BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penggunaan produk keuangan tidak mungkin dihindari pada saat ini, baik produk keuangan yang berasal dari lembaga keuangan bank ataupun non-bank.
Keduanya menawarkan manfaat-manfaat yang menjanjikan. Selain terciptanya kemudahan dalam melakukan transaksi dan memberikan fungsi proteksi, lembaga
keuangan juga merupakan sarana investasi yang tepat serta mampu bersifat fleksibel dalam menghadapi tuntutan masyarakat. Dikatakan bersifat fleksibel
karena lembaga keuangan kini mencoba memasukkan nilai-nilai kerohanian dalam sistemnya, yaitu nilai-nilai yang dibutuhkan masyarakat dalam
menyelaraskan kehidupan dunia dan akhirat mereka. Di Indonesia, munculnya berbagai lembaga keuangan berbasis syariah kini tengah menjadi fenomena
kontemporer yang telah memberikan warna dalam perekonomian. Setelah dunia perbankan yang menerapkan prinsip syariah berkembang cukup pesat, kini giliran
industri perusahaan asuransi yang mencoba melakukan penerapan prinsip syariah dalam mekanisme operasionalnya.
Asuransi syariah di Indonesia dinilai masih baru dalam dunia perasuransian Indonesia, dimana asuransi syariah dikenal di Indonesia kurang
lebih 16 tahun yang lalu dan menjadi tren baru lima tahun belakangan. Diperkirakan permintaan atas asuransi syariah akan membantu peningkatan
1
penetrasi asuransi di Indonesia, hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya pengetahuan masyarakat atas manfaat dari produk asuransi yang ditawarkan serta
membaiknya keadaan ekonomi
1
. Fenomena yang terjadi diawali dengan berdirinya perusahaan asuransi
syariah murni, PT Asuransi Takaful Indonesia tahun 1994, kemudian asuransi berbasis syariah mulai digarap oleh beberapa perusahaan asuransi
konvensional dengan pendirian divisi syariah. Hal ini terjadi karena memang dalam perkembangannya, Asuransi Takaful mengalami pertumbuhan yang cepat
sehingga menarik minat beberapa perusahaan asuransi konvensional untuk membuka divisi syariah dan menciptakan produk-produk syar’i.
Sampai tahun 2010 sudah ada sekitar 42 lembaga asuransi syariah di Indonesia, empat diantaranya adalah perusahaan asuransi yang murni secara utuh
berdiri menerapkan prinsip syariah, sementara lainnya adalah perusahaan asuransi konvensional yang menjadikan asuransi syariah sebagai bagian dari produk dan
layanan mereka. Menurut survei dari Karim Business Consulting KBC, potensi pasar
asuransi syariah di Indonesia, setidak-tidaknya dapat digolongkan menjadi tiga kelompok potensial, yaitu:
1
Jens Reisch, Fokus Kepada Nasabah Mendorong Allianz Life Untuk Luncurkan Asuransi Syariah Bagi Masyarakat Indonesia Jakarta: Siaran Pers, 2006 diakses melalui
www.allianz.co.id , pada tanggal 26 Februari 2010.