Mekanisme Operasional Intern Perusahaan

Indonesia. Perhitungan tabarru’dilakukan setelah mengetahui hasil underwriting, khususnya pertimbangan mengenai usia, jenis kelamin, dan jumlah premi yang dibayarkan. Sehingga setiap peserta memiliki kewajiban bayar premi tabarru’ dengan jumlah yang berbeda-beda. c. Khusus untuk klaim pada tahun pertama polis, tabarru’ milik peserta dalam posisi minus karena baru dibayarkan mulai bulan ke-13. Apabila terjadi klaim dalam tahun pertama polis maka dana klaim akan dibayarkan melalui pinjaman dari PT. Asuransi Allianz Life Indonesia Cabang Syariah. Perlu diketahui, bahwa istilah “cabang syariah” setelah kalimat Allianz Life Indonesia merupakan istilah yang tertulis dalam surat perjanjian akad. Walaupun dalam kenyataannya tidak ada Allianz Life Indonesia Cabang Syariah, karena yang ada adalah produk syariah dari Allianz Life Indonesia. Mengenai hal ini juga tersirat dari penjelasan Bpk. Supriyono berikut: “…jika ada kematian diantara peserta, maka yang nanggung resiko kematian tersebut ya sesama peserta juga, yang saya bilang tadi lho mbak…tanggung renteng. Nah, kalau semisal, rekening peserta dalam keadaan minus, maka disini Allianz Life yang meminjami dana kepada rekening peserta, yang nantinya peserta mengembalikan lagi kalau ada surplus rekening peserta. Nah, manajamen konvensional sama manajemen syariah punya link dengan Allianz Life yang memberi suntikan dana tadi…” Pernyataan responden diatas telah menggambarkan secara eksplisit bahwa yang memberikan pinjaman dana adalah Allianz Life Indonesia dan bukan Allianz Life Indonesia Cabang Syariah. d. Setelah perusahaan menerima premi dari peserta, maka premi tersebut akan dialokasikan ke sejumlah investasi, dimana jenis investasi dipilih sendiri oleh peserta dan perusahaan berperan sebagai manajer investasi. Jenis-jenis investasi tersebut adalah: 1. Allisya Fixed Income: deposito syariah, reksadana pendapatan tetap syariah, dan obligasi syariah. 2. Allisya Balanced Fund Rupiah: deposito syariah, reksadana syariah, obligasi syariah, dan reksadana saham syariah. 3. Allisya Cash Fund Rupiah: deposito syariah atau reksadana syariah dan obligasi syariah dibawah satu tahun

BAB IV MEKANISME OPERASIONAL PADA ASURANSI TAKAFUL KELUARGA

DAN ASURANSI SYARIAH ALLIANZ LIFE INDONESIA

A. Sistem Operasional asuransi syariah berdasarkan akad

Dalam bab ini Mekanisme operasional yang ada dilapangan selanjutnya dianalisis kesesuaiannya dengan prinsip syariah, dimana ada enam hal penting mengenai mekanisme operasional yang menjadi pembeda antara operasional perusahaan asuransi syariah dan perusahaan asuransi konvensional. Enam hal tersebut adalah mengenai; kedudukan akad antara peserta dan perusahaan dalam transaksi, konsep pengelolaan dana dalam penetapan dana premi dan klaim, pelaksanaan manejemen risiko, prosedur dan pelaksanaan konsep bagi hasil prinsip mudharabah, pengelolaan dana investasi, serta peran Dewan Pengawas Syariah DPS dan Dewan Syariah Nasional DSN. Sub bab berikutnya merupakan analisis dari masing- masing mekanisme operasional tersebut.

1. Kedudukan akad antara peserta asuransi dan perusahaan asuransi

dalam transaksi. Fungsi dari lembaga keuangan berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai penerima amanah untuk mengelola dana- dana yang dipercayakan oleh pemilik dana. Sehingga hal ini menentukan posisi peserta asuransi dalam 82 perjanjian akad, dimana peserta asuransi merupakan pihak yang menjadi pemilik dana sepenuhnya shahibul maal, sementara perusahaan hanya sebagai fasilitator untuk menjaga dan mengelola dana mereka mudharib. Hal ini berbeda dengan perusahaan asuransi konvensional yang memposisikan peserta sebagai pembeli produk berupa polis dan perusahaan sebagai penjual, berdasarkan akad jual-beli. Polis tersebut merupakan bentuk bukti bahwa risiko telah dialihkan kepada perusahaan dengan konsekuensi peserta asuransi harus membayar sejumlah premi kepada perusahaan. Sehingga seringkali dalam proses pemasarannya, perusahaan asuransi konvensional bertumpu pada penjualan produk-produk yang dikeluarkan. Berdasarkan hal tersebut, maka proses marketing perusahaan asuransi syariah seharusnya lebih berorientasi terhadap penawaran keikutsertaan untuk saling menanggung dengan peserta lain, pada suatu peristiwa yang belum terjadi dalam jangka waktu tertentu. Jika dilihat dari proses pemasarannya, produk PT. Asuransi Takaful Keluarga, khususnya produk Takafulink, menempatkan peserta dan perusahaan dalam akad pada posisi yang tepat secara syariah. Hal ini dapat digambarkan melalui tahap- tahap marketing dan proses terbentuknya akad pada produk Takafulink. Pada saat masa pra- transaksi, ada hal penting yang harus dilakukan staf marketing kepada calon peserta asuransi, dimana marketing perusahaan diharuskan menginformasikan dan menerangkan isi syarat umum polis secara detail kepada calon peserta. Lebih lanjut lagi, bahwa