Prosedur dan pelaksanaan konsep bagi hasil prinsip mudharabah
rekening tabarru dan rekening investasi, dimana peserta asuransi menunjuk perusahaan sebagai manajer investasi-nya. Untuk itu sebagai
imbalan berdasarkan prinsip al – ujrah, peserta menyatakan kesediaaanya untuk membayar komisi kepada perusahaan sebesar 3,75 dari Premi Dasar
Sekaligus, 32,5 dari Premi Dasar Tahunan pada tahun pertama, dan atau 3 dari Premi Top Up bila dilakukan penambahan premi Top Up.
Prosentase komisi tersebut ditetapkan perusahaan berdasarkan nilai jasa yang diberikan perusahaan dalam usaha pengelolaan dana milik peserta, dan
biaya – biaya lain yang timbul akibat proses transaksi. Sama halnya dengan produk Takafulink, produk Allisya Protection
dari Allianz Life Indonesia juga menerapkan prinsip Wakalah bil Ujrah. Dalam operasional produk Allisya Protection, peserta memberikan kuasa
kepada PT. Asuransi Allianz Life Indonesia Syariah selaku wakil untuk mengelola dana, risiko dan melakukan transaksi atas nama peserta. Untuk itu
peserta bersedia membayar komisi kepada perusahaan yang dilakukan secara berkala, bersamaan dengan pembayaran premi berkala sampai tahun ke-5.
Ketentuan jumlah premi dilakukan oleh perusahaan, kemudian ditawarkan kepada calon peserta, dimana besar komisi yang ditetapkan adalah sebesar
30 dari premi dasar tahun ke-1 sampai tahun ke-2 serta sebesar 5dari premi dasar untuk tahun ke-3 sampai tahun ke-5. Sementara komisi untuk
premi tambahan premi Top Up adalah sebesar 1,5 dari premi dasar. Sama halnya dengan produk Takafulink, pada produk Allisya Protection peserta
juga tidak mempunyai pilihan selain membayar komisi yang telah ditetapkan oleh perusahaan, meskipun jumlah yang dibayarkan dinilai tidak sesuai
dengan nilai jasa yang diberikan perusahaan kepada peserta. Dari keadaan tersebut dapat dikatakan bahwa konsep mudharabah
tidak diterapkan dalam operasional kedua perusahaan., baik Asuransi Takaful Keluarga maupun pada Allianz Life Indonesia. Walaupun konsep wakalah
bil-ujrah merupakan salah satu dari prinsip transaksi berdasarkan syariah, akan tetapi jika pelaksanaannya masih mengandung unsur-unsur yang
bertentangan dengan syariah, maka hal itu tidak dibenarkan. Konsep tersebut akan sulit diterapkan dalam usaha asuransi syariah,
mengingat sulitnya menemukan titik kesepakatan antara peserta dan perusahaan mengenai nilai
jasa yang sulit diukur. Konsep wakalah bil ujrah sesuai jika diterapkan antara individu-individu dalam transaksi tertentu, dan bukan antara
individu dan perusahaan. Maka usaha asuransi syariah seharusnya menerapkan konsep mudharabah, mengingat transaksi investasi secara
kolektif antara individu dan perusahaan lebih mudah mencapai keadilan dengan jalan berbagi untung dan rugi. Sehingga adil jika peserta untung
dalam investasinya perusahaan juga mengalami kuntungan, dan sebaliknya. Berbeda dengan wakalah bil ujrah yang diterapkan oleh Asuransi Takaful
Keluarga dan Allianz Life Indonesia, dimana peserta harus membayar komisi yang ditetapkan perusahaan meskipun dalam keadaan merugi dalam
kegiatan investasinya.