Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

penetrasi asuransi di Indonesia, hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya pengetahuan masyarakat atas manfaat dari produk asuransi yang ditawarkan serta membaiknya keadaan ekonomi 1 . Fenomena yang terjadi diawali dengan berdirinya perusahaan asuransi syariah murni, PT Asuransi Takaful Indonesia tahun 1994, kemudian asuransi berbasis syariah mulai digarap oleh beberapa perusahaan asuransi konvensional dengan pendirian divisi syariah. Hal ini terjadi karena memang dalam perkembangannya, Asuransi Takaful mengalami pertumbuhan yang cepat sehingga menarik minat beberapa perusahaan asuransi konvensional untuk membuka divisi syariah dan menciptakan produk-produk syar’i. Sampai tahun 2010 sudah ada sekitar 42 lembaga asuransi syariah di Indonesia, empat diantaranya adalah perusahaan asuransi yang murni secara utuh berdiri menerapkan prinsip syariah, sementara lainnya adalah perusahaan asuransi konvensional yang menjadikan asuransi syariah sebagai bagian dari produk dan layanan mereka. Menurut survei dari Karim Business Consulting KBC, potensi pasar asuransi syariah di Indonesia, setidak-tidaknya dapat digolongkan menjadi tiga kelompok potensial, yaitu: 1 Jens Reisch, Fokus Kepada Nasabah Mendorong Allianz Life Untuk Luncurkan Asuransi Syariah Bagi Masyarakat Indonesia Jakarta: Siaran Pers, 2006 diakses melalui www.allianz.co.id , pada tanggal 26 Februari 2010. 1. Pengguna produk keuangan syariah yang menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki orientasi syariah. Jumlah pengguna seperti ini tidak terlalu besar, mengingat kesadaran terhadap produk-produk asuransi bernilai syariah masih belum signifikan. 2. Pengguna produk keuangan syariah yang melakukan perpindahan switching dari model asuransi konvensional. Mereka ini lebih menginginkan profit dan benefit daripada nilai syariahnya. Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas menengah. 3. Pengguna produk keuangan syariah yang selama ini setia pada produk asuransi konvensional dan sulit untuk berpindah ke model lain karena sudah merasa nyaman dan percaya. Satu-satunya penyebab mereka melakukan perpindahan adalah karena kualitas model asuransi syariah dianggap sama atau lebih dari model konvensional yang selama ini mereka preferensikan. Oleh karenanya baik dari sisi perusahaan maupun nasabahnya, konsep asuransi berbasis syariah yang ditawarkan perusahaan dan diminati oleh nasabahnya bukan semata-mata berorientasi pada sisi keislaman-nya saja, akan tetapi juga mempertimbangkan sisi strategi bisnis dan profit. Asuransi dalam literatur keislaman lebih banyak bernuansa sosial daripada bernuansa ekonomi atau profit oriented keuntungan bisnis. Hal ini dikarenakan oleh aspek tolong menolong menjadi dasar utama dalam menegakkan praktik asuransi dalam Islam. Maka ketika konsep asuransi syariah tersebut dikemas dalam sebuah organisasi perusahaan yang berorientasi kepada profit, akan berakibat pada penggabungan dua visi yang berbeda, yaitu visi sosial social oriented yang seharusnya menjadi landasan utama dan visi ekonomi yang menjadi landasan penunjangnya. Yang menjadi dasar pijakan utama dalam membangun kelembagaan ekonomi Islam dalam tataran riil, semacam perbankan dan asuransi adalah terpenuhinya nilai-nilai; pelarangan riba dan bunga bank, mengutamakan dan mempromosikan perdagangan dan jual-beli, keadilan, kebersamaan dan tolong menolong, serta saling mendorong untuk meningkatkan prestasi. Beberapa prinsip utama tersebut harus ada dalam sebuah lembaga keuangan syariah, khususnya prinsip bebas riba. Maka sebuah lembaga keuangan belum dikatakan syariah tatkala dalam realitanya masih memakai instrumen bunga sebagai pijakan operasionalnya 2 Seperti dikatakan sebelumnya, bahwa kini ada sekitar 42 lebih perusahaan asuransi syariah di Indonesia, dimana dalam perindustrian asuransi syariah tersebut terdiri dari perusahaan asuransi syariah yang murni dan utuh menawarkan produk- produk syar’i serta perusahaan konvensional yang mendirikan divisi syariah atau menawarkan produk syariah. Asuransi Takaful Keluarga, sebagai salah satu perusahaan asuransi yang secara murni berdiri sebagai perusahaan asuransi yang menerapkan prinsip syariah dalam sistem operasional dan pengelolaan dananya, kini bersaing dengan perusahaan- 2 Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam : Suatu Tinjauan Analisis Historis, Teorotis Dan Praktis, Jakarta, Prenada Media, 2004 perusahaan asuransi konvensional yang menawarkan produk dan layanan yang sejenis. Seperti misalnya Asuransi Allianz Life Indonesia, yang telah menawarkan produk asuransi jiwa syariah tetapi berada pada satu atap dengan produk asuransi konvensional yang mereka miliki. Indonesia merupakan negara pertama dimana Allianz Asia mulai menciptakan dan menawarkan produk- produk syariah-nya. Hal tersebut sangat menarik, mengingat Allianz adalah perusahaan asuransi konvensional yang terkemuka pada beberapa negara di dunia. Berdasarkan realita tersebut maka diperlukan sebuah kajian dan penelitian mengenai kesesuaian konsep asuransi syariah dengan praktiknya pada kedua jenis perusahaan asuransi syariah tersebut, yaitu Asuransi Takaful Keluarga sebagai perusahaan asuransi syariah murni dan Asuransi Allianz Life Indonesia sebagai perusahaan asuransi konvensional dengan produk syariah didalamnya. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis ingin mengkaji dan menganalisis tentang sejauh mana konsep syariah benar-benar diterapkan dalam tataran riil, serta membandingkan hal tersebut pada dua jenis perusahaan asuransi yang memiliki perbedaan latar belakang, melalui sebuah penelitian yang berjudul: “ ANALISIS KOMPARASI PENERAPAN PRINSIP SYARIAH TENTANG MEKANISME OPERASIONAL PADA ASURANSI TAKAFUL KELUARGA DAN ASURANSI SYARIAH ALLIANZ LIFE INDONESIA”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Asuransi syariah merupakan sebuah solusi bagi pengguna jasa keuangan yang sistemnya menekankan pada prinsip dasar keislaman prinsip tauhid, keadilan, pertimbangan faktor halal-haram, tolong menolong, saling melindungi, saling bertanggung jawab, dan saling bekerja sama. Sehingga secara teori, asuransi syariah harus menerapkan sistem dan operasional yang tidak melanggar prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam. Adapun kekhususan sistem operasional asuransi syariah secara garis besar terletak pada dua bidang, yaitu: 1. Dalam hal perjanjian akad, yang kemudian berdampak pada: a Posisi peserta asuransi sepenuhnya sebagai pemilik dana, sementara perusahaan hanya sebagai fasilitator dan pemegang amanah dalam menjaga dan mengelola dana mereka. b Penetapan biaya premi sesuai kesepakatan antara perusahaan dengan peserta asuransi, yang bebas dari keadaan yang sarat akan ketidakpastian biaya gharar serta unsur perjudian maisir. c Adanya pengendalian resiko dalam bentuk risk sharing antara sesama peserta asuransi sesuai prinsip ta’awun asas tolong – menolong, yang diimplementasikan melalui konsep tabarru’ d Adanya sistem profit and loss sharing mudharabah 2. Adanya arahan terhadap investasi dari dana yang tekumpul ke sektor- sektor investasi yang tidak bertentangan dengan Islam. 3. Adanya pemantauan Dewan Pengawas Syariah DPS dan Dewan Syariah Nasional atas kinerja operasional agar tetap berada dalam jalur syariah. Oleh karena itu agar penelitian ini lebih fokus dan terarah, maka batasan masalah ditekankan pada mekanisme operasional Asuransi Takaful Keluarga dan Asuransi Allianz Life Indonesia, dimana mekanisme operasional yang akan dianalisis terdiri dari: 1. Kedudukan akad antara peserta asuransi dan perusahaan asuransi dalam transaksi.

2. Konsep pengelolaan dana dalam penetapan dana premi dan klaim.

3. Pelaksanaan manejemen risiko

4. Prosedur dan pelaksanaan konsep bagi hasil prinsip mudharabah 5. Pengelolaan dana investasi 6. Peran Dewan Pengawas Syariah DPS dan Dewan Syariah Nasional DSN Disamping itu, perbandingan dapat dilakukan jika objek-objek yang dibandingkan memiliki kesetaraan. Dalam artian, kedua objek tersebut tidak memiliki kesenjangan yang sangat mencolok sehingga sulit diperbandingkan. Maka dari itu, penelitian inipun dibatasi pada dua produk asuransi jiwa takaful keluarga yang memiliki kesetaraan jenis, yaitu: