Prinsip Dasar Asuransi Tinjauan Umum Tentang Asuransi 1.

dengan tujuan memperoleh santunan. Jika insurable interest itu ada, maka tidak mungkin mendapatkan keuntungan dari peristiwa tersebut. b. Utmost Good Faith Kejujuran Sempurna: bahwa kita berkewajiban memberitahukan sejelas-jelasnya dan teliti mengenai segala fakta-fakta penting yang berkaitan dengan objek yang diasuransikan, karena kontrak asuransi seharusnya dibuat berdasarkan itikad baik. Prinsip ini juga menjelaskan mengenai risiko-risiko yang dijamin maupun yang dikecualikan, segala persyaratan dan kondisi pertanggungan secara jelas serta teliti. Kewajiban untuk memberikan fakta-fakta penting tersebut berlaku: 1 Sejak perjanjian mengenai perjanjian asuransi dibicarakan sampai kontrak asuransi selesai dibuat, yaitu pada saat persetujuan kontrak tersebut. 2 Pada saat perpanjangan kontrak asuransi 3 Pada saat terjadi perubahan pada kontrak asuransi dan mengenai hal- hal yang ada kaitannya dengan perubahan-perubahan itu. c. Indemnity Indemnitas: merupakan kontrak penggantian kerugian, dimana penanggung menyediakan penggantian kerugian untuk kerugian yang nyata diderita tertanggung, dan tidak lebih besar daripada kerugian ini batas tertinggi kewajiban penanggung berdasarkan prinsip ini adalah memulihkan tertanggung pada ekonomi yang sama dengan posisinya sebelum terjadi kerugian. d. Subrogation Subrogasi: merupakan prinsip dimana ketika seorang penanggung telah membayar ganti rugi sepenuhnya kepada tertanggung dalam segala hal untuk menuntut pihak ketiga yang telah menimbulkan kerugian pada tertanggung. Hak subrogasi dibatasi sampai dengan jumlah kerugian yang dibayarkan oleh penanggung kepada pihak tertanggung. e. Contribution Kontribusi: maksud dari prinsip ini adalah, apabila penanggung telah membayar penuh ganti rugi yang menjadi hak tertanggung, maka penanggung berhak menuntut perusahaan-perusahaan lain yang terlibat suatu pertanggungan secara bersama-sama menutup asuransi harta benda milik tertanggung untuk membayar bagian kerugian masing-masing yang besarnya sebanding dengan jumlah pertanggungan yang ditutupnya. f. Proximate Cause Kausa Proksimal: prinsip ini mengandung konsep tentang arti pentingnya mencari penyebab suatu peristiwa, dengan menelusuri rangkaian peristiwa sebelumnya tanpa terputus hingga suatu musibah terjadi melalui klausa proksimal ini akan dapat diketahui apakah penyebab terjadinya musibah kecelakaan tersebut dijamin dalam kondisi polis asuransi atau tidak.

3. Teori Dasar Asuransi

Berbicara masalah asuransi, tentu saja tidak akan terlepas dari masalah penanggulangan risiko yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Sementara itu, apa yang terjadi di masa mendatang adalah suatu keadaaan dimana penuh dengan ketidakpastian uncertainty. Sehingga dalam hal ini manusia hanya bisa membuat sebuah perencanaan dengan menggunakan berbagai prediksi perkiraan tentang kejadian di masa yang akan datang, sedangkan kepastian hanya terlatak di tangan Tuhan. Teori dasar yang diterapkan oleh perusahaan-perusahaan asuransi dalam merencanakan dan memperkirakan kejadian dimasa yang akan datang, dimana teori yang dimaksud adalah Hukum Bilangan Besar the Law of Large Number. Konsep penting dari Hukum Bilangan Besar ini mengatakan bahwa, walaupun peristiwa yang timbul tampaknya tidak beraturan, namun pada hakikatnya mengikuti suatu pola. Apabila pola itu dikenali melalui observasi terhadap masa lalu, kemungkinan bahwa peristiwa tersebut akan terjadi probabilitas sebuah kejadian dapat ditentukan. Jadi menurut hukum, ini makin banyak jumlah observasi yang dilakukan oleh suatu peristiwa, maka semakin besar kemungkinan observasi tersebut menghasilkan estimasi probabilita yang benar 9 . 9 R. Gene Morton. Principles of Life and Health Insurance terjemahan: Yayasan Dharmaputera. Jakarta: 1995 Yayasan Bumiputera, h.6 Dalam menerapkan hukum ini, perusahaan asuransi mengumpulkan informasi khusus tentang sekelompok orang, agar dapat mengenali pola kerugian yang telah dialami. Sehingga dengan menggunakan informasi tersebut, perusahaan asuransi dapat memprediksi jumlah kerugian yang akan timbul pada jenis kelompok yang serupa dengan lebih akurat.

4. Unsur Operasional Perusahaan Asuransi

Unsur terpenting dalam hal operasional perusahaan asuransi adalah unsur pengendalian risiko manajemen risiko. Cara paling umum yang digunakan oleh perusahaan asuransi dalam mengendalikan risiko 10 adalah : 1. Transfer risiko risk transfer: risiko dialihkan kepada pihak lain, dimana risiko yang terjadi pada peserta asuransi dialihkan kepada pihak perusahaan asuransi dan pihak peserta membayar atas jasa tersebut. 2. Risk sharing: menanggung risiko secara bersama-sama, dimana risiko ditanggung bersama antara sesama peserta asuransi, dengan tujuan untuk saling tolong menolong. Unsur operasional perusahaan asuransi dalam sembilan divisi 11 , yaitu: a. Marketing pemasaran 10 Hasan Ali. Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam: Suatu Tinjauan Analisis Historis, Teoritis, dan Praktis. Jakarta 2004: Prenada Media, h.84 11 Kenneth Huggins, Operations of Life and Health Insurance Companies terjemahan: Yayasan Dharmaputera. Jakarta: Yayasan Bumiputera,1992