bagi penerbitan dan pengelolaan sukuk negara atau SBSN. Sukuk negara atau SBSN adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai
bukti atas bagian penyertaan terhadap aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing.
c. Reksadana Syariah
Reksadana adalah suatu sarana yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal yang selanjutnya diinvestasikan dalam bentuk portofolio
efek yang dikelola oleh manajer investasi.
19
Berdasarkan Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Indonesia, reksadana diartikan sebagai suatu wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek saham, obligasi, valuta asing, deposito oleh manajer investasi.
Dengan kata lain, reksadana merupakan suatu wadah berinvestasi secara kolektif untuk ditempatkan dalam portofolio berdasarkan kebijakan investasi yang ditetapkan
oleh fund manager atau manajer investasi. Pengertian portofolio sendiri adalah sekumpulan sekuritas atau surat berharga atau efek atau instrumen investasi yang
berada dalam satu pengelolaan.
20
Sedangkan reksadana syariah adalah reksadana yang pengelolaannya dan kebijakan investasinya mengacu pada syariat Islam. Reksadana syariah tidak akan
menginvestasikan dananya pada instrumen investasi dari perusahaan yang
19
Abdul Hamid, Pasar Modal Syariah, h.78.
20
Mustafa Edwin Nasution, dkk, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007, h. 308
pengelolaan atau produknya bertentangan dengan syariat Islam, misalnya pabrik minuman beralkohol, industri peternakan babi, jasa keuangan yaang melibatkan
sistem riba dalam operasionalnya serta bisnis hiburan yang berbau maksiat. Reksadana merupakan satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal,
khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki waktu dan keahlian untuk menghitung resiko atas investasi mereka. Dana yang terbatas kerap menjadi
penghalang bagi investor kecil untuk langsung masuk secara individu ke pasar modal, dalam kondisi semacam itulah kehadiran reksadana diperlukan. Reksadana
memungkinkan investor kecil berpartisipasi dalam portofolio investasi yang dikelola secara profesional.
3. Jakarta Islamic Index JII
Jakarta Islamic Index JII merupakan indeks yang dikembangkan oleh Bursa Efek Jakarta BEJ bekerja sama dengan Danareksa Investment Management. Indeks
syariah merupakan indeks berdasarkan syariah Islam. Saham-saham yang masuk dalam indeks syariah adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan
dengan syariah, seperti:
a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang
dilarang.
b. Usaha lembaga keuangan konvensional ribawi termasuk perbankan dan
asuransi konvensional.
c. Usaha yang memproduksi, mendistribusikan, serta memperdagangkan
makanan dan minuman yang tergolong haram.
d. Usaha yang memproduksi, mendistribusikan, dan atau menyediakan barang-
barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. Adapun tahapan atau seleksi untuk saham yang masuk dalam indeks syariah
antara lain:
21
a. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan kecuali termasuk 10 kapitalisasi pasar terbesar.
b. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau pada tahun
terakhir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar 90.
c. Memilih 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan urutan rata-rata
kapitalisasi pasar terbesar selama satu tahun terakhir.
d. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai
perdagangan reguler selama satu tahun terakhir. Untuk bisa masuk ke dalam Jakarta Islamic Index, saham harus memenuhi kriteria likuid atau aktif
diperdagangkan. Untuk bisa masuk ke dalam Jakarta Islamic Index JII, saham dari suatu
perusahaan harus memenuhi kriteria memiliki nilai kapitalisasi pasar besar. Kapitalisasi pasar adalah nilai dari saham yang bersangkutan yang dihitung dari hasil
perkalian antara jumlah saham yang beredar dengan harga pasar saham tersebut.
21
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Yogyakarta: Penerbit Ekonisa, Fak.Hukum UII Yogyakart, 2007, h.194-195.