1. Nilai Beta Saham
Beta saham merupakan gambaran tingkat kepekaan sensitifitas dari perubahan return saham terhadap perubahan return pasar. Ukuran risiko setiap
saham diukur dengan menggunakan beta. Koefisien beta merupakan indeks dari systematic risk risiko sistematis.
Dalam penelitian ini nilai beta dihitung dengan menggunakan pendekatan single index model, yaitu dengan meregresikan return saham dengan return pasar.
Tabel 4.1 Beta Saham
Jakarta Islamic Index Tahun 2004-2010
No. Emiten
2004 2005
2006 2007
2008 2009
2010 1.
ANTM 1.357
1.495 1.889
0.018 0.922
1.109 1.552
2. INCO
1.319 0.0265
0.694 1.580
1.224 1.790
1.616
3. INTP
3.17 1.486
1.239 0.989
1.399 0.838
0.622
4.
KLBF 1.758
2.026 0.798
0.688 0.934
0.922 0.576
5. PTBA
2.554 -0.550
0.528 1.443
1.588 1.211
1.110
6. TLKM
0.228 1.048
0.976 0.625
0.807 0.563
0.638
7. UNVR
0.101 0.458
1.118 0.584
-0.008 0.410
0.400
Terendah 0.101
-0.55 0.528
0.018 -0.008
0.41 0.4
Tertinggi
3.17 2.026
1.889 1.58
1.588 1.79
1.616
Rata-rata 1.498
0.856 1.035
0.847 0.981
0.978 0.931
Tabel diatas merupakan nilai beta saham Jakarta Islamic Index tahun 2004 sampai dengan tahun 2010. Nilai rata-rata beta saham yaitu antara 0.847 sampai
dengan 1.498. Nilai terendah terjadi pada tahun 2005 yaitu -0.55 PTBATambang
Batubara Bukit Asam Tbk dan nilai beta tertinggi terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar 3.17 INTPIndocement Tunggal Prakasa Tbk.
Pada tahun 2004 nilai rata-rata beta saham sebesar 1.498, nilai tersebut lebih besar dari satu, hal tersebut mengindikasikan bahwa pada tahun 2004, nilai indeks
saham di JII memiliki risiko yang lebih besar dari risiko pasar. Pada tahun 2004, terdapat 5 perusahaan yang nilai betanya lebih besar dari satu, dan 2 perusahaan yang
nilai betanya kurang dari satu. Nilai beta saham tertinggi pada tahun 2004 yaitu pada saham Indocement Tunggal Prakasa Tbk, yaitu sebesar 3,17. Dan nilai beta saham
terendah pada tahun 2004 yaitu pada saham Unilever Indonesia Tbk sebesar 0,101. Untuk tahun 2005 nilai rata-rata beta saham adalah 0.856, nilai tersebut lebih
kecil dari satu, hal tersebut mengindikasikan bahwa pada tahun 2005, nilai indeks saham di JII memiliki risiko yang lebih kecil dari risiko pasar. Pada tahun 2005,
terdapat 4 perusahaan yang nilai betanya lebih besar dari satu, dan terdapat 3 perusahaan yang nilai betanya kurang dari satu. Nilai beta saham tertinggi pada tahun
2005 yaitu pada saham Kalbe Farma Tbk, yaitu sebesar 2.026. Dan nilai beta saham terendah pada tahun 2005 yaitu pada saham Tambang Batubara Bukit Asam Tbk,
yaitu sebesar -0.550. Pada tahun 2006 nilai rata-rata beta saham adalah 1.035, nilai tersebut lebih
besar dari satu, hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2006, nilai indeks saham di JII memiliki risiko yang lebih besar dari risiko pasar. Terdapat 3 perusahaan yang
nilai betanya lebih besar dari satu, dan terdapat 4 perusahaan yang nilai betanya kurang dari satu. Nilai beta saham tertinggi pada tahun 2006 yaitu pada saham Aneka