b. Debt To Equity Ratio
Debt to Equity Ratio DER merupakan ukuran rasio dari jumlah utang baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri
yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang. Investor perlu mengetahui kesehatan perusahaan melalui perbandingan antara
modal sendiri dan modal pinjaman. Jika modal sendiri lebih besar daripada modal pinjaman, maka perusahaan sehat dan tidak mudah bangkrut. Semakin rendah nilai
DER maka akan semakin aman.
Tabel 4.3 Debt to Equity Ratio Jakarta Islamic Index
Tahun 2004-2010 dalam
No. Emiten
2004 2005
2006 2007
2008 2009
2010 1.
ANTM 147.40 111.34 70.28
37.63 26.43
21.45 28.29
2. INCO
42 29
26 36
21 28
30
3.
INTP 109.86
87 59
45 33
24 17
4.
KLBF 142.85
78.07 36.07
33.1 37.52
39.24 23.45
5. PTBA
41.2 37.8
34.9 48.3
50.8 40.2
35.9
6. TLKM 153.34 139.85 138.52 115.57 137.72 122.18
97.58
7. UNVR
58.7 76.3
94.9 98
109.6 102
115
Terendah
41.2 29
26 33.1
21 21.45
17
Tertinggi
153.34 139.85 138.52 115.57 137.72 122.18 115
Rata-rata 99.336 79.909 65.667 59.086 59.439 53.867 49.603
Tabel diatas merupakan nilai DER Jakarta Islamic Index tahun 2004 sampai dengan tahun 2010. Nilai rata-rata DER yaitu antara 49.603 sampai dengan
99.336. Dimana nilai terendah terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 17 Indocement Tunggal Prakasa TbkINTP dan nilai tertinggi terjadi pada tahun 2004
yaitu sebesar 153.34 Telekomunikasi Indonesia Tbk. Pada tahun 2004 nilai rata-rata DER yaitu sebesar 99.336. Nilai DER
tertinggi pada tahun 2004 yaitu pada saham Telekomunikasi Indonesia Tbk, yaitu sebesar 153.34. Dan nilai DER terendah pada tahun 2004 yaitu pada saham
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, yaitu sebesar 41.2. Pada tahun 2005 nilai rata-rata DER yaitu sebesar 79.909. Nilai DER
tertinggi pada tahun 2005 yaitu pada saham Telekomunikasi Indonesia Tbk, yaitu sebesar 139.85. Dan nilai DER terendah pada tahun 2005 yaitu pada saham
International Nickel Indonesia Tbk, yaitu sebesar 29. Pada tahun 2006 nilai rata-rata DER yaitu sebesar 65.667. Nilai DER
tertinggi pada tahun 2006 yaitu pada saham Telekomunikasi Indonesia Tbk, yaitu sebesar 138.52. Dan nilai DER terendah pada tahun 2006 yaitu pada saham
International Nickel Indonesia Tbk, yaitu sebesar 26. Pada tahun 2007 nilai rata-rata DER yaitu sebesar 59.086. Nilai DER
tertinggi pada tahun 2007 yaitu pada saham Telekomunikasi Indonesia Tbk, yaitu sebesar 115.57. Dan nilai DER terendah pada tahun 2007 yaitu pada saham Kalbe
Farma Tbk, yaitu sebesar 33.1. Pada tahun 2008 nilai rata-rata DER yaitu sebesar 59.439. Nilai DER
tertinggi pada tahun 2008 yaitu pada saham Telekomunikasi Indonesia Tbk, yaitu
sebesar 137.72. Dan nilai DER terendah pada tahun 2008 yaitu pada saham International Nickel Indonesia Tbk, yaitu sebesar 21.
Pada tahun 2009 nilai rata-rata DER yaitu sebesar 53.867. Nilai DER tertinggi pada tahun 2009 yaitu pada saham Telekomunikasi Indonesia Tbk, yaitu
sebesar 122.18. Dan nilai DER terendah pada tahun 2009 yaitu pada saham Aneka Tambang Tbk, yaitu sebesar 21,45.
Pada tahun 2010 nilai rata-rata DER yaitu sebesar 49.603. Nilai DER tertinggi pada tahun 2010 yaitu pada saham Unilever Indonesia Tbk, yaitu sebesar
115. Dan nilai DER terendah pada tahun 2010 yaitu pada saham Indocement Tunggal Prakasa Tbk, yaitu sebesar 17.
c. Earning Per Share EPS
Earning per share suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan.
Jika laba per saham lebih tinggi, maka prospek perusahaan lebih baik, sementara jika laba per saham lebih rendah berarti kurang baik, dan laba per saham
negatif berarti tidak baik.