. Karena itu cov i e , m R =0. Kemudian diasumsikan bahwa i e independen terhadaap j e untuk setiap nilai i dan j, atau secara formal bisa diyatakan bahwa E i e j e =0.