Dewan Pengawas Syariah DPS dan Dewan Syariah Nasional DSN

komisaris sebagai pengawas direksi. Jika fungsi komisaris adalah pengawas dalam kaitan dengan kinerja manajemen, maka DPS melakukan pengawasan kepada manajemen dalam kaitan dengan implementasi sistem dan produk-produk agar tetap sesuai dengan syariah Islam. DPS bertanggung jawab atas pembinaan akhlak seluruh karyawan berdasarkan sistem pembinaan keislaman yang telah diprogramkan setiap tahunnya, ikut mengawasi pelanggaran nilai-nilai Islam di lingkungan perusahaan tersebut, serta bertanggung jawab atas seleksi syariah karyawan baru yang dilaksanakan oleh sekretaris DPS. Dewan Pengawas Syariah harus membuat pernyataan secara berkala biasanya tiap tahun bahwa Lembaga Keuangan Syariah yang diawasinya telah berjalan sesuai dengan ketentuan syariah. Tugas lain Dewan Pengawas Syariah adalah meneliti dan membuat rekomendasi produk baru dari Lembaga Keuangan Syariah yang diawasinya. Dewan Pengawas Syariah bersama komisaris dan direksi bertugas untuk terus-menerus mengawal dan menjaga penerapan nilai-nilai Islam dalam setiap aktifitas yang dikerjakan Lembaga Keuangan Syariah. DPS juga bertugas untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang Lembaga Keuangan Syariah, melalui media-media yang sudah berjalan dan berlaku di masyarakat, seperti khutbah, majelis talim, pengajian- pengajian, maupun melalui dialog rutin dengan para tokoh agama dan tokoh masyarakat Untuk menyelaraskan fatwa-fatwa yang berbeda antara DPS lembaga yang satu dengan yang lainnya, maka MUI membentuk Dewan Syariah Nasional DSN yang membawahi seluruh Lembaga Keuangan Syariah. Dewan Syariah Nasional adalah Dewan yang dibentuk oleh MUI untuk menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan aktivitas lembaga keuangan syariah. DSN membantu pihak terkait, seperti Kementrian Keuangan, BI dan lain-lain dalam menyusun peraturan ketentuan untuk lembaga keuangan syariah. Anggota DSN terdiri dari para ulama, praktisi, dan para pakar dalam bidang yang terkait dengan muamalah syariah.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH

A. Sejarah Umum Perusahaan Asuransi

1. Asuransi Takaful Keluarga

PT. Asuransi Takaful Keluarga merupakan anak perusahaan dari PT Syarikat Takaful Indonesia, dimana perusahaan tersebut merupakan perusahaan asuransi yang menjadi pelopor asuransi berbasis syariah murni di Indonesia. PT. Syarikat Takaful Indonesia berdiri pada 24 februari 1994 atas inisiatif Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia ICMI melalui Yayasan Abdi Bangsa, Bank Muamalat Indonesia Tbk, PT. Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, Departemen Keuangan RI, serta beberapa pengusaha muslim Indonesia. Sementara itu PT Asuransi Takaful Keluarga sendiri didirikan pada 4 Agustus 1994 dan mulai beroperasi pada 25 Agustus 1994, dimana dalam sejarahnya PT. Asuransi Takaful Keluarga pernah meraih MUI Award 2004 sebagai Asuransi Syariah Terbaik di Indonesia. Visi dari Takaful Indonesia adalah menjadi grup asuransi terkemuka yang menawarkan jasa takaful dan keuangan syariah yang komprehensif dengan jangkauan signifikan diseluruh Indonesia menjelang tahun 2011. Sedangkan misi dari perusahaan ini adalah kami bertekad memberikan solusi dan pelayanan terbaik dalam perencanaan keuangan dan pengelolaan risiko 48 bagi umat dengan menawarkan jasa takaful dan keuangan syariah yang dikelola secara professional, adil, tulus dan amanah. Company Profile PT Asuransi Takaful Keluarga adalah sebagai berikut: Pemegang saham: • PT Syarikat Takaful Indonesia 99,94 • Koperasi Karyawan Takaful 0,06 Dewan Komisaris: • Komisaris Utama: Dato’ Mohamed Hassan Md Kamil • Komisaris Independen: H.M.U. Suwendi FSAI, FLMI, MBA • Komisaris: Muhammad Harris, SE • Komisaris: Saiful Yazan Ahmad Dewan Pengawas Syariah DPS: • Ketua : Prof. Dr. K.H. Didin Hafidhuddin • Anggota : Dr. H.M. Syafi’i Antonio, MSc Prof. Dr. Fathurrahman Djamil, MA Prof. Madya Dr. Shobri Salamon Dewan Direksi: • Direktur Utama: Ir. Agus Edi Sumanto, MM, M.Si, AAIJ, ASAI, RFA • Direktur: Nor Effuandy Pfordten