Mengemukakan Ketertarikan Menggunakan Biogas

Menurut Kang Aep selaku warga yang setahun belakang menggunakan biogas menuturkan banyaknya takaran kotoran sapi yang dimasukkan ke digester sebagai berikut: “1 ember kotoran sapidimasukan ke digester dalamnya kira-kira 5m³ tambahkan saja 2 ember air. Kalau tidak cair tidak dapat memproses kalau terlalu cair juga hasilnya tidak bagus”, untuk ukuran dalam digester 5m³ bisa untuk seminggu maksimal pemakaian untuk dua rumah saja”. 39 . Banyaknya hasil gas yang didapatkan ternyata berdasarkan kepada besar atau luas dari instalasi itu sendiri. Semakin besar digester semakin banyak kotoran sapi yang dimasukkan otomatis semakin banyak pula hasil gas yang dihasilkan. Di Desa Tarumajaya sendiri yang di gunakan luas jari-jari nya 1,5 Meter diputarkan menjadi 3 Meter untuk luas diameter dengan kedalaman 5m³. Penulis menyimpulkan bahwa instalasi yang digunakan di Desa Tarumajaya adalah instalasi terbaru yang praktis dan mudah. Untuk pembuatan biogas sendiri takaran 1 ember yang isinya kotoran sapi dicampur dengan air sebanyak 2 ember, cukup untuk pemenuhan gas selama satu minggu dan maksimal digunakan untuk 2 rumah. Jumlah biogas tidak tergantung dari banyaknya kotoran sapi yang dimasukan, tapi bergantung kepada ukuran digester semakin besar digester otomatis semakin banyak gas yang dihasilkan.

b. Mengikuti Jalannya Sosialisasi

Sosialisasi diartikan sebagai bentuk keikutsertaan warga dalam setiap program yang sedang berjalan, keikutsertaan terbentuk dalam bentuk perkumpulan. Penulis mengamati sosialisasi di Desa Tarumajaya dilakukan secara kekeluargaan dengan cara mendatangi rumah warga yang nantinya diberi pengarahan terkait program yang tengah berjalan. Untuk sosialisasi biogas yang sedang berjalan Bapak Aep menurutkansosialiasi tentang biogas di Desa Tarumajaya yang diberikan 39 Wawancara pribadi dengan Kang Aep, Warga Kampung Pilar Dua, September 2016, h. 83 oleh pemerintah hanya sekali selama 3 tahun biogas berjalan di Desa Tarumajaya. 40 Sejalan dengan pernyataan Bapak Aep sebagai warga yang telah menggunakan biogas dari tahun 2015, Ibu Dede pun mengaku bahwa, di Desa Tarumajaya jarang diadakan sosialisasi khusus untuk kaum ibu-ibu diberikan sosialisasi langsung dijemput hal ini dilakukan untuk menarik minat mengikuti sosialisasi ”. 41 Tak jauh berbeda dengan pendapat kedua responden diatas, pernayataan juga sama dikemukakan oleh Ibu Icha selaku warga peternak namun tidak menggunakan biogas, “Pernah diberitahu kalau ingin ikut, begitu ya. Didatengin tapi tidak dikasih tau kalau mau masang biogas, diberitahu langsung didata tapi waktu itu saya tidak kebagian jadi masuk ke gelombang dua ”. 42 Menurut Kang Uus yang bertindak sebagai aktivis lingkungan, sosialisasi biasanya diberikan oleh KLH. Orang KLH yang langsung datang ke Desa Tarumajaya bukan kami yang meminta orang KLH yang dateng. Kalau orang KLH mau ketemu warga bisa langsung datang kesini. Dalam setahun hanya sekali orang KLH yang datang. Ketika mau membuat program atau meluncurkan program. 43 Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian sosialiasasi diberikan oleh pihak KLH Kabupaten Bandung dilakukan ketika membuat atau meluncurkan program. Untuk biogas di Desa Tarumajaya sendiri, sosialiasasi diberikan setahun sekali. Yang memberikan sosialisasi adalah orang Kementerian Lingkungan Hidup sendiri yang khusus datang ke Desa Tarumajaya. Pemberian sosialisasi hanya dilakukan ketika akan membuat atau meluncurkan sebuah program Desa. 40 Wawancara pribadi dengan Kang Aep, Warga Kampung Pilar Dua, September 2016, h. 86 41 Wawancara prbadi dengan Ibu Dede, Warga Kampung Pilar Dua, September 2016, h. 86 42 Wawancara pribadi dengan Bu Icha, Warga Kampung Pilar Dua September 2016, h. 89 43 Wawancara pribadi dengan Kang Uus, aktivis lingkungan, September 2016, h. 97