b. Aktuaria: divisi yang melakukan studi statistik dan finansial pada
jangka panjang melalui prinsip yang diterapkan dalam Hukum Bilangan Besar.
c. Underwriting: divisi yang melakukan penafsiran dan penggolongan
tingkat risiko yang terdapat pada seorang calon tertanggung d.
Customer service: divisi yang menjaga pelanggan tetap puas dan bersikap positif terhadap perusahaan
e. Administrasi klaim: divisi yang bertanggung jawab untuk memenuhi
pembayaran uang sebagaimana yang dijanjikan oleh perusahaan dalam polis asuransi
f. Fund manager: divisi yang bertanggung jawab di bagian keuangan
perusahaan untuk menginvestasikan sejumlah besar uang yang terkumpul untuk pembayaran klaim di masa depan ditambah dana
perusahaan agar tidak ada dana menganggur g.
Administrasi: fungsi akuntansi memberikan informasi yang paling penting dalam pengelolaan bisnis. Dimana pengumpulan,
penganalisaan dan peringkasan dana keuangan dilakukan untuk membuat keputusan bisnis dan untuk melengkapi persyaratan-
persyaratan laporan keuangan. h.
Legal formal: Divisi ini mengamati kegiatan-kegiatan perusahaan dan mengevaluasi apakah perusahaan telah memenuhi tanggung jawab
hukum kepada semua pihak serta melindungi hak-hak perusahaan. i.
Sumber daya manusia : divisi yang mengatur segala sesuatu tentang pegawai dan karyawan perusahaan.
C. Asuransi Dalam Perspektif Islam
Ada beberapa kalangan Islam yang meragukan kebenaran konsep asuransi dilihat dari kacamata Islam. Menurut kalangan tersebut, asuransi dianggap
merupakan bentuk usaha yang menentang takdir qadla dan qadar, karena pada dasarnya Islam mengakui bahwa musibah, kecelakaan dan kematian
merupakan takdir Allah. Memang alasan tersebut tidak dapat disalahkan, akan tetapi Islam juga selalu melihat segala sesuatu secara universal. Berbagai
interpretasi mengenai makna ayat-ayat Al- Quran dan hadits yang bersifat konstan-absolut dapat digunakan menjadi modal utama dalam menjawab
tantangan dan perkembangan jaman yang bersifat positif relatif, termasuk menanggapi masalah asuransi ini.
Dalam surat Al Hasyr: 18, Allah memerintahkan manusia untuk membuat perencanaan dalam menghadapi masa depan. Sementara itu dalam Al Qur’an
Q.S. Yusuf :43-49 Allah menggambarkan contoh usaha manusia membentuk sistem proteksi menghadapi kemungkinan yang buruk dimasa depan. Secara
ringkas, ayat ini mengandung anjuran agar kita berusaha menjaga kelangsungan kehidupan dengan memproteksi kemungkinan terjadinya kondisi yang buruk.
Sehingga ayat tersebut dapat dijadikan sebagai dasar bahwa ber-asuransi tidak bertentangan dengan takdir, bahkan Allah menganjurkan adanya upaya-upaya
menuju kepada perencanaan masa depan dengan sistem proteksi yang dikenal dalam mekanisme asuransi.
Jadi, sistem proteksi atau asuransi dibenarkan sejauh telah memenuhi syarat- syarat lain dalam konsep muamalat secara Islami. Dalam konsep
muamalat secara Islami setidaknya ada b e b e r a p a hal yang jelas diharamkan, yaitu: adanya unsur gharar ketidak jelasan dana, unsur maisir judi gambling,
riba, zhulum penganiayaan, risywah suap, barang haram dan perbuatan maksiat
Sementara itu, Hukum Bilangan Besar yang menjadi teori dasar dari cara kerja asuransi dalam memperkirakan masa depan, merupakan aplikasi dari kaidah
fiqhiyyah, al-‘adah muhakkamah. Dimana kaidah tersebut menjelaskan bahwa kebiasaan yang telah berlalu merupakan suatu ketetapan hukum yang dapat
dijadikan landasan hukum bagi peristiwa berikutnya. Interaksi ini mengharuskan adanya persesuaian dengan nilai dasar yang ada dalam syariah Islam
12
.
12
Hasan Ali. Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam: Suatu Tinjauan Analisis Historis, Teoritis, dan Praktis. Jakarta 2004: Prenada Media.